CHAPTER 15

94 13 4
                                    

          Sebulan setelah kejadian email tersebut, Lila tidak mendapatkan pesan apapun lagi. Lila masih terus mencari tahu siapa pengirimnya namun belum juga mendapatkan informasi apapun. Selama itu pula Lila mengalami insomnia. Ia juga jadi sering bermimpi buruk. Banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya dan tidak mendapatkan jawaban. Ia merasakan banyak hal aneh yang terjadi saat berada di pulau terpencil tersebut. Hal-hal yang sangat sulit untuk dijelaskan. Ia merasa seperti sedang diawasi oleh seseorang yang tidak terlihat. Belum lagi ia yang kehilangan ponselnya dan terpaksa harus mengurus kartu SIM yang hilang agar mendapatkan kartu baru dengan nomor yang masih sama.

          Lila memijit pelan pelipisnya  mencoba menghilangkan sakit yang bercokol di kepalanya. Ia menekan tombol extention dan menyuruh salah satu pegawainya untuk masuk kedalam ruangan. Tidak menunggu waktu lama, Maya tampak memasuki ruang kerjanya. “Permisi Bu, ibu manggil saya?” tanya Maya.

          “Maya, duduk dulu, ada yang mau saya bicarakan,” Lila mempersilahkan Maya untuk duduk di kursi yang berada di hadapannya, tepat di depan meja kerjanya. Mereka duduk berhadap-hadapan.

          “Mengenai alamat email yang saya berikan minggu lalu, apa kau sudah mendapatkan sesuatu?” Tanya Lila tanpa basa-basi. Ia sudah tidak mampu menahan semua rasa penasarannya. Satu-satunya orang yang dapat ia andalkan dan ia percayai saat ini adalah Maya. Ia yakin dengan kemampuan Maya. Gadis itu telah berhasil meyelesaikan tugas-tugas yang terbilang berat dan unik dari Lila. Bukan berarti Lila tidak berusaha mencarinya sendiri dan hanya melempar tugas tersebut kepada Maya. Lila sendiri sudah coba mencarinya melalui fitur pencarian berbasis web dan mesin pencari namun hasilnya tetap nihil. Akan lebih baik jika ia meminta bantuan kepada pihak yang memang lebih ahli.

          “Belum ibu, saya sudah mengekstrak informasi header email tersebut dan memasukkan ke dalam salah satu situs pecarian, namun belum menemukan alamat IP komputer yang digunakan untuk mengirim email tersebut. Saya masih terus mengusahakannya.” Maya mencoba menerangkan.

          Lila menghela napas berat dan kembali memijit keningnya. Maya yang memperhatikan perubahan sikap pada atasannya tersebut sontak bertanya “Sebenarnya kalau boleh saya tahu apa isi email tersebut Bu?” Maya memang tidak mengetahui isi email tersebut, Lila hanya meneruskan alamat email kepada Maya tanpa lampiran dari email dan memintanya untuk mencari lokasi pengiriman email tersebut.

          Lila menatap pegawainya dengan wajah yang sangat lelah sambil tersenyum miris sebelum akhirnya menjawab, “Sesuatu yang seharusnya tidak diketahui oleh orang lain.”

          Maya terdiam sejenak menatap Lila, sebelum akhirnya mengangguk paham “Saya akan lebih berusaha untuk mendapatkan informasi yang ibu minta.”

          Lila kembali tersenyum menatap Maya, kali ini dengan senyum hangat yang ramah. Inilah yang membuat Lila memilih Maya untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan sulit. Maya tidak hanya dapat diandalkan, ia juga selalu berusaha mencari cara untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Maya mungkin memiliki rasa penasaran yang tinggi, namun ia tidak akan bertanya lebih lanjut jika atasannya tidak berniat memberikan penjelasan lebih. “Terimakasih Maya,” ucap Lila.

          Maya kembali mengangguk sambil tersenyum “Kalau begitu saya permisi dulu Bu,” jawab Maya. Ia lalu berjalan keluar dari ruangan Lila.
Lila menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerjanya sambil menghela nafas kasar. Jika ia bisa menemukan siapa pengirim email tersebut, mungkin ia bisa tahu siapa pengendara yang mengakibatkan kecelakaan pada mobil yang ia dan orangtuanya tumpangi saat itu. Lila juga sangat penasaran sebenarnya apa motif si pengirim email tersebut?

La Douler Exquise (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang