60. Kasihan Vanya

1.2K 60 3
                                    

"Mi.. Pi.." panggil Kenzo yang berdiri tidak jauh dari kedua orang tua nya.

" Kenzo.. " seru Helena menghapus air mata dipipinya.

"Kemarilah.." ajak Herman. Kenzo pun mendekat dan berjongkok didepan Helena juga dusamping Herman.

"Sebenarnya Kenzo ngk mau papi sama mami pisah.." ucap Kenzo dengan suara bergetar. Pria itu bersusah payah agar air matanya tidak keluar.

"Kenzo iri sama keluarga Keira Mi.. Pi.. Mereka begitu saling menyayangi. Kenzo juga pingin keluarga Kenzo seperti Keluarga Keira.." ucap Kenzo menunduk.

Helena menarik tubuh Kenzo kedalam pelukannya.

"Maafin mami sayang.. Mami selalu sibuk sama pekerjaan mami dan melupakan kamu. Harta mami satu²nya.." ucap Helena sambil menangis. Wanita itu juga mengecup kening putranya berkali-kali.

"Papi juga minta maaf.." seru Herman memeluk Helena juga Kenzo.

"Papi memang egois. Yang tidak pernah memikirkan kebahagian kamu Kenzo.." seru papinya mengelus kepala Kenzo.

"Kenzo juga minta maaf sama mami juga papi karna selama Kenzo jadi anak mami sama papi.. Kenzo selalu buat masalah. Sering juga Kenzo berkata kasar. Maafin Kenzo ya Mi.. Pi.." ucap Kenzo. Kedua orang tuanya mengangguk dan menikkikan air mata haru, lalu kembali saling berpelukkan.

"Sekarang papi sudah punya keputusan.." sahut Herman dan melepas pelukan dengan tersenyum.

"Keputusan apa mas?" tanya Helena.

"Papi ngk bakal jodohin kamu lagi sama Vanya." jawab Herman membuat senyuman terukir diwajah Kenzo juga Helena.

"Beneran pi..??" tanya Kenzo antusias.

"Iya.. Dan papi bakal terima gadis pilihan kamu, yang bakal jadi kekasih halal kamu nanti.."

"Makasih pi.." ucap Kenzo mencium memeluk papinya lalu loncat² kegirangan.

Herman dan Helena yang melihat itu hanya tersenyum dan geleng kepala.

Disisi lain nampak seorang gadis menatap keluarga Kenzo dengan air mata mengalir kepipinya.

🍃🍃🍃

"Lo Vanya kan??" tanya Keiva mendekati gadis yang ia lihat tadi.

Gadis itu yang ternyata memang Vanya melirik Keiva dengan wajah basah.

"Lo..--" ucapan Keiva terpotong karna Vanya langsung berlari meninggalkan pelataran rumah sakit.

"Hei.. Tunggu..!!" teriak Keiva ikut berlari mengejar gadis itu.

"Hei.. Lo mau kemana??" tanya Keiva saat ia berhasil mencekal lengan Vanya.

"Kenapa hmm..?? Lo puas sekarang?? Lo puas karna gue kalah dari kembaran lo!! Lo puas karna om Herman nyetujuin hubungan Kenzo sama Keira!! Lo puas gue yang nangis sekarang!!" teriak Vanya dengan tangisan.

"Hei.. Tenangin diri lo dulu.. Gue cuman mau bicara baik² sama lo.." ucap Keiva mengelus pundak Vanya lalu memeluknya. Vanya tak menolak bahkan ia  membalas pelukan Keiva

"Gue ngerti perasaan lo.." ucap Keiva tulus, mengelus punggung Vanya.

"Lo ngapain nyanperin gue..??" tanya Vanya melepas pelukannya dengan paksa.

"Ngk apa² gue cuman..--Ya.. Kalau misalnya lo butuh temen curhat, sahabat atau bahkan sodara. Lo bisa cerita sama gue, lo bisa datengin gue.. Jangan sampai lo melakukan sesuatu yang buat lo celaka.." ucap Keiva tulus.

"Ngk!! Gue ngk butuh siapapun!!" ucap Vanya langsung masuk kemobilnya dan pergi begitu saja.

Keiva menghela nafas pelan.

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang