Hari itu pertengahan musim gugur, ketika deret pohon di Technical University of Munich mulai meranggaskan daunnya. Tepat di angka 16 lembar kesepuluh dari kalender duduk di sudut meja Profesor Eginhardt Köhler ketika ketukan sebanyak tiga kali dari arah pintu menginterupsi percakapan, menghadirkan wanita setengah tua bertubuh gempal yang melangkah masuk dengan nampan hitam berisi cangkir teh. Juga pria bertubuh jangkung dengan paras Asia yang mengganggu sistem kerja jantung di waktu 3 detik saat netra kami bersua.
Rambut sehitam jelaga, alis tebal, mata tajam yang meneduhkan, juga bibir mungil, hidung proporsional dan rahang tegas, menjadi gambaran sempurna atas definisi tampan dalam kamus seorang Han Jisoo yang tak pernah bertahan lama dengan satu pria dalam sebuah hubungan.
Dan hari itu, ketika ujung jemari kami saling bersentuhan, melebur dalam jabat tangan usai Profesor Eginhardt memperkenalkannya sebagai salah satu peneliti yang akan bergabung dalam tim riset TUM School of Medicine, menjadi awal dari kubangan setan yang membelengguku. Menjerumuskanku pada sebuah zona terlarang yang semestinya tak aku langgar demi memperjuangkan rasa ajaib bernama 'cinta'.
Seharusnya hari itu aku bertahan pada gengsi bukan justru menyerah. Harusnya aku berlari bukan terpaku. Harusnya aku melangkah mundur ketika ia mengundangku untuk menghambur dalam dekap hangatnya yang berubah menjadi candu sejak detik itu. Dan harusnya, takdir tak usah mempertemukanku dengan pria itu; Oh Sehun. Pria berparas dewa yang menawan seluruh jiwa dan ragaku.
Bersama rona kuning kecokelatan dari dedaunan yang menghadirkan magis bagiku di tanah Bavaria, inilah awal mula kisah kami. Kisah tentang sebuah zona yang tak sepantasnya kalian tiru. Zona yang menjadi bukti bahwa cinta itu buta.
Hai, aku bawa cerita baru.
Sambil nungguin nasibnya lapak sebelah, Prohibitus hadir menemani kalian. Semoga kalian suka dengan cerita kali ini.
Kalian bisa follow IG : retno.ara untuk tau lebih lanjut mengenai cerita di lapak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prohibitus
Fanfic-Ketika semesta hadirkan kau sebagai kesalahan- Saat cinta diatas segalanya, logika dan norma tak ubahnya pajangan semata. Han Jisoo membuktikan itu. Kisahnya bersama Oh Sehun merenggut kewarasan hingga ia tak lagi mengenal kata menyerah. Meski dun...