1. Pertemuan dan Awal Perkenalan

328 14 0
                                    

Suasana Rumah Sakit St. Anna begitu nyaman dan amat sejuk di pagi hari. Inilah yang membuat masyarakat di kota Kendari, Sulawesi Tenggara begitu betah dan senang berobat ke Rumah Sakit St.Anna.Belum lagi senyuman dokter dan perawatnya yang manis-manis. Akan tetapi ada satu hal lagi yang membuat Rumah Sakit ini begitu mempesona di mata dan hati masyarakat yakni pelayanannya yang cepat. Aku cepat-cepat meletakkan tasku karena sebentar lagi briefing pagi di aula Rumah Sakit akan segera dimulai. Ya sebelum kami memulai aktivitas kami, selalu diawali dengan briefing. Di mana dalam briefing itu di buka dengan Do'a pagi. Atasan kami seorang Pastor yang juga berprofesi sebagai seorang dokter dan menurut cerita yang kudengar katanya beliau juga mantan tentara pada zaman Perang Dunia II. Beliau seorang yang berkebangsaan Belanda. Namanya Pastor dr.Clemens. Dan di briefing kami pasti selalu diberi wejangan yang tentunya positif dan menambah semangat kami untuk melayani pasien.
Dua puluh lima menit berlalu, akhirnya briefing pagi selesai.Akhirnya aku dan pegawai lainnya berpisah di pintu depan aula menuju ruangan tugas kami masing-masing.
Sebelum mulai bekerja kami mengadakan overan dulu dari perawat jaga malam ke perawat jaga pagi.
"Ayo kita overannya di dekat pasien saja ya Wel..biar lebih akrab dengan pasiennya."kata Suzan yang bertugas sebagai ketua tim.
"Ayo...siapa takut,haha....."kataku sambil berjalan menuju tempat tidur yang dekat dengan pintu ruang ICU.
"Oh ya...ini Tn.Pierre Andries Tendean, Komandan Korem yang baru. Permisi Tn.Pierre, perkenalkan ini Sr.Welya Tomo yang akan merawat Anda selama beberapa jam ke depan."Demikianlah rekanku Sr.Suzan menjelaskan kepada pasien Pierre.
"Siap....."kata pasien Pierre dengan penuh semangat.
Dan akhirnya kami melanjutkan overan dari bed yang satu ke bed yang lain dan tepat pukul 08.00 WITA overan dinas pun telah selesai dilakukan. Aku pun kembali ke meja untuk membuat pendokumentasian asuhan keperawatan. Aku dan teman sejawatku mulai membagi tugas. Kebetulan kami bertiga jaga hari ini. Dan di antara kami ada yang mengambil bagian membersihkan ruangan, ada yang bertugas mengambil sediaan obat di apotik selama satu shift dan ada pula yang mempersiapkan air mandi untuk pasien. Dan pasien yang akan kami rawat hari ini berjumlah lima orang.Entahlah jika jam-jam berikutnya bakalan ada lagi pasien baru. Sebagai perawat yang dipercayakan di ruang Intensif Care kami harus selalu siaga untuk segala kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi pada pasien-pasien kami. Itu sudah resiko besar yang harus kami emban sebagai seorang perawat.

"Permisi Pak Pierre....sudah sarapan?"aku bertanya kepada pasien yang bernama Pierre sambil memeriksa kom makanannya. Untuk memastikan apakah pasiennya benar-benar sudah makan.
"Sudah suster..."jawabnya.

"Kalau begitu silahkan obatnya diminum ya..."aku menyodorkan sebutir obat kepada Pierre sambil menyerahkan segelas air putih hangat untuknya dan segera diminumnya obat tersebut.

Setelah memastikan obatnya di minum aku segera beranjak dari tempat tidur Pierre hendak menuju ke pasien yang lain.

"Suster........"Pierre tiba-tiba memanggilku kembali.

"Iya Pak.....ada lagi yang bisa saya bantu?"kataku seraya menoleh ke arah Pierre.

Dan sambil tersenyum, Pierre berkata"Oooh tidak....aku hanya ingin mengucapkan terimakasih."

"Okey Pak Pierre..sama-sama."Jawabku sambil tersenyum pula.

Aku kemudian mendatangi pasien-pasien yang lain untuk menanyakan kondisi mereka dan apa yang menjadi kendala mereka saat menjalani masa perawatan di ruang ICU secara khusus dan di Rumah Sakit Santa Anna pada umumnya.

Welya melepaskan lelahnya sejenak setelah melakukan pekerjaannya. Welya dan rekan dinasnya menikmati makn siangnya di sebuah ruang yang hanya dipisahkan gorden dengan ruang rawat pasien.

Tiba-tiba terdengar  suara tawa yang lumayan rame.Welya dan teman sejawatnya kaget dengan suara tertawa yang lumayan keras dan bisa saja mengganggu jam istrahat siang pasien yang lain. Welya segera mencari siapa pemilik suara tertawa tersebut. Dan....sepertinya dari arah tempat tidur Pierre. Welya segera menuju tempat tidur Pierre yang sampirannya agak tertutup.

Saat Cinta Kembali BersemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang