7~Rindu

65 9 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman.
Yee selamat membaca, jangan lupa vote and coment.
Oke, enjoy to reading guys. Heh ngomong apaan ya?

~R~I~N~D~U~

Musuh itu lebih cerdik dari seekor kancil.

~R~I~N~D~U ~

Hari pertama setelah Dewi pergi. Rasanya kelasku begitu damai, mungkin satu sekolah juga merasa damai. Murid yang lain pun akan merasa aman untuk melakukan hal yang lain tanpa ada yang akan melarang atau sekdar mengganggu. Walaupun disini masih ada teman satu gengnya Dewi itu. Tapi tenang, mereka tak akan berani tanpa adanya Dewi dan selagi ada aku yang akan menentang mereka.

"Pagiii....!" teriakku memasuki kelas yang sepi hanya ada beberapa murid saja namun tas di bangku-bangku sudah hampir penuh.

"Pagi pahlawan kita," sapa Alan lebay merentangkan kedua tangannya mengarah padaku.

"Apaan si," ucapku berjalan santai mendekat pada Alan kemudian menerobos dari bawah tangan kanannya.

Alan menurunkan rentangan tangannya kesal karena tak mendapat respon yang baik. Kasihan tuh anak hehehe.

Walaupun aku bisa mengalahkan Dewi bukan berarti aku bisa di sebut pahlawan bukan? Aku hanya seorang Rindu yang biasa. Biasa nyebelin, biasa absurd, biasa drama dan biasa-biasa aja. Ya kan? Dan apa sih pentingnya sebuah gelar jika kita tak mampu untuk bertanggung jawab?

"Rin, lo di cariin tuh sama Bu Nani?" ucap salah satu teman sekelasku yang baru saja memasuki kelas

Aku terkejut, Ranti dan Alan pun sama terkejutnya denganku. Ada apa ini? Aku gak buat masalah lho setelah hari itu? Apa jangan-jangan ini ada sangkut pautnya sama hukuman aku? OMG! Bunda!

"Rin," tegur Ranti membuyarkan lamananku tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Lalu aku hanya memandang Ranti dan kita sama-sama mengangkat kedua bahu bersamaan. Itu berarti tak ada yang tahu ini ada apa.

Aku menyeret Ranti untuk ikut ke ruangan Bu Nani, yaitu ruangan yang selalu aku sebut ruangan terkutuk apalagi jika bukan BK. Di tengah perjalanan aku teringat akan pesan Ayah, kalau aku gak boleh masuk Bk lagi apapun yang terjadi. Tapi ini gimana?

"Ran, gimana nih, Ayah gak ngijinin gue buat masuk Bk lagi? Tapi inikan masalahnya gak jelas ada apanya?" ucapku khawatir saat berjalan menuju ruang Bk.

"Gimana ya? Gue juga bingung nih," ucap Ranti merasa tak enak. "Gimana kalau kita jangan ada yang ngasih tau ke Ayah lo, gimana?" usul Ranti sambil berhenti tepat di depan pintu ruang Bk.

Aku berpikir dengan usul Ranti, benar juga apa yang dikatakannya. Aku tidak usah memberi tahu orang tuaku agar tidak kena omel. "Tapi, kalau ortu gue nanya gimana?"

"Mereka gak akan nanya kalau gak ada api dan lo gak akan bohong juga, bereskan?" tambah Ranti meringankan pikiranku.

"Yaudah lo masuk gue tunggu di sini," usir Ranti sambil mendorongku mendekati pintu.

Rindu, Bergema Di Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang