Lupakan

675 52 0
                                    

Ehem ehem ...
DOLH update yeorobun !!!

Ingett! Vomentnya jangan lupa yaa  :))

Biar author semakin semangat lanjutin ff ini

Happy reading 💜

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara denting jarum jam menemani Hana yang masih setia duduk di ruang tengah dorm. Hana tidak sendirian, ia ditemani oleh Hoseok yang kini sedang berbaring di sofa panjang.

Jigamae telah pamit sejak satu jam yang lalu. Awalnya ia ingin menginap disini karena ia khawatir pada Jimin. Namun, Hana memastikannya bahwa ia akan mengurus Jimin. Sedangkan member lain, mereka sudah masuk ke kamar masing - masing setelah mendapat paksaan dari manager kecil mereka, siapa lagi kalau bukan Jung Hana.

"Oppa tidurlah di kamarku, kau pasti lelah seharian latihan." Ujar Hana sambil menatap Hoseok kasihan. Pasalnya Hoseok tidak bisa tidur di kamar karena Jimin mengunci pintu kamar dari dalam.

Malangnya nasib Hoseok.

"Aniyo, aku tidur disini saja. Kau saja yang tidur di kamarmu, kau juga pasti lelah seharian bekerja."

Hana menggeleng. "Aku tidak akan bisa tidur karena aku masih mencemaskan Jimin."

Hoseok tersenyum tipis setelah mendengar ucapan Hana. Ia tak menyangka bahwa Hana sebegitu khawatirnya pada teman sekamarnya itu. Rasa kantuk perlahan menggelayut di kedua mata Hoseok dan membuatnya mulai memejamkan matanya. Akan tetapi, suhu yang dingin membuat dirinya terganggu. Berkali - kali Hoseok menggosokkan kedua tangannya dengan maksud agar sedikit merasa hangat.

Beberapa saat kemudian, tubuhnya mendadak terasa hangat. Hoseok pun membuka kedua matanya untuk melihat apa yang membuat tubuhnya terasa hangat.

"A-apa yang kau lakukan ?"

"Tubuhmu menggigil jadi aku mengambil selimutku agar kau tidak kedinginan lagi." Jawab Hana sambil menutupi tubuh Hoseok dengan selimut kemudian tersenyum manis.

Jantung Hoseok seketika berdebar sangat kencang hanya karena mendapat perhatian dan melihat senyuman Hana. Tidak biasanya Hoseok merasa berdebar seperti saat ini. Ia sendiri juga tak mengerti. Ia menarik napas dalam - dalam sebagai usaha untuk menormalkan kembali detak jantungnya.

"Gomawo Hana-ssi, tapi bagaimana denganmu ? Apa kau tidak kedinginan ?"

"Tentu saja tidak." Hana lantas menunjukkan sebuah selimut berwarna pink yang berada di atas meja.

"Apa kau sungguh akan tidur disini ?" Tanya Hana memastikan.

Hoseok mengangguk. "Jimin sedang butuh waktu untuk menenangkan diri jadi aku tak ingin mengganggu dirinya."

Setelah menjawab pertanyaan Hana akhirnya Hoseok pun mencari posisi ternyaman dan perlahan - lahan memejamkan matanya. Di lain sisi, kini Hana sedang duduk manis di single sofa seraya memandangi pintu kamar Jimin.

Hana terus menerka - nerka tentang apa yang sedang Jimin alami. Pasti sebuah hal yang sulit sehingga membuat dirinya bertindak tanpa berpikir. Seketika terlintas di benak Hana tentang mantan kekasih Jimin.

Apa mungkin ini semua ada kaitannya dengan Youra ?

Hana langsung menggelengkan kepalanya berusaha membuang dugaan buruknya pada Youra. Tidak mungkin Youra yang melakukan ini.

Destiny of Life Hana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang