1.3K 164 22
                                    



















"Loh, aiko? Masih ikutan nih? Ga di marahin suami?"

Itu kak changbin, orang yang memperlakukan gue kayak adik kandungnya. "Emangnya suami dia peduli? AHAHAHAHA-aw sakit!" Siapa lagi itu kalau bukan hyunjin, si bawel tapi gue sayang, gimana dong? "Jangan diambil hati ai omongannya si memble. Emang suka kelewatan kalau ngomong, bibirnya aja kelewatan tuh." Kalau yg ini namanya felix, badannya kecil tapi suaranya laki banget, suka merinding gue kalau dia lagi ngomong.

Gue ga peduliin mereka. Karena gue sibuk merogoh kocek jaket gue. Nah dapet barangnya. Baru aja gue mau hidupin, mancis gue udah berpindah tangan ke kak changbin. "Ini ga baik, ai. Apalagi sekarang lo bakal jadi ibu." Seketika suasana langsung hening. Sembilan pasang mata menatap ke arah gue. Gue mengambil paksa mancis tadi, gue hidupin rokok. "Gue mau jadi janda aja."

Tak

"Sembarangan anjing kalau ngomong!" Gue hanya menatap malas ke arah hyunjin, kepala gue jadi sakit karena di geplak dia. Tll emg si memble.

"Mana orangnya?" Tanya gue sambil menyesap rokok. "Itu tuh orangnya yang lagi makan es krim."

Dari tampangnya sih oke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari tampangnya sih oke. Tapi ngapain ni orang ngajakin gue duel? Orang yg lagi gue liatin ternyata ngeliatin gue balik.

 Tapi ngapain ni orang ngajakin gue duel? Orang yg lagi gue liatin ternyata ngeliatin gue balik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, jin. Beneran dia ngajakin gue duel?" Tanya gue berusaha melepas eye contact dengan cowo itu. "Iya aiko. Kenapa sih emangnya? Lo takut?" Tanya hyunjin sambil menunjukan ekspresi yang -gangertidehgue. Gue hanya mengepulkan asap rokok gue di depan muka hyunjin sampai di batuk. Hyunjin bangun dari duduknya, berjalan menghampiri cowo itu. Keliatan mereka lagi ngobrol dan sedikit tertawa. Kok gue kesel ya ngelihat cara cowo itu tertawa¿

Sekarang gue sedang menjadi pusat perhatian. Gue ga sendiri sih, ada guanlin -cowo yg makan es krim tadi- sama gue sekarang. Kami sudah siap dengan motor masing-masing. Berlomba untuk menjadi pemenang.

Flashback on.
Hyunjin kembali ke arah gue, dengan cowo itu juga. Cowo itu ngulurin tangan di depan wajah gue.

"Gue guanlin, ngajakin lo duel." Gue menarik rokok gue dari mulut, dan menegakkan posisi duduk gue.

"Dapat apa gue kalau menang?" Tanya gue sambil mengepulkan asap rokok ke arah dia.

"Gue bakal nurutin segala permintaan lo, sebulan."
"Kalau gue kalah?"
"Motor lo buat gue dan..."
"Dan?"

Guanlin mendekatkan kepalanya ke arah telinga gue.
"Dan lo harus jadi cewe gue malam ini." Dia memundurkan kepala nya. "Gimana?"

Gue berdiri. Mengulurkan tangan ke arah dia. "Gue aiko, gue terima tawaran lo."

Flashbak off.

Kalau dipikir-pikir, kenapa ni bocah mau ya ngajakin gue duel? Dan konsekuensi gue juga ga berat, itu hal wajar di dunia perjudian ini.

1... 2... Mulai!!!

Gue mengeluarkan skill terbaik gue. Bisa kacau kalau gue kalah dari bocah. Sudah 2 putaran gue lewatin dan kami seri. Putaran terakhir menentukan pemenangnya.

Broomm...

Gue sampai di garis finish, dan bersamaan dengan guanlin. Kami seri, tidak ada yang menang atau pun kalah.

"Kalian seri, jadi gimana?" Daniel, anggota geng nya guanlin angkat bicara. "Gue rasa kita harus dapet apa yg udah kita taruhin." Semua mata menatap ke arah gue kaget. Bukannya mereka ga tau apa yg jadi barang taruhan disini. "Heh sinting lo? Motor lu anjir." Felix melotot ke arah gue. "Gue setuju." Itu guanlin, dia senyum ke arah gue. "Yaudah yg penting keputusannya ga berat sebelah aja ini." Itu bangchan, menengahi keributan.

Sekarang gue lagi di depan 7eleven lagi makan mie cup bareng guanlin. Sesuai kesepakatan yg gue buat dan dia setujui tadi, kita dapat apa yg kita mau.

"Sebenarnya ada apa sampai lo ngajakin gue duel?" Kata gue mencoba membuka percakapan. "Gue penasaran aja sama lo, gue sering banget denger nama lo disebut geng sana sini. Kalau untuk taruhan tadi sih gua udah nebak kalau kita bakalan seri dan gue pikir kita ga bakal dapat apa apa, tapi ternyata lu punya pemikiran lain." Kata dia sambil senyum ke arah gue. Gue cuma ketawa ngeliat ekspresi dia. "Lo tau kan kalau gue lebih tua 3 tahun dari lu?" Tanya gue sambil melanjutkan makan mie. Terlihat dari ekspresinya, guanlin terkejut banget. "Seriusan lo?! Astaga harusnya gue manggil lu kak dari awal kan ya." Jelasnya dengan tertawa dia akhir kalimatnya. Dan kami menghabiskan waktu di depan 7eleven dengan saling berbagi cerita.

Gue sampai di depan rumah, dengan di antar guanlin tentunya. "Makasih ya kak." Katanya sambil tersenyum menatap gue. "Iya sama sama, btw jgn lupa lu harus ngabulin ke inginan gue selama sebulan ya." Balas gue yg membuat dia tertawa. Setelah nya guanlin pulang, dan gue masuk ke dalam rumah.







Aku melangkahkan kaki dengan malas ke arah pintu, membuka kunci lalu menguncinya kembali. Baru saja puter badan, aku melihat seseorang. Dia menatapku dengan –tatapanygakutidakmengerti.













"Sekarang jam 2.43 pagi. Dari mana aja kamu?"

Mampus gue.








TBC

Husband • 𝗝𝘂𝗻𝗴 𝗪𝗼𝗼𝘆𝗼𝘂𝗻𝗴 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang