CHAPTER 8

17.8K 611 68
                                    

Maaf jeda updatenya lumayan lama 🙏
Terima kasih sudah membaca dan memberi vote cerita ini.

WARNING!!!! masih ada adegan 21+ nya yang masih dibawah umur alangkah baiknya mencari bacaan yang memang sesuai dengan umurnya 😊

***

"Aku Albi bagaskara, Pemilikmu."

Albi langsung meraup bibir ara, melumat dan menghisap lembut bibir mungil itu. Ara hanya bisa diam mematung, mengetahui bahwa pemerkosanya adalah tuannya sendiri. Niat ara untuk mengadukan perbuatan bejat tuannya ini pada tuan besar otomatis pupus sudah. Tidak mungkin tuan besar akan membelanya, kasih sayangnya pada cucunya sangatlah besar. Tuan besarnya itu rela melakukan apa saja untuk menyenangkan dan membahagiakan cucunya.

Setelah puas dengan bibir ara, Albi mulai turun mencium dan menghisapi leher ara. Tubuh ara menegang, sensasi lidah basah albi yang hangat membuatnya langsung terangsang.

"Ahh.. emhh.. henti.. kanhh.." desah ara menahan geli. Tangan ara mulai merambat naik meremas rambut albi.

Jemari albi turun kebawah. Menuju area intim ara. Albi menggosok-gosokkan jari tengahnya pada labia minora ara. Nafas ara semakin memberat, merasakan sensasi aneh yang kembali lagi ia rasakan. Dua jari albi mulai memasuki lubang sempit ara.

"Emhh.. ja..nganhhh" Tangan ara ingin mencegah jemari albi yang memasuki miliknya, namun segera ditepis oleh tangan albi satunya.

"Diam dan nikmatilah. Ini akan menyenangkan dan tidak akan menyakitkan lagi." Ucap albi tersenyum miring.

Kedua jemari albi mulai bergerak didalam liang hangat ara, mengeluar masukkan lalu sesekali memutarnya.

Ara semakin terpedaya oleh rangsangan dan sentuhan albi di sekujur tubuhnya. Kedua kakinya mulai gemetar, matanya mulai sayu, nafasnya memburu dan Albi telah menyadarinya. Albi tersenyum melihat Ara sebentar lagi akan meraih orgasmenya. Jemari albi semakin cepat mengaduk liang hangat ara. Desahan dan erangan ara mulai didengarnya. Suara decakan yang berasal dari liang hangat ara mulai terdengar nyaring memenuhi kamar mandi itu. Lalu dengan tiba-tiba albi melepaskan jemarinya, menggendong ara dan mengarahkan kejantanannya pada liang senggama ara. Dengan sekali dorongan, tubuh mereka menyatu.

Mereka saling melolong mendesah mengerang merasakan kenikmatan surga dunia itu. Albi memompa ara dengan tubuh ara di sandarkan pada dinding kaca. Ara sudah pasrah dan terlena pada apa yang dirasakannya saat ini. Rasanya tidak sakit lagi, denyutan-denyutan aneh itu datang lagi di area intimnya. Perih tergantikan oleh rasa gatal, yang menginginkan sebuah gesekan lebih cepat dan tumbukan lebih dalam. Ohhh.. ini sungguh luar biasa.

Albi terus memompa ara dari bawah, bibir dan lidahnya mulai memainkan buah dada ara. Putingnya dia cecapi bergantian. Sesekali memainkan ujung lidahnya pada puting itu. Tangan ara meremas rambut albi dan menekan kepalanya pada buah dadanya.

"Ahhhhhh.. emh.. emhhhh.." desah ara sembari mendongakkan kepalanya.

"Yahhh mendesahlah.. keluarkanlah untukku.." Albi mulai memompa ara dengan tempo cepat.

Beberapa menit kemudian, tubuh ara mengejang. "Ouhhhhh.. " lenguhan panjang menjadi tanda bahwa ara sudah mendapatkan orgasmenya. beberapa detik kemudian giliran albi mendapatkan pelepasannya. "Fuck! yahhh.. ohhhhhh.. this is so amazinghhh hah.. hah.. hah.."

Albi mengeluarkan spermanya didalam milik ara. Mereka berdua diam menikmati sisa-sisa pelepasan, sembari mengatur deru nafas, Albi menurunkan ara dan mencabut miliknya. Cairan putih keluar dari dalam milik ara. Albi tersenyum puas lalu memeluk tubuh ara agar tidak jatuh karena lemas. Albi mengakhiri dengan memberikan sebuah kecupan dibibir ara.

Albi menarik tubuh ara ke bawah kucuran air shower lalu mengoleskan sabun cair pada tubuh mereka. Albi mulai menggosokkan tangannya pada tubuh ara, ara masih diam menunduk. Melihat itu, albi menuntun tangan ara agar melakukan hal yang sama pada tubuhnya. Ara terkesiap kaget ketika tangannya menyentuh perut sixpack milik albi, terasa kuat dan keras.

"Bersihkan tubuhku dengan jemarimu." Mendengar perintah itu, ara hanya bisa mengangguk.

"Kamu siapa? Kenapa bisa ada dirumah ini?" Tanya albi.

"Sa.. saya Ara. Saya pelayan baru dirumah ini tu.. tuan." Jawab ara gugup.

"Oh kamu pelayan baru itu? Baguslah, setidaknya kita akan selalu dekat dan.." Albi menjeda ucapannya lalu mendekatkan bibirnya pada telinga ara.
"Kita akan lebih sering melakukannya." bisik albi pada ara.

"Tuan, jangan. Saya hanya pelayan, saya mohon biarkanlah saya bekerja. Saya bukan pelacur tuan. Saya janji, saya akan melupakan semua ini. Saya sudah merelakan kesucian saya untuk tuan, tapi.." Belum juga ara selesai memohon dengan mata yang sudah berurai air mata, Albi kembali menekan tubuh ara pada dinding kaca. Wajah albi berubah menjadi begitu mengerikan, melihat itu ara semakin ketakutan, tubuhnya bergetar. Rahang ara di cengkeram.

"Apa kamu bilang? Melupakan?! Berani sekali kamu akan melupakan semua ini!!! Apa kamu gila?!!!!! If you want to forget all this, then I promise I'll fuck you every night!!!" Bentak albi pada ara.

"Ssa.. sakit tuan." Dengan suara bergetar menahan sakit karena rahangnya dicengkeram kuat oleh tuannya yang saat ini menjelma seperti iblis.

"Ingat ara, sekarang kamu milikku, semua milikku. Tanpa terkecuali. Jangan pernah mencoba kabur, karena jika kamu kabur aku bersumpah akan mencarimu bahkan sampai keujung duniapun akan ku pastikan, kamu tetap milikku." Setelah membisikkan kalimat kepemilikan itu, albi langsung melepaskan cengkeramannya pada rahang ara. Kulit rahang ara berubah merah akibat cengkraman albi tadi.

"Jadi, jangan coba-coba pergi. Aku bisa gila bila tak merasaimu. Aku benar-benar kecanduan olehmu. Apa kamu mengerti?" Albi kembali berbisik pada telinga ara.

Ara hanya bisa mengangguk. Dia sudah ketakutan. Hanya dengan patuhlah dia bisa bertahan dari dunia yang begitu kejam terhadapnya.

Melihat anggukan ara, albi tersenyum puas.
Lalu menciumi pipi dan rahang ara yang memerah karena ulahnya.

Gue nggak tau apa yang sebenarnya terjadi sama gue, tapi gue butuh elo ara. Gue bener-bener brengsek. Rasa ini aneh, tapi gue suka. Padahal lo hanya orang asing yang kebetulan sedang mengalami kesialan karena gue perkosa. Tapi gue nggak bisa minta maaf lagi setelah merasai lo. Gue berterima kasih.. dan gue ingin egois dan lebih bangsat lagi buat milikin lo.
Suara batin albi.

TBC

Saya sangat berterima kasih sekali apabila ada yang memberikan kritik dan saran yang membangun jika terdapat kata-kata rancu atau kurang sesuai. Karena saya masih pemula 🙏😅

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang