Rumahku adalah surgaku, ya memang demikian tapi itu dulu sebelum orangtuaku mengalami perceraian. Rumah yang biasanya ramai dengan hiruk pikuk kebisingan canda tawa antara anggota keluarga kini telah hancur, bahkan lenyap bak tanah mati. Ini semua karena satu makhluk hidup lain yang menyusup kedalam keluargaku, aku tak tau apa yang dia lakukan sampai bisa memporak-porandakan kelurgaku.
Dan sekarang untuk kesekian kali nya aku mengingatnya, dan dua anak sungai mengalir di pipiku. Ah sesak, sakit. Sungguh, ini benar-benar menyiksa.
143:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RandomBukan tentang romansa ataupun drama, tapi ini hanya ungkapan lara.