CERITA AUTHOR

59 18 2
                                    

Gue pernah merasakan frustasi, dan ingin menyerah dalam hidup gue. Yup, I almost thinking to ended my life. But then I realized it is the biggest sin if I did it. Gue yang biasanya diem entah kenapa kali itu gue ngomong ke temen gue se frustasi apa gue. Gue kira reaksi temen gue bakal ketawa, dan menganggap gue lebay or something like that, or maybe judge me as I'm the crazy person. But she didn't do that. Dia mengungkapkan pada gue semua perasaan yang dia rasain ke gue. Sesayang apa dia ke gue, dan mohon ke gue untuk jangan pergi. Gue yang merasa gak berguna sejenak tertegun. Ada yang mikir sebegini dalemnya soal gue, gue yang bahkan pernah merutuki kenapa gue harus lahir, dia berkata "thanks for being born. Klo lo ngerasa useless inget aja salah satu tujuan lo lahir untuk nemenin gue to go through the journey in this cruel world." Gue lagi-lagi tertegun. Gue bertanya-tanya apa yang udah gue lakuin buat dia sampai dia seperti ini? Gue yang saat itu benar-benar frustasi, gue pernah cerita ke salah satu temen gue yang gue kira deket dan bisa membantu gue, tapi reaksinya hanya memandang gue gila. Dia benar-benar berbeda. Shes literally help me to go out from darkness.

Gue masih berpikir kenapa dia sebaik itu sama gue. Sampai akhirnya dia bilang "Lo baik banget, gatau lagi gue gimana pas preparation ujian kalo gaada lo. Lo bikin gue nyaman di kelas yang menurut gue asing." Gue lagi-lagi tertegun. Hal yang menurut gue kecil, ternyata berpengaruh sebesar itu untuk orang lain. Whatever happened, I always keep my smile. Thats what I did to her. Hal sekecil senyuman bisa memberi arti yang lebih untuk orang lain. Im lucky to have her.

JEKYLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang