1.1K 128 9
                                    


















♤♤♤























Udara segar bisa gue hirup sepuasnya setap hari tanpa takut habis. Gue seneng banget disini. Alamnya masih asri, warganya ramah dan taat ibadah juga. Dan satu hal lagi, tidak ada mas wooyoung yg kerjaannya merusak hari-hari gue.

Saat ini gue lagi dalam perjalan ke bandara, gue mau mengecek sesuatu. Udah seminggu gue ngga buka hp selama gue disini.

"Halo? Ini siapa?"
"Halo, ma. Ini aiko."
"Aiko?! Kamu dimana nak? Wooyoung nyariin kamu kemana-mana. Pulang ya nak, ga gini cara nyelesaiin masalah."
"Emang siapa yg mau nyelesaiin masalah? Aiko kan kabur dari masalah. Ahahah."
"Aiko! Jangan bikin malu mama sama papa. Pulang kamu kalau emg kamu masih sayang mama papa!"
"Hahaha, mama sama papa takut dipermalukan tanpa mikir aiko sebenarnya bahagia apa ngga sama mas wooyoung? Dah ya ma, aiko cuma mau ngasih tau kalau aiko baik-baik aja. Assalamualaikum."

Gue langsung memutuskan panggilan. Gue membuka kartunya dan gue buang. Tenang, itu kartu baru beli jadi ga ada nomor penting disitu. Kartu gue yg asli ga gue pasang, ntar berisik.

"Kak aiko!" Gue membalikkan badan gue, mencari si pemilik suara. Oh, itu dia. Gue membalasnya dengan lambaian tangan bahagia. "Sorry ya kak tadi lama, besok-besok gue pake jet pribadi aja deh." Gue hanya memutar bola mata malas. Bosen gue mendengar kesombongannya. Yaudahlah ya.

"Minjem hp dong, mau nelpon hyunjin." Dia langsung memberikan hp nya ke gue. Sambil mengetik nomor hyunjin, gue dituntun masuk ke mobil oleh dia.

"Halo?"
"Hyunjin?"
"Ini siapa -AIKO?! WHAT THE- ANJINQ KEMANA AJA LO HAH? GUE CARIIN JUGA SAMPE KE TEMPAT SAMPAH KAGAK JUMPA JUGA. LO GAPAPA KAN?"
"Astaga tuhan. Tuli nanti gue jin. Gue gapapa, gue aman kok."
"Tapi lo dimana anjir? Ini suami lo hampir tiap malem kerumah udah kayak homo aja gue anjir."
"Hahahaha. Gue aman kok. Makasih udah nyariin gue. Jaga kesehatan jin, salam buat anak skz ya."
"HEH! LO BELUM KASIH TAU DIMANA LO SEKA-"
pip-

Gue mengembalikan hp yg gue pinjem. Setelah dia mengambil hp nya, dia terlihat mengutak-atik sesuatu disana.

"Udah gue kecohin sinyalnya, jadi ga bakal bisa ke lacak." Gue hanya mengangguk sambil mengacungkan jempol mendengarnya. "Jadi sekarang kita mau kemana nona aiko yg terhormat?" Tanya sambil memasang tatapan menggodanya yg membuatku tersenyum kembali. "Gimana kalau kita ke kuta? Pengen lihat tanah lot nya."





Belum ada setengah hari gue keliling, gue udah ngerasa lelah banget. Kepala gue pusing banget, mau pingsan rasanya.

"Kakak kenapa? Kita duduk dulu aja ya." Gue dituntun untuk duduk di salah satu kursi di restoran dekat pantai. Gue di suguhi sama minuman jahe hangat. Membuat badan gue lebih berenergi dari sebelumnya. Karena kondisi badan gue yg kurang enakan, akhirnya gue pulang. Bahkan untuk jalan ke parkiran aja gue harus digendong belakang. Otak gue pengen nolak, tapi hati bertindak lain.

"Kak, sebenarnya ada apasih? Sampai minta fasilitas penginapan di ubud segala?"





♤♤♤





Gue terbangun, rasanya seluruh badan gue remuk banget. Tetapi, ini bukan kamar tempat penginapan gue. Ada infus di tangan gue. Apa gue pingsan ya sampai di infus gue ga kerasa?

Husband • 𝗝𝘂𝗻𝗴 𝗪𝗼𝗼𝘆𝗼𝘂𝗻𝗴 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang