***

19 1 0
                                    


Di Sekolah

07.15 WIB

Bel masuk kelas sudah berbunyi, Caca segera berlari mengejar pintu gerbang yang akan di tutup oleh Pak Tikno dan beruntungnya Caca berhasil masuk ketika gerbang sudah setengahnya ditutup.

Caca terus berlari menuju ruang kelasnya yang berada di lantai dua gedung sekolahnya itu dan tiba-tiba ada tangan yang menarik tangan Caca sehingga Caca berlari lebih kencang menaiki tangga ketika Caca sadar ternyata tangan itu milik Erlan. 

Erlan Dhias Rajasa dia adalah teman sebangku dari kekasih Caca . Dan kali ini Caca benar-benar kaget karena tiba-tiba Erlan menarik tangan Caca sampai ke depan kelas yang untung saja belum ada guru yang datang. Dengan cepat Caca langsug menarik tangannya dari genggaman tangan Erlan karena Caca memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika teman-teman di kelasnya melihat kejadian tadi apalagi kalau sampai Rendra yang melihatnya bisa bahaya karena walaupun hari ini Caca tidak ingin memusingkan urusan dirinya dengan Rendra tapi tetap saja Caca masih menghargai Rendra sebagai kekasihnya.

"Makasih udah bikin lari gue jadi lebih kenceng" ucap Caca jutek sambil menarik tangannya dengan cepat tanpa melihat ke arah Erlan.

Tanpa berkata apa-apa, Erlan hanya bisa melihat punggung Caca yang langsung berjalan masuk kelas lebih dulu darinya. Caca seperti itu karena sejak pertama jadian dengan Rendra mereka sudah berjanji untuk tidak terlalu dekat dengan lawan jenis yang lain yang sebenarnya Caca agak kurang setuju tapi dia sudah berkomitmen untuk menjaga perasaannya untuk Rendra.

Saat melihat kedalam kelas, Caca agak terkejut melihat Rendra yang sudah terduduk dengan tangan yang sedang memainkan game online di ponselnya. Dan yang tidak biasanya adalah Rendra hanya diam dan tidak menoleh sama sekali ketika Caca lewat di sampingnya.

"Ca, lo tumben telat, begadang?" tanya Chika yang sudah datang lebih dulu dari Caca.

"Ngga Chik ga begadang, cuma lagi ga enak aja badannya" jawab Caca yang sebenarnya badannya sedang baik-baik saja tapi hati dan perasaannya yang kacau.

"Tumben lo ga sapa-sapaan sama yayang bep lo noooh di depan hahaha" goda Chika pada Caca yang setiap pagi tak pernah absen dari hadapan Rendra untuk sekedar menyapanya.

"Sssst diem, gausah di bahas dulu gue lagi ga mood aja" bisik Caca di telinga Chika yang agak heran dengan sahabatnya yang satu ini.

Guru pun sudah datang dan memulai pelajaran pertama di kelas.

Bel istirahat pun berbunyi setelah 3 jam pelajaran pagi ini 

10.00 WIB

Caca melihat Rendra langsung pergi keluar kelas bersama Erlan tanpa berbicara satu katapun pada Caca. Benar-benar aneh, sifat nya sudah mulai membuat Caca merasa mengambang di hubungannya.

"Chik, gue pusing, anterin gue ke uks yuk, kayanya abis istirahat gue ga ikut pelajaran bio deh, nanti izinin yah sama lo" pinta Caca pada Chika yang sedang memakan bekalnya seketika kaget dan langsung khawatir dengan keadaan Caca. Memang kali ini Caca merasa kepalanya pusing Caca tidak bisa terlalu banyak memikirkan sesuatu yang benar-benar membuat dirinya merasa tertekan dan perasaannya tidak teratur.

"Ca??? Bentar-bentar gue telepon papa lo aja yaa, biar lo pulang gausah di uks, kalo lo di uks tar lo sendirian gada yang jagain" Jawab Chika dengan panik.

"Ngga ngga Chik jangan telepon papa gue, gue mau di uks aja , lagian papa gue jam segini lagi sibuk-sibuknya juga" jawab Caca.

"Yaudah deh, yuk gue anter, lo bawa handphone jadi kalo ada apa-apa lo telepon gue yaa" jelas Chika sambil mengantar Caca ke ruang UKS.

Sesampainya di UKS, Caca langsung berbaring di kasur yang paling pojok di ruangan itu dan menutup tirai kain yang menjadi menghalang antara kasur Caca dengan kasur yang lainnya.

"Chik, makasih yaa" ucap Caca pada Chika yang ketika itu sedang duduk di samping kasur.

"Santai kali, lo kaya baru kenal gue sedetik yang lalu aja, eh tapi seriusan gue ke kelas lo gapapa kan sendirian disini?" tanya Chika.

"Gapapa Chik lagian gue mau tidur aja biar pusingnya ilang. Udah sana lo ke kelas tuh udah bunyi bel masuk ntar ada guru gaboleh masuk lagi gara-gara telat" pinta Caca.

"Iya juga yah, yaudah gue ke kelas yah, dah sono lo tidur" pamit Chika sembari berjalan menuju pintu ruang UKS.

Dan benar saja setelah Chika pergi meninggalkan ruangan itu, Caca merasa benar-benar terpukul kali ini mengingat sikap dingin Rendra tadi pagi hingga istirahat yang tak ada sepatah kata pun yang di lontarkannya pada Caca. Walau hari ini Caca berjanji untuk tidak memusingkan masalah perihal Rendra, tapi tetap saja tingkah Renda hari ini benar-benar membuat dirinya merasa tidak diinginkan lagi dan tak terasa air matanya menetes begitu saja. Namun, Caca memilih untuk memjamkan matanya agar tertidur untuk melupakan masalahnya hari ini dengan Rendra walaupun memang hanya sesaat saja sampai bel pulang berbunyi.

JANGAN LUPA FOLLOW @rarasnf UNTUK INFO TENTANG CERITA INI 😊 VOTE dan budayakan membaca dan ngeapresiasi 👋🤗
Tidak mencopy berarti menghargai 🤗





P.I.E.C.E.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang