Satu minggu kemudian.
.
.
Derap langkah Park Seungjun menggema ditengah bisingnya klub malam kala menghampiri Seokjin yang tengah minum disebuah bar. Ia tak hentinya pasang raut masam begitu menangkap keberadaan pemuda itu, sementara sosok yang dituju sontak saja melambaikan tangan dengan riang kala sedikit berbalik untuk memerhatikan riuhnya sekitar dan tanpa sengaja netranya mendapati pria yang ia tunggu tengah berjalan ke arahnya.
"You look great tonight." Ujar Seokjin begitu Seungjun tiba dihadapannya.
"Apa kau sengaja melakukan ini padaku?" Wajah kesal Seungjun masih terpatri jelas walau tangannya dengan cepat menyambar pinggang Seokjin dan membuat pemuda itu terpaksa turun dari kursinya.
Seokjin berjengit kaget kala Seungjun semakin merapatkan tubuhnya pada milik pria itu, dan mulai beringsut tak nyaman sembari menatapi sekeliling, "kita ditempat umum, Seungjun-ssi. Ahhh!" Seokjin spontan melenguh saat tangan Seungjun meremas pinggangnya dan membuatnya menggigit bibir bawah demi meredam desah halus yang mungkin tak bisa ditahannya.
Seungjun semakin mendekatkan wajahnya sampai kedua matanya terkunci pada bibir ranum Seokjin yang seakan mengundangnya untuk segera meraup dengan rakus, "salahmu membatalkan janji dan menghilang begitu saja sampai sulit ku hubungi."
Seokjin lantas pasang wajah cemberut. Kedua tangannya lalu bergerak dan berhenti dikerah kemeja yang Seungjun kenakan sembari bermain sesaat disana, "kau tahu betapa menyebalkannya menjadi PNS rendahan? Tugas bisa datang kapan saja." Seokjin tampak merajuk seakan keluhannya mampu membuat pria itu memahaminya.
Seluruh gerak bibir Seokjin bersama dengan keluh kesah yang pemuda itu tuturkan semakin membuai Seungjun dan mulai mengikis kesadarannya bahwa kini ia masih berada ditempat yang penuh akan riuh ramai orang-orang didalamnya, dan sesumbar dalam batin bahwa ia bisa saja melakukan apapun pada pemuda itu tanpa berpindah kemanapun. Tapi hal itu rasanya mustahil, Seungjun jelas tak ingin kegiatan pribadinya terbagi untuk banyak mata.
Ia lantas melonggarkan jeratan tangannya ditubuh Seokjin tanpa melepasnya, dan membiarkan pemuda itu sedikit menarik napas, lalu menggiring yang bersangkutan untuk pergi dari sana.
"Akan kemana kita?" Tanya Seokjin penuh minat kala tangan Seungjun terus membawanya menyusuri lantai klub.
"Lantai tiga, ada kamar yang bisa disewa disana."
Seokjin berhenti, demikian pula Seungjun yang kemudian menatap heran padanya. "Kenapa tidak ditempat biasa?"
Seungjun mengernyit lagi, "memangnya kau tidak bosan?"
Yang ditanya hanya menggedikkan bahunya, "aku suka disana, lebih nyaman."
Seungjun lantas melepas tangan dari tubuh Seokjin sepenuhnya, yang sontak saja menerbitkan raut kecewa pada wajah pemuda itu, lalu bersedekap dengan pandang curiga, "apa kau mau bilang kalau kamar ditempat ini tidak nyaman karena kau pernah memakainya bersama orang lain?"
Seokjin hanya bisa berdecih dibarengi tawa ringan, lalu balas menyilangkan tangan didepan dada seperti halnya Seungjun, "apa kau pikir aku hanya tidur denganmu?" Dan berlalu dengan langkah lambat meninggalkan Seungjun yang hanya bisa menghela napas karena tak habis pikir.
Yah, walau tak bisa dipungkiri bahwa Seungjun tahu Seokjin memanglah seseorang yang seperti itu.
.
.
.
Seungjun masih mengendarai mobilnya membelah kota bersama Seokjin disebelahnya yang nampak larut dalam alunan musik yang menggema dari perangkat pemutar suara dalam mobil itu. Sesekali di liriknya pemuda itu yang terlihat tenang dengan mata terpejam dan seulas senyum serta senandung yang terdengar demi menyelaraskan dengan lantunan lagu yang tengah diputar. "Aku baru tahu kau suka mendengarkan musik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Namjin Oneshoot / Short story Collections
ContoWork ini berisi kumpulan oneshoot atau short story dengan OTP yaitu Namjin.