pt. 47 : Curhat dengan orang asing

983 129 26
                                    

Happy 1 K Vote!!!!

Aku senang sekali!!!

Akhirnya Votingan nya mencapai 1 K!

Okelah. Happy Reading semua!!!

******************************

Bella sedang duduk di bangku panjang taman kota. Kakinya diangkat. Dia memeluk lututnya sendiri.

Sambil menangis.

Dunia ini begitu kejam. Bukan. Manusianya yang kejam. Dunia hanyalah sebuah saksi bisu atas semua perbuatan manusia.

Air mata Bella terus mengalir. Dia tidak bisa berhenti menangis. Saat ini dia sedang rindu pada Yeonjun. Karena setiap dia menangis, Yeonjun lah yang selalu menenangkannya.

Bella terisak. Lumayan lama dia menangis. Sampai akhirnya, ada sebuah bola kecil berwarna merah mengenai kepalanya.

Bola itu pun memantul dan jatuh kebawah. Tepat dibawah bangkunya. Bella mengusap air matanya dan menurunkan kedua kakinya.

Gadis itu mengambil bola merah tersebut. Dia memperhatikan bola itu.

"Eum, maaf. Itu bolaku."

Sebuah suara anak kecil membuatnya menatap kearah suara itu.

"Ini milikmu?" Tanya Bella dengan suara khas orang habis menangis.

Anak itu mengangguk. Bella pun memberikan bolanya. Dan sedikit senyum kecil.

"Kakak habis menangis ya?" Tanya anak itu.

Usianya kisaran 10 tahun. Dan dia laki-laki.

Bella hanya menatap anak itu. Tanpa menjawab pertanyaannya pun, Bella yakin anak kecil itu pasti sudah tahu.

"Boleh aku duduk disini bersamamu?"

Bella mengangguk sebagai jawabannya. Anak kecil itu pun mendudukkan dirinya di bangku samping Bella duduk.

Setelahnya, hanya ada keheningan yang menyapa. Baik Bella maupun anak itu, belum ada yang membuka suara.

Bella menghela nafas, "Kau duduk disini bukan berniat untuk menghiburku?"

Anak laki-laki itu menyengir, "Hehehe. Aku tidak tahu topik apa yang tepat untuk menghibur kakak."

Bella tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala.

"Yang penting kakak tidak sendirian." Ucap anak itu.

"Oh iya, ngomong-ngomong namaku Cho Jiwoo. Nama kakak siapa?" Tanya anak itu yang namanya adalah Jiwoo.

"Choi Bella."

"Uwah! Namanya bagus!" Puji Jiwoo.

Bella tersenyum, "Terima kasih."

"Sama-sama."

"Kakak tidak mau cerita masalah kakak? Ibuku bilang, jika ada masalah, ceritakan saja. Jangan dipendam dihati." Ucap Jiwoo.

"Rasanya sangat menyakitkan ketika kita sedang tersenyum daripada ketika kita sedang menangis." Lanjutnya.

"Tersenyum tidak akan melegakan segala kegundahan hati. Menangis juga tidak akan merubah apapun. Apalagi emosi, tidak akan bisa memperbaiki masalah."

Bella salut dengan nasihat Jiwoo. Masih kecil sudah bisa bersosialisasi dan pandai berbicara.

"Aku tidak punya teman untuk diajak curhat." Ucap Bella menatap rerumputan dibawahnya.

S(He) is Psycopath - Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang