Translate bahasa jawa ada di komen
Airlangga lagi di Jakarta, baru nyampe di bandara, dia landing jam 6 sore dan Danis udah stand by disana sama Wishnu. Airlangga nyamperin Danis yang nunggu di deretan kursi tunggu.
"Mas" ucap Airlangga, Danis mendongak lalu tersenyum cerah.
"Eeeey you lookin good bud" ucap Danis.
"Bud bud. Namaku Airlangga, bukan Budi- eH halo sayangku cintaku" perhatian Airlangga beralih pada Wishnu yang tengah memperhatikannya dengan senyum manis, semanis permen jahe gula Rp 100-an.
"Gandengen anakku, kopermu tak bawain. Ayo" Ucap Danis sembari berdiri dan mengambil alih koper mini Airlangga yang penuh dengan berbagai macam stiker "laper ndak?" Tanya Danis.
"Iyaaaaa ayo makannn" ucap Airlangga merengek.
"Oke, nanti sekalian aku belanja bulanan ya" Airlangga hanya menjawab dengan gumaman. Mereka makan malam di Mall dekat rumah Danis dan mutusin buat makan duluan karena Airlangga bilang monsternya udah demo dan udah ricuh, gas air mata juga udah di tembakin, tapi masih ricuh banget. Danis nggak punya pilihan lain selain mengiyakan daripada omongan adeknya soal monster perut makin ngaco. Kalo Airlangga udah mulai ngaco dengan segala imajinasinya, Danis sering mikir "how can someone be so pure even when he is 19y.o already?".
"Mas" Airlangga akhirnya berbicara ketika makanannya telah habis tak tersisa. Danis hanya menjawab dengan gumaman "beliin aku donat ya" Danis memandanginya sejenak, lalu mengangguk.
Mereka menyelesaikan agenda makan malam lalu melanjutkannya dengan belanja bulanan. Wishnu duduk di troli dan Airlangga yang mendorongnya."Berry kenapa?" Tanya Airlangga pada akhirnya.
"Meninggal" ucap Wishnu dramatis dengan bibirnya yang melengkung ke bawah.
"Innalillahi.. turut berduka cita ya. Kok bisa?" Jawab Airlangga tak kalah dramatis.
"Sakit.. dia batuk-batuk. Udah dibawa Ayah ke Dokter tapi Berry gak mau sembuh terus meninggal" Wishnu menjelaskan dan Airlangga mendengarkannya dengan seksama.
"Yang sabar ya le ya.. nanti pasti dapet gantinya. Berry udah tenang disana" ucap Airlangga sambil menepuk-nepuk pelan bahu Wishnu. Danis memperhatikan mereka berdua seolah-olah tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
"Airlangga ini, antara dia bisa ngertiin anak kecil atau memang pikirannya masih kayak anak kecil" pikir Danis saat itu.
Mereka akhirnya berkeliling dan sudah mendapatkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
"Eh mumpung disini, coba liat kali aja ada promo makanan kucing" ucap Danis lalu berlalu mencari makanan kucing dengan Airlangga dan Wishnu yang mengikutinya. Tiga menit mencari, makanan kucing tak ditemukan dimana-mana "dimana ya makanannya"
"Kasih makan minyak aja" ucap Airlangga asal karena mereka baru saja melewati rak minyak goreng.
"Sembarangan. Kalo dia berminyak gimana? 'Kan aku repot beliin skincare" ucap Danis.
"Ngga usah ngelucu. Gak lucu jokes bapak-bapak. Gak masuk di aku" ucap Airlangga dengan datar. Danis seketika berhenti, memandangi Adik bungsunya tersenyum dengan wajah tak berdosa.
"Untung aku bukan Ghaza dan ada Wishnu disini" ucap Danis akhirnya. Airlangga hanya tertawa lepas, puas "kalo Ghaza yang kamu gituin udah abis lah kamu. Rest in peace telingamu yang bakal mendengar seluruh isi kebun binatang" ucap Danis, Airlangga masih tertawa.
"Ampun mas ampun" entah kenapa, mengerti atau tidak, Wishnu ikut tertawa yang menyebabkan Danis tersenyum lebar, terlihat sangat bahagia.
Mereka akhirnya menyelesaikan segala urusan di Mall dengan membeli donat seperti keinginan Airlangga. Begitu sampai di rumah Danis, mereka bertiga langsung disambut oleh tiga anak kucing milik Wishnu yang membuat Airlangga berteriak gemas lalu ikut goleran di lantai dan dikelilingi kucing.
"Airlangga cuci kaki dulu" ucap Danis. Tapi lima menit berlalu dan Airlangga tak kunjung beranjak, dia masih goleran sambil bermain dengan anak kucing yang duduk manis di perutnya "Airlangga" ucap Danis lagi, namun kali ini tidak ada jawaban "Airlangga cuci kaki atau kamu tak anter ke j&t tak kembaliin ke Jogja malem ini juga"
"Ampon ampon jangan dibalikin apalagi lewat j&t. Aku pecah belah, bubble-innya susah" ucap Airlangga lalu menuju kamar mandi untuk mencuci kakinya. Setelah membersihkan diri, Airlangga menuju ruang tengah dan mendapati Wishnu sudah terlelap di sofa depan TV. Airlangga memandangi Wishnu dengan seksama.
"Mas Danis" ucap Airlangga "anakmu ngguanteng yo tibak e" Danis memandangi adiknya dengan heran "bedo karo bapake, kok isok yo. Anakmu tenan toh?" Ucap Airlangga. Danis masih memandanginya dengan tatapan tidak percaya dan merasa tidak perlu menjawab "ampun suhu" ucap Airlangga pada akhirnya, lalu menuju kamar karena matanya sudah lelah.
Airlangga sudah hampir melayang ke alam mimpi ketika tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dan memunculkan kepala Danis.
"Kamu besok anterin Wishnu sekolah terus nemenin dia sampe pulang mau ya? Aku ada meeting pagi-pagi" ucap Danis. Airlangga yang sudah terlalu ngantuk hanya mengacungkan jempol pertanda setuju. Namun sedetik kemudian ia tersadar "lah besok minggu. Emang Wishnu sekolah minggu?" Dia berpikir sejenak sebelum akhirnya benar-benar memasuki alam mimpi.
***
Pukul 5 pagi Airlangga sudah duduk di meja makan masih dengan kantuk yang menguasai dirinya, berkali-kali dia menguap namun menolak untuk kembali tidur.
"Mas" ucap Airlangga pada Danis yang baru saja memasuki dapur "hari ini minggu 'kan"
"Iya, kenapa?"
"Kok Mas nyuruh aku nganterin Wishnu?"
"Senin maksud aku, semalem lupa bilang" Danis menjelaskan.
"O sontoloyo" ucap Airlangga yang ditanggapi Danis dengan tawa. Airlangga lalu memandangi sebuah potret pernikahan Danis dengan mendiang istrinya yang masih bertengger di dinding ruang tengah, di atas TV. Keduanya terlihat sangat bahagia, tapi potret kebahagiaan itu membuat dada Airlangga terasa sesak.
"Mas" ujar Airlangga, Danis yang sedang memasak sarapan hanya bergumam tanpa menoleh.
"Papa sama Mama kenapa cerai?" Tanya Airlangga. Danis menghentikan kegiatannya, diam namun tak berbalik badan juga tak kunjung menjawab.
***to be continued....
Bonus Ical, Eca dan Dosen kesayangan mereka⚘💕