Punishment

1.7K 158 22
                                    

Klik!

Terdengar suara pintu yang dibuka oleh seseorang. Gelap. Itulah pemandangan pertama yang ditemukan orang itu setelah ia memasuki ruang tamu sebuah rumah yang berhasil dibukanya. Gerakan tubuhnya terhuyung-huyung. Sebuah tangannya melepas kasar sepasang sneakers hitam berlabel Nike itu. Ia berjalan sambil meraba-raba dinding yang entah berwarna apa itu karena warnanya tak tampak terlindung oleh kegelapan.

"Ahhh," lirihnya kemudian. Tenggorokannya terasa sangat kering dan panas. Ia menebak-nebak kiranya dimana letak dapur di rumah ini. Dilihatnya seberkas cahaya tersibak dari sebuah ruangan disana. Ia berjalan mendekati datangnya sumber cahaya itu.

Setibanya disana, matanya terasa silau akibat perubahan cahaya dari gelap menjadi terang. Tak lama dilihatnya sebuah benda berbentuk kotak yang berukuran kurang lebih satu meter. Benda itu memiliki pintu didepannya. Dibukannya pintu kotak itu yang semula tertutup. Matanya menerobos dan menemukan apa yang dicari-carinya. Dengan cepat tangannya menyerobot sebuah botol berisi air dingin dari dalam kotak itu dan dalam hitungan detik kemudian botol yang semula penuh itu menjadi kosong melompong.

"Haaa leganya," desisnya sambil mengelap kasar air yang tumpah diantara dagu dan bibirnya ketika ia menenggak habis air putih tadi.

Melihat botol yang tadinya berisi minuman itu kini telah kosong melompong, ia meletakkannya begitu saja diatas wastafel yang berada dekat dari tempatnya berdiri dan menutup pintu kulkas.

Ia berjalan keluar dari dapur dan melangkah kearah sebuah ruangan yang tertutup. Disentuhnya gagang pintu ruangan itu dan ternyata tidak terkunci. Ia merasa bersyukur dan segera melangkah masuk. Ruangan itu sama seperti ruang tamu tadi, gelap. Hanya ada sedikit cahaya yang masuk dari jendela yang tertutup oleh gorden tipis berwarna putih.

Meskipun ruangan itu minim pencahayaan tetapi ia masih bisa melihat sebuah sosok tengah tertidur pulas diatas ranjang tempat tidur. Tiba-tiba ekspresinya menjadi dingin.

"Tidur terus," gerutunya. Suaranya terdengar kesal dan penuh emosi ketika melihat sosok yang tengah terlelap itu.

Ia melangkah dengan gusar kearah ranjang. Ditatapnya dengan tajam sosok yang terbaring sambil memeluk sebuah guling itu. Tak diduga sebelah kiri sudut bibirnya terangkat. Seandainya ruangan itu tidak gelap mungkin siapa saja yang melihat ekspresinya bisa-bisa merinding, ngeri!

"Tapi tidak malam ini, haha," kali ini ia seperti sedang tertawa. Bukan tertawa biasa tetapi lebih seperti tawa iblis saat menemukan mangsanya.

Sebuah tangannya terulur dan mengelus kening Xiao Zhan, ya namanya Xiao Zhan. Yang sekarang mungkin harus merelakan mimpi indahnya terhenti akibat gangguan dari Yibo, sosok yang baru saja mengelus keningnya itu dan membawanya ke alam sadarnya.

"Akhirnya bangun juga, ya?" Masih dengan tatapan bak iblisnya.

Sosok yang baru saja tersadar itu tidak langsung menjawab. Ia merasa heran ditambah lagi ia belum benar-benar sadar dari kantuknya.

Namun malang nasibnya, tak lama kemudian sosok itu dengan gesitnya telah berada diatas tubuhnya. Menindihnya yang masih setengah mengantuk.

Yibo tak memperhatikan ekspresi Xiao Zhan lagi saat ia menindih pria itu. Malah dengan gesitnya ia menempelkan kedua bibir mereka dan melahapnya dengan rakus seolah-olah ia tengah kelaparan dan baru saja menemukan santapan yang paling lezat menurutnya. Xiao Zhan terlonjak dan benar-benar tersadar saat merasakan gesekan benda kenyal dan basah mendominasi bibirnya yang belum siap. Nafasnya tersengal-sengal. Namun pelaku penciuman itu belum mau berhenti. Malah kedua tangannya ikut bergerak dan menyentuh rahang Xiao Zhan. Mencoba untuk membuka lebar bibir itu dan memasukkan lidahnya kedalam bibir Xiao Zhan yang hangat dan basah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PunishmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang