Kami berempat sudah lebih dari kata teman, bukan maksudku tidak lain kami sudah seperti saudara, Aku, Aki, Oda dan Yuki, Kami selalu bersama, di sekolah menengah atas ini kami telah mengukir banyak cerita, suka, duka dan bahkan kenakalan kami lakukan bersama. Aku dan Aki telah berpacaran cukup lama, Sedangkan Oda dengan Yuki tak lama setelah aku mengungkapkan perasaanku kepada Aki dimalam penutupan perkemahan malam yang diadakan oleh sekolah kami, Aku sangat menginggat malam itu, Bagaimana raut wajahnya, bagaimana merah pipinya dan bagaimana lembutnya kecupan dari bibirnya yang mengenai pipi sebelahku, pada saat itu aku seperti tidak menginjakkan bumi lagi.
Yuki dan Oda menyusul beberapa minggu setelah kami entah tak tau kenapa mereka yang aku kira awalnya hanya sebatas teman belaka ternyata mereka berdua memiliki perasaan satu sama lain, Ya inilah kelompok kami, satu tahun bersama dengan Aki dan bersahabat dua tahun dengan Oda dan Yuki tidak terasa bahwa ini adalah tahun terakhir kami.
Aku menuruni pagar yang kududuki, melihat matahari yang sudah tenggelam di pinggir tebing tempat kami biasa bersenda gurau sampai matahari tenggelam, "Aki, ayo pulang akan ku antarkan kau seperti biasanya, sekalian aku akan ke minimarket" Kataku ke Aki "Kau sangat naif sampai kau tidak mengajak aku dan Yuki untuk pulang Yuu"Oda mendorong dirinya yang awalnya menyeder dipagar kini mulai berdiri tegap dan melangkahkan kaki mendahului ku dan Aki "Baiklah-baiklah, ayo kita semua pulang" Jalanku mengikuti Oda serta mengayunkan tanganku ke Yuki dan Aki untuk segera pulang, diperjalanan aku selalu bergurau dengan Aki dan Oda, Yuki hanya tersenyum di belakang sambil memandang kami yang bergurau disepanjang jalan, jalanan sore tepat dipinggir persawahan padi serta mobil yang melewati kami satu persatu, serta matahari yang terlihat mulai menurun memerahkan sedikit langit menjadi saga yang membuat suasana disini menjadi sangat tenang.
Diperempatan jalan aku berpisah dengan Yuki dan Oda, Oda mengantarkan Yuki serta aku mengantarkan Aki kerumahnya, tibalah kami tepat didepan rumah Aki, "Terima kasih Yuu, Terima kasih atas segalanya kuharap kau dan aku menjadi pribadi yang lebih baik dijalan masing masing", aku sedikit bingung dengan apa yang dikatakan oleh Aki, aku memutar otakku lalu menjawabnya "Apa maksudmu Aki ? aku tak mengerti kita memang sudah menjadi baik bersama..." "Aku ingin kita menjadi teman, hanya teman, sama seperti kau dan aku dulu" Hatiku terasa sakit, tubuhku terasa lemas, namun diam mematung, bibirku terasa berat seperti dihantam palu godam, dengan sedikit nafasku aku mengangkat bibirku "Kenaa...pa? ", Matahari mulai menghilangkan sinarnya, lampu jalanan mulai hidup perlahan, Aki yang tertunduk sedari tadi dengan wajah yang sangat berat dia memberanikan dirinya "Aku ingin kau menjadi lebih baik lagi, aku ingin kau memperbaiki dirimu sendiri tanpaku, cukup itu saja, aku mohon mengertilah aku tak ingin aneh jika bertemu denganmu, selamat tinggal" Aki langsung masuk kedalam rumahnya, meninggalkanku sendiri yang mulai berjalan perlahan sempoyongan menyandar tembok yang berada disekitar jalan, Aku dicampakkan, sial. Hari itu terasa sangat panas, pertengahan musim panas dijalanan menuju rumahku yang mulanya terasa sangat sejuk kini berubah menjadi panas dan gelap.
Aku menghabiskan akhir dari musim panasku dirumah, menutup diri sementara ditengah rasa sakit hatiku yang masih ada sejak saat itu, aku mencoba bersikap dewasa dan mencoba merelakannya, dibalik diriku yang sedang berduka aku mencoba bersikap biasa didepan orang tua serta adikku, kurasa Lyra mengerti bagaimana kondisiku sekarang, orang tuaku yang tak acuh denganku dan kurang memperhatikan kondisiku dikarenakan pekerjaannya, dan satu satunya yang mengerti soal ini hanyalah Lyra, aku bahkan tidak pernah membuka ponselku untuk bertukar chat dengan teman temanku, seketika sejak hari itu semua terasa aneh, Yuki dan Oda yang biasanya datang kerumahku untuk mengajakku keluar sudah 5 hari ini aku tidak melihatnya, dan hanya Lyralah yang menemaniku dirumah, dia memang mengerti kondisiku, dihari saat terakhir aku mengantarkannya pulang dia sudah mengetahuinya, terlalu dewasa untuk bocah seusia sekolah menengah pertama, aku sangat iri dengannya.
Dua minggu kemudian, liburan telah usai, aku masih tidak berbicara dengan Aki, Oda dan Yuki terlihat aneh, aku sekarang biasa menghabiskan waktu istirahatku dimeja belajarku, makan dengan bekalku lalu tidur sampai pelajaran selanjutnya dimulai, istirahat dimulai, saatnya aku melakukan hal yang membosankan bagi diriku tiba-tiba Yuki menendang mejaku "Yuu, Ikutlah denganku sekarang" Bingung dengan apa yang dia lakukan, aku hanya menurutinya lalu mengikutinya yang berjalan menaiki tangga hingga membuka pintu menuju atap, disana hanya kami berdua karena saat ini adalah jam makan siang, Yuki menuju pagar pembatas dan bersandar disana, "Yuu, Aki dan Oda saat ini berpacaran" Terkejut bukan main, aku terpatung diam serta berusaha mengatur alur nafasku dan berusaha tenang, lalu "Kenapa bisaa? kapan hubunganmu dengan Oda berakhir ?" Tanyaku dengan nafasku yang masih belum teratur "Saat terakhir kali kau bertemu denganku", Akupun terdiam, dalam hening siang awal musim gugur, semerbak wangi reruntuhan daun serta angin yang terasa dingin aku berjalan disamping Yuki dan menatap langit, mencoba menenangkan diriku lalu meyakinkan Yuki "Yuki, apa kau tidak..." "Yuu, boleh aku menangis disampingmu, aku sudah lama menahan ini" Yuki yang memotong pembicaraanku tanpa pikir panjang aku pun mengangguk, lalu Yuki pun menangis menarih lengan bajuku serta menutup matanya dengan syal yang berada dileherku, "Aku tau memang ini terasa sedikit menyakitkan, aku tau kau kuat tapi ingatlah Yuki, untuk kesedihanmu kali ini kau tidaklah sendiri lagi" Aku tak mencoba menenangkan Yuki, aku membiarkan dia menangis dalam kesedihannya, aku yang masih terdiam mematung dan mengatur nafasku, merasakan hawa dingin udara musim gugur yang akan datang dihidungku yang menusuk dingin serta efek yang menengankan pikiran serta membawa sedikit demi sedikit kesedihan lamaku, perlahan menuju tangga kedewasaan, aku tahu dan aku rela jika memang beginilah akhirnya.