DELAPAN

285 44 16
                                    

selamat membaca...
.
.
.
.
.
.
.
.
Kasih....
Malamku hening.
Memekat peluh rindu bersinar temaram.
Awan ku menggulung langit tanpa senyum.

Kubuka....
Pelita kasih bersinar purnama terang.
Menatap bias cahaya cinta dalam malam.
Terucap sumpah asmara semilir dalam genggam.

Dalam pelita....
Kutemukan diriku dalam " Mu ".
Kau saksikan Dirimu dalam " Ku ".

Netra mu berucap pandang 'ku'.
Lidah ku Melantun nama 'mu'.
Langkah mu ber jejak tapak 'ku'.
Hati ku ber relung kasih 'mu'

Hanya angin,
Penghantar salam cinta lewat bisik kasih bersatu.

( Phiravich to Rathavit ).
💙💚💙💚💙💚💙💚💙💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.

Angin mengulang masa bisiknya dengan alunan nada. Tak ada suara hanya sebuah bisikan di dada.

Ia bisikkan kalimat apapun yang mewakili seluruh perasan hati mereka yang gundah, atau bahkan bahagia.

Sebuah pena hijau tergores dalam selembar kertas putih dalam satu catatan kecilnya. Sebuah diary keseharian yang mewakili seluruh perasaan dikalbu.

Tempat bercurah yang. Tempat mengadu. Dan tempat berkawan dalam urusan curahan hati.

Jari cantiknya ia goreskan rangkaian kata demi kata. Bait demi bait ia tulis.

Angin menemani hati dan penanya dalam bercurah. Ia juga terkadang berbisik tuk menuliskan sebuah sajak.

Jemari cantik Plan Rathavit menyusuri baris demi baris. Bibir ranumnya terus menyunggingkan sebuah senyum simpul.

Dalam kata hati ia tuliskan sebuah sajak cinta.

" Kepakkan sayap cantik indahmu "
" Timbulkan angin mesra bernada cinta "
" Semburat sinar anggunmu menatap ufuk senja "
" Cintamu nafas dalam nadiku "
" Senyum mu embun nyaman dalam kasih "
" Genggam mu tali erat penghubung cinta "
" Tak ada nama dalam dunia "
" Hanya Bait Kasihmu sebagai nama cinta "

Tepat diahir sajak yang ia tulis, hati plan berasa ambigu. Untuk siapa sebenarnya ia menorehkan sajak cinta seperti itu.

Ah. Hanya alam khayal plan saja. Lagipula siapa tambatan hati plan saat ini. Hiraukan saja. Batin plan berucap dalam hati. Namun ucapn itu sedikit ada yang mengganjal. Entah apa itu plan tak tahu.

Angin sore membelai pipi cantiknya. Seolah ia menyapa dalam kesendirian plan.

Mengapa sore ini selalu angin yang plan rasakan. Sebab angin adalah penyejuk hati. Angin ucapan rindu dalam samar. Dan angin adalah salam cinta lewat bisik semilirnya.

AGAPE ( MEANPLAN STORY  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang