Prolog

3.1K 104 18
                                    

"SAKTIKAAA BANGUUUN KATANYA ADA KELAS PAGIIII" Teriak Anjani dari dapur untuk membangunkan salah satu anak gadisnya.

"Yaallah ini anak kebo apa gimana sih." Mau tidak mau Anjani menuju kamar anaknya, Saktika.

Untuk membangunkan anak-anaknya itu perlu tenaga. Sesampainya di kamar Saktika, Anjani menbangunkan Saktika secara wajar.

"Bangun Ka."

"Bentar Bun, 5 menit lagi."

"Gak ada. Nanti Bunda telat ngajar. Bangun atau Bunda seret kamu ke kamar mandi?"

"Iya Bun ini bangun." ucap Saktika dengan langkah lunglai menuju kamar mandi.

"Keluar Lo dari Kamar Mandi gue." Ucap Saktika pada salah satu tak kasat mata.

Lalu Anjani keluar dari kamar Saktika setelah memastikan Saktika kekamar mandi dgn aman. Anjani berhenti tbtb karena hampir saja menabrak Rira.

"Yaallah Mbak, kalo jalan tuh mepetnya jangan ke dinding kamar adek-adek kamu." Ucap Anjani sambil keluar kamar dan menuju dapur.

"Ya kan Mbak kira si kembar masih tidur makanya mepetnya kesini."

"Ya ya ya terserah. Mau kemana kamu? Pagi-pagi udah rapi kan gak ada kelas pagi kamu."

"Mau ketemu Bima Bun."

"Cieee mau ketemu calon nih cieee." Goda Anjani.

"Enggak bundaaaa! Bima aja udah punya pacar."

"Loh kalau belum ijab qobul ma bisa ditikung kali Mbak." Ucap Jendra yang ada di meja makan.

"Ayah sama Bunda ma sama aja." Rira mendengus kesal.

Lalu mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol.

"SAKTIKAAA KATANYA BARENG, BURUAN!." Teriak Anjani dari dapur.

"YAALLAHH INI JUGA TINGGAL NGAMBIL TAS BUN." Teriak Saktika dari kamarnya dan mulai turun dari lantai atas menuju ruang makan.

"Pake make up gitu kek Dek, biar ada yang mau sama kamu." Ucap Jendra.

"Gak ngaruh ya Yah!"

"Saktika ma udah punya Yah, itu lo si Rio" Goda Rira

"RIO ITU CUMA TEMEN MBAAKK."

"Temen atau temen?" Alis Jendra naik turun menggoda Saktika.

"Mbak itung deh pasti pundung dia." Ucap Rira.

"Satu.." Lanjutnya

"Dua.." -Jendra

"Tiga.." Ucap mereka bersamaan.

"Aku ngambek sama Mbak Rira sama Ayah."

"Tuh kaaan" Rira dan Jendra pun terbahak-bahak melihat kelakuan Saktika yang menggemaskan saat mengambek.

"Udah ah Mbak Yah, kasihan si Adek." Ucap Anjani tapi sambil senyum menggoda Saktika.

"Ayo berangkat aja deh Bun nanti Pak Ari keburu masuk duluan." Ajak Saktika.

"Salah siapa dibangunin susah." Kesal Anjani sedangkan Saktika hanya cekikikan.

"Iya ayoo." Lanjut Anjani dan menepuk pundak Saktika. Tidak lupa pamit kepada Jendra dan Rira.

Saktika melirik Ayahnya dan Kakak perempuannya dengan tajam seakan mengatakan "Awas aja ya Mbak, Yah"

"Bunda kalo bawa mobil gausah cepet-cepet ini masih pagi. Ayah gak mau kalian kenapa-kenapa apalagi Bunda." Peringat Jendra pada istrinya yang disayanginya.

The House of Wajendra FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang