Permintaan

93 5 1
                                    

"ekhem"

Deheman seseorang membuat kedua orang itu kaget

"Enak ya berduaan disini, sementara yang lainnya di depan" ucap seseorang itu

"Bang ini bukan kaya yang lo liat lo salah paham" ucap Talia

"Alah, gue hafal banget sama orang lagi jatuh cinta mah. Udah ah gue mau ke kamar gak mau ganggu orang yang lagi pacaran" ucap Reyhan yang kemudian dia melangkahkan kaki melewati Talia dan juga Candra

"Siapa yang pacaran? maksudnya Gue sama dia gitu?" Tunjuk Talia ke muka Candra

"MUSTAHIL!" ucap Tania yang kemudian pergi meninggalkan Candra

"Mustahil kamu akan nolak saya sebagai suami dan juga ayah dari anak-anak kamu kelak Talia" batin Candra

~~~

Candra dan juga ayahnya sudah pergi meninggalkan kediaman keluarga Sukmaja. Candra dan juga ayahnya telah sampai di kediaman mereka

"Yah, ada yang mau aku bicarakan sama ayah" ucap Candra

"Ayah tunggu di ruangan ayah" ucap Bramasta

Candra telah menghampiri ayahnya, kemudian dia duduk di depan ayahnya

"Yah, sedekat apa ayah dengan keluarga Sukmaja?" Tanya Candra

"Haha ayah jadi teringat masa lalu,, jadi asal kamu tau ya ndra ayah dan Herman sudah berteman sejak kami masih dibangku SMA. Tentu kami sangat dekat"

"Bagus dong yah"
"Yah,aku punya permintaan ke ayah" lanjut Candra

"Memang kamu mau apa dari ayah? Gak biasanya kamu punya keinginan dan minta ke ayah sejak sekian lama dan sekarang kamu mau minta apa dari ayah?"

"Aku gak mau minta apapun dari ayah, cuman yang aku mau ayah bisa bantuin aku" ucap Candra

"Apa?" Tanya Bramasta

"Jodohkan aku dengan anaknya om Herman yah" ucap Candra tanpa beban

"Hahahaha" Bramasta malah tertawa mendengar ucapan putranya

"Ayah kenapa ketawa?" Tanya Candra heran

"Kamu gak usah khawatir tentang hal itu" ucap ayahnya

"Maksud ayah?" Tanya Candra yang belum mengerti ucapan ayahnya

"Tanpa kamu minta pun,ayah dan juga Herman sudah merencanakan perjodohan kalian sejak dulu ndra"

"Jadi rencana yang ayah maksud dengan om Herman tadi itu tentang perjodohan aku dengan Natalia?" Tanya Candra tak percaya

"Memang itu rencana ayah, ayah pikir kamu akan menolak perjodohan ini nantinya taunya kamu juga menginginkan perjodohan ini" disusul dengan gelak tawa

"Tapi gimana kalo Natalia menolaknya yah?" Tanya Candra Khawatir

"Pasti dia mau, dan gak akan nolak permintaan orang tuanya" ucap Bramasta

"Jika kamu memang menginginkan ini secepatnya, ayah rasa ayah dan juga Herman harus langsung menentukan hari pernikahan kalian" lanjut Bramasta

"Tapi kan yah, Natalia masih sekolah?" Tanya Candra

"Tadinya ayah akan menjodohkan kamu setelah Natalia lulus sekolah, tapi aya rasa jika di percepat itu gak masalah. Natalia juga sekolah di sekolahan ayah kan? Jadi gak akan jadi masalah kalo hal itu"

"Aku sih gak masalah yah, tapi aku takut Natalia akan menolak perjodohan ini" ucap Candra lesu

"Tenang biar ini jadi urusan ayah"

"Kalo gitu Candra ke kamar dulu yah" ucap Candra kemudian berlalu dari ruangan Bramasta

Candra sedang berbaring di atas ranjangnya, dia tersenyum sendirian saat memandangi foto Natalia yang sedang makan dari handphonenya. Candra memang sengaja memotret Natalia saat dia makan di kantin sekolah, menurut dia Natalia sangat lucu ketika mulutnya penuh dengan makanan membuat dia semakin gemas terhadap Natalia

"Ternyata tanpa aku minta, keluarga kita telah merencanakan untuk menyatukan kita Natalia" gumam Candra sambil terus memperhatikan foto Talia

"Semoga kamu setuju dengan perjodohan ini ya, aku sangat berharap sama kamu Natalia" lanjut Candra kemudian dia mencium Foto Natalia. Tak terasa kegelapan menghampiri dirinya

Aneh memang seorang guru menyukai muridnya sendiri, kebanyakan muridnya lah yang menyukai gurunya tapi ini malah sebaliknya. Gak tau kenapa Candra bisa suka dengan Natalia, padahal setiap Candra akan mengajar di kelasnya Talia selalu ingin membolos saat pelajarannya. Candra merasakan sesuatu yang berbeda dengan Natalia jantungnya selalu berdetak kencang jika berdekatan dengan Natalia..

"Cinta kadang tidak memandang status, umur ataupun fisik karena cinta itu tumbuh dari lubuk hati bukan dari mata ataupun kepala"

***

Perfect Husband is TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang