Chapter 24

4.2K 192 37
                                    

"Percayalah bahwa takdir Allah pastilah yang terbaik untukmu, dan untukku juga"

"Percayalah bahwa takdir Allah pastilah yang terbaik untukmu, dan untukku juga"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Autor pov on

Satu bulan berlalu..

"Aku ingin bertemu Ara Ram, jangan halangi aku!" bentak Raskal sudah kehilangan kesabaran.

Setelah mendengar kabar Ara koma dari Rudi, tanpa membuang waktu ia langsung terbang ke singapur tanpa mempedulikan istrinya yang sedang membutuhkan dukungan moral darinya.

"Pergi  brengsek, mau apa kau kesini? Mau bikin adik ku mati ha!" bentak Rama tak kalah kuat.

"Sudahlah Ras, apa kamu tidak cukup menyakiti Ara. Ara terbaring koma itu juga gara-gara kamu." ujar Kinar dengan nada sinis.

Raskal mengusap wajahnya kasar, "Aku tahu, aku salah. Tapi aku mencintai Ara, biarkan aku menemui Ara. Aku mohon jangan halangi jalan ku."

"Jangan harap kau bisa bertemu Ara Ras. Aku tidak akan membiarkan mu menyentuh sedikit pun adik ku setelah apa yang telah kau lakuakan." ujar Rama penuh penekanan.

"Rama! Kau hanya kakak angkatnya, kau tidak berhak!" bentak Raskal Emosi.

Bught

Raskal tersungkur di lantai karena pukulan Rama, Kinar yang di samping suaminya segera menarik Rama. Kalau saja ini bukan rumah sakit maka ia akan membiarkan suaminya menghajar Raskal sampai ia puas.

"Cukup mas, ingat ini rumah skait. Dan Kau Ras, kau tidak berhak berbicara seperti itu. Walaupun Rama hanya kakak angkat Ara tapi mantan istrimu itu sah tanggung jawab Rama. Sekarang pergilah jangan buat keributan disini.., kalau tujuan mu mengajak Ara rujuk maka cepat-cepat kau kubur keinginan mu itu."

Raskal bangkit dari jatuhnya menatap sengit Rama dan Kinar, "Sebanyak apapun kalian melarang aku menemui Ara, aku tak akan pernah menyerah. Aku akan membawa pulang Ara bersama ku." kekeh Raskal.

Rama sangat geram dengan sifat egois Raskal, tanganya mengepal dan sedetik kemudian kepalannya mendarat di rahang Raskal.

Bught

"Assshh.. " rintih Raskal memegangi sudut bibirnya yang berdarah.

Dengan cepat Raskal membalas Rama.

Bught

Pukulan mendarat di rahang kanan Rama.

"Cukup!" bentak Kinar. "Sekarang pergi kau Ras, berhentilah bersikap egois." Usir Kinar dengan wajah memerah menahan amarah. Ia mendorong Raskal menjauh dari suaminya.

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang