1.3K 133 19
                                    

♤♤♤
🔞17+🔞





































"Sekarang jam 2.43 pagi. Dari mana aja kamu?"

 Dari mana aja kamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mampus gue.

"Aku tidak menikah dengan orang bisu kan, aiko?"

Seketika gue menatap matanya ketika dia nyebut nama gue. Oh wow, gue kira dia cuma bakal nyebut nama gue pas ijab qabul pernikahan doang.

"Mas kok udah pulang? Katanya seminggu di Bengkulu?" Bodoh. Bodoh banget emang gue nanyain masalah itu. Buktinya sekarang mas wooyoung melangkahkan kaki nya mendekat ke arah gue.

"Aku tanya kamu dari mana, is.tri.ku?" Tanya mas wooyoung dengan wajah yg hanya berjarak sejengkal tangan felix, minim sekali.

"M-maaf mas." Cuma itu kalimat yg bisa ku keluarkan. Aku menunduk, hampir menangis karena ketakutan. Mas wooyoung menghantam pintu yang menjadi sandaranku.

"Kenapa diam hah?! Perempuan mana yg main sampai jam segini? Mana pulangnya sama cowo pula. Dapat apa sih kamu dari cowo tadi?!" . Ini adalah ekspresi pertama yg pernah gue liat selama jadi istrinya, marah. Mas wooyoung ngusap rambutnya dengan kasar, kemudian kembali menatap gue.

"Apa yang dia dapat dari kamu? Apa imbalan buat dia? Badan kamu? Iya? Jangan diem aja kamu!?"

Sakit. Sakit sekali. Gue mendongakkan kepala, menatap nyalang ke matanya.

"Kalau iya emangnya kenapa? Apa peduli kamu? Aku ga pernah dianggap seperti seorang istri sama kamu kan! Bahkan aku ga pernah dianggap ada sama ka —hmmph!"

Sialan. Mas wooyoung membungkan bibir ku dengan bibirnya. Sakit rasanya, aku seperti di lecehkan. Mas wooyoung terus memaksa menciumku dengan kasar, aku sudah tidak kuat memukulinya karena nafasku sudah habis.

"Kalau laki-laki lain boleh menyentuhmu, maka tidak ada larangan bagiku bila menginginkannya. Karena aku suami mu."

Aku tidak bisa berpikir untuk saat ini. Aku sudah kehabisan nafas. Belum sempat aku membalas perkataan mas wooyoung, dia sudah kembali membungkam bibirku. Kali ini tidak kalah ganas dengan yg tadi. Aku memberontak sekuat tenaga. Namun, bagaimana pun seorang perempuan melawan tetap saja lelaki yg akan menang.

Seperti saat ini, kami sudah berada di dalam kamar. Dengan posisi mas wooyoung yg siap menghantam. Suara teriakan minta ampun dan tangisan menghiasi kegiatan panas kami malam ini. Namun, sepertinya mas wooyoung sudah menulikan pendengarannya.

Husband • 𝗝𝘂𝗻𝗴 𝗪𝗼𝗼𝘆𝗼𝘂𝗻𝗴 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang