2

5 0 0
                                    

Dua minggu sudah kami berada di Korea. Aku tak menyangka perusahan KIM akan sangan sebesar ini. Terletak di pusat gangnam Seoul, perkompleksan Elit di korea. Siapa yang tak kenal dengan nama tempat itu?

Aku menatap orang yang duduk di sampingku, dia Soobin. Bukan, dia bukan Soobin TXT. Tapi Kim Soobin dia pria yang manis dan baik. Rumor-rumor mengatakan dia sendang belajar tentang agama. Aku mendukungnya walau tak ku tunjukan langsung, itu bagus, mempercayai tuhan itu ada. Kalian tau bagai mana korea kan? Tak perlu ku bilang kalian pasti mengerti.

Soobin membawa dua cangkir ke meja kami. Dia tersenyum, ku lihat secangkir teh yang ia taru di mejaku. "Ku pikir kau suka teh dari pada kopi." Katanya.

Aku tersenyum, mendengar ia berkata seperti itu. "Tau dari mana?"

"Aku melihatmu beberapa hari ini minum teh." Jawabnya singkat, setelahnya duduk di kursi kerjanya.

"Jadi kau memperhatiakan,ku?" Tanyaku. Dia tak langsung menjawab, menyeruput kopi yang ia buat.

"Hanya tak sengaja." Balasnya, menatapku sekilas, setelahnya kembali ia berkutat dengan komputer di hadapanya.

Aku mengelengkan kepala, seolah aku heran dengan pria ini. Dia memang pria yang manis dan baik. Tapi dia lebih banyak bertindak dari pada banyak bicara. Jika kalian ingin tau, umurnya sama dengan kak Arnon, sama-sama dua puluh enam tahun.

Ngomong-ngomong, jika masi ada pertanyaan di otak kalian, bahasa apa yang kami gunakan selama seminggu ini dengan orang-orang korea. Tentu saja jawabannya bahasa korea di campur inggris-sedikit.

Apa lagi aku, Aku tak terlalu begitu fasi, kadang-kadang masi ada yang aku lupa atau tak tau dalam bahasa koreanya, jadi ku gunakan bahasa inggris biar mereka lebih mengerti. Terutama untuk nama benda dan produk korea, aku harus sangat berhati-hati.

_________________________________________

Pulang dari kerja, Talia mengajakku jalan-jalan. Gadis itu ingin sekali jalan-jalan setelah tiga belas hari ini kita full bekerja. Ternyata hidup di korea tak seindah di drama atau yang selalu di ceritakan. Negara ini negara maju, jika pepata mengatakan pekerjaan membunuh waktu. Itu sangat tepat untuk kota seperti ini, karena memang aku merasakan sendiri. Jika sudah bekerja mata kami seakan tak bisa melihat jam, hanya tau-tau sudah malam saja.

Kami berhenti di depan toko mercendais. Aku menatap logo di atasnya. Ini bukan toko mencendais biasa. Aku metap Talia heran dengan sekilas senyum di pipiku, "bagai mana kau tau tempat ini?"

"Google. Karena tempatnya juga nggak begitu jauh dari kantor, jadi aku mengatur jadwal ke sini. Aku sangat tak sabar." Jelas Talia dengan raut gemas bercampur bahagia. Jika kau penasaran biar ku beri tauh. Toko yang aku dan talia datangi ini adalah salah satu toko mercendais resmi dari agensi JYP ENTERTAINMENT. Bagi pengeman Kpop atau koreafans, seakan mustahil jika kalian tak mengenal nama agensi yang termasuk Bigthree atau sekarang telah Bigfour? Ku pikir Bighit juga telah bergambung sebagai agensi besar dan ternama di Korsel.

Buru-buru Talia menariku masuk ke dalam. Bangunan ini sangat luas dan memiliki enam lantai. Banyak orang yang datang, yang mendominasi adalah wanita. Apalagi di hari di akhir pekan seperti ini.

Kami naik ke lantai dua, di setiap lantai gedung, di isi oleh dua mercendais dari dua grup.

Mataku tertuju pada mercendais GOT7, sebuah boneka lucu yang bertulis nama Yugyeom. Aku tersenyum menatapnya. hei.. rasanya menghalu di tempat umum tak akan baik. Aku mengambil boneka itu dan memasukannya ke dalam keranjang milik Talia. Sedangkan Talia, dia baru saja mengambil mini Album solo terbaru Jihyo-Twice.  Kami naik lagi ke lantai berikutnya, lantai tiga. Ku lihat mata Talia seperti bebinar. Yang sendari tadi ia cari akhirnya ketemu, apalagi kalau bukan mercendais STRAY KIDS, dia memang tak pernah berubah walau sekarang sudah tujuh tahun semenjak Stray Kids Comeback.

Dulu, Talia sangat mengidolakan Lee Minho. Iya, Lee Minho si aktor tampan itu. Di terlalu mengila, padahal sudah berulang-ulang aku katakan umur Lee Minho terlampau jauh dangannya tapi dia tetap tak bisa. Bisa di bilang dia Fans garis depan Lee Minho saat itu. Hei, kita bicara Fakta. Ini bukan tentang betapa alaynya Talia tapi memang banyak orang di luar sana yang juga seperti Talia.

Entah sihir apa yang para idol lakukan hingga bisa membaut para Fans mereka tergila-gila. Tapi syukurnya setelah hampir setiap hari ku beri nasehat, Talia mulai berusaha melupakan Lee Minho. Di tamba saat itu aku mengenalkanya tentan para member Stray kids, yang umurnya tak begitu beda jauh dengan kami. Aku tak mempermasalahkan kehaluanya nanti. Setindaknya dia tak berhalu bersama om-om lagi. Maaf, tapi memang umur kami dan Lee Minho beda empat belas tahun.

Dan lihat, walau Talia masi pencinta Drakor dan Kpop tapi dia tak seanarkis dulu.

Aku hanya mengikuti Talia dari belakang. Wanita itu tak bisa berhenti dan diam sejenak di santu tempat. Banya yang dia beli, salah satu yang ku ingat adalah album baru, ke delapan member itu. Rasanya ganjil, sunggu. Ketika mengingat Stray kids hanya beranggotakan delapan orang.

Semenjak Enam tahun lalu, Stray kids tumbun dengan banyak cobaan. Tapi saat ini mereka sudah berdiri di ujung pendakian, mereka kini seperti GOT7 sumbaenim mereka. Menjadi grup paforit anak-anak muda terutama di Australi.

Bicara soal Stray Kids, aku jadi teringat Woojin. Aku lupa mengatakan pada Talia, bahwa Woojin, pria itu bekerja satu kantor dengan kami. Eh? Mungkin lebih tepat satu cabang perusahan yang sama memiliki cabang di Incheom.

Aku bertemu dengan pria itu saat ada rapat laporan untuk tiap cabang di daerah masing-masing. Jika kami dari Jakarta-Indonesia dan Woojin dari Ichoem-Korsel. Kami sempat bertegur sapa setengan basa-basi, apalagi kak Hana, ku dengar mereka dulu satu sekolah SMP. tapi setelahnya ku dengar kemarin dia telah kembali ke perusahan KIM yang ada di Inceom.

Biarlah, aku akan mengatakannya pada Talia lain kali.

"Astaga, apa aku sedang mimpi?" Seru Talia dengan nada tertahan. Aku yang tadi sedang memilih mercendais Itzy kini berbalik benatap Talia yang berdiri di belakang ku.

"Via, liat." Katanya sambil menunjuk segerombolan orang, kameramen dan beberapa pria yang masuk ke dalam toko mercendais ini. "Member Stray Kids!!" Tak lama suasana mulai berisik. Banya gadis yang berteriak-teriak memanggil nama para member.

"Supah, Hyunjin! Han! Bangchan! Changbin! Mereka ganteng banget!" Kata Talia yang tak bisa melepas pandangannya dari delapan member yang baru masuk itu.

Aku hanya diam. Kagum? Tentu saja! melihat Han membuat tanganku jadi dingin. Setinggih itukah mereka. Tapi aku menahan mulutku untuk tidak berteriak memangil-mangil mereka. Ku lihat Talia sudah pergi mendekat sambil memggengam hangphonenya. Ku yakin hari ini Story Instagramnya akan penuh dengan mereka.

Ngomong-ngomong Stray Kids datang ke sini mungkin untuk syuting salah satu acara di Mnet. Aku tau karena melihat dua MC pria itu.

_________________________________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TO SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang