Aku ragu apakah kamu mencintaiku juga
Aku merasa seperti aku yang harus menjadi satu satunya dalam cinta ini
Aku hanya ingin mempercayaimu****************
Jeno memandang wanita yang kini sibuk dengan ponselnya. Mengabaikan coklat panas yang kini sudah dingin tak menyisakan kehangatan sedikit pun. Sama seperti hubungan mereka.
"Na..."
"Hmmm?"
"Bisa letakkan ponselmu sebentar?"
"Tak bisa Jen, aku masih berbalas pesan dengan Renjun."
Renjun.
Lagi-lagi nama pria itu yang muncul di pembicaraan mereka berdua. Jeno sudah muak mendengarnya. Tapi ia tak jua mengeluarkan protesnya. Hanya helaan nafas lelah yang ia bisa lakukan saat ini.
"Na ayolah, ini perayaan hari jadi kita sayang."
Jaemin menatap Jeno yang kini menatapnya dengan pandangan memohon.
Jaemin meletakkan ponselnya kasar hingga menimbulkan bunyi yang lumayan kencang.
"Jeno, jangan kekanakan oke?!"
Jeno menatap Jaemin terkejut. Apa kata wanita di depannya barusan? Kekanakan?! Jeno mengusak rambutnya kasar, berusaha menahan emosinya.
Jeno tak tau apa yang telah terjadi pada kekasihnya ini. Sudah beberapa minggu belakangan sifatnya berubah. Setelah nama Renjun terucap pertama kali oleh bibir kekasihnya.
Tak ada lagi rengekan manja, permintaan-permintaan aneh nan kekanakan, perhatian sederhana dan tatapan hangat penuh kasih sayang yang biasa ia dapatkan dari kekasihnya ini.
Jaeminnya berubah. Wanita di hadapannya kini seakan bukanlah Jaemin, kekasihnya. Dan Jeno membenci semua itu.
"Sayang dengar, aku tak tau apa yang salah dengan dirimu atau mungkin diriku. Karena demi Tuhan aku tak tau apa pun!"
"Itulah dirimu! Selalu tak tau apa pun dan pada akhirnya akulah yang selalu salah!"
"Na?"
"Sekarang kau yang harus mendengarku Lee Jeno! Semua akan berubah pada waktunya, tak akan selamanya berputar pada hal yang sama!"
"Na, apa maksudmu?"
"Kurasa lebih baik kita memikirkan kembali rencana pernikahan kita."
Jeno tak bisa tak terkejut.
"Na! Jangan bercanda! Pernikahan kita tinggal satu bulan lagi!"
"Karena itu! Lebih baik dipikirkan kembali sebelum menyesal!"
Jaemin meraih tas tangan serta ponselnya lalu beranjak meninggalkan Jeno di dalam cafe sendirian.
Jeno menatap kepergian Jaemin dengan pandangan terkejut. Tangannya terkepal menahan emosi yang bergejolak dihatinya.
Menutup matanya perlahan, berusaha mengatur emosinya kembali. Setelah merasa lebih baik, Jeno segera meninggalkan cafe tempatnya bertemu dengan Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita [Neo Culture Technology]✔
Fanfiction"Mau yang lebih panas gak?" - Mark ke Donghyuck [Mati Lampu] Kumpulan cerita sekali jalan(?), cast random sesuai vibe alur cerita di kepalaku😂 BxB (+GS) AU WARN : Ada beberapa yang merupakan FF Remake