1

45 16 2
                                    

Derap langkah perlahan memasuki jalan setapak yang mulai terlihat gelap meskipun matahari masih menampakkan wajahnya. Mata yang menatap depan dengan keringat dingin yang bercucuran. Jangan melihat kanan ataupun kiri jika kau ingin pulang dengan selamat. Itu yang sedari tadi digumamkan seorang wanita yang memiliki kepercayaan aneh. Dia percaya jika dia melewati jalan itu ketika gelap dan menengok ke kanan maupun kiri, dia tidak akan pulang dengan keadaan utuh. Entah dari mana dia mendapatkan kepercayaan seperti itu.

Banyak orang menganggapnya aneh tapi ia tak perduli. Itulah dia Jeana. Tak peduli omongan orang, ia akan tetap pada pendiriannya. Teman? Ia punya satu itupun tidak bisa disebut teman karena temannya itu bukan manusia. Ya... Jeana seorang indigo. Ia mampu melihat makhluk yang mungkin orang lain tak melihatnya. Mungkin awalnya takut tetapi setelah itu Jeana terbiasa bahkan Je lebih sering berkomunikasi dengan mereka yang tak terlihat daripada mereka yang terlihat baik di depan menusuk di belakang.

"Fiiiuuuhhh!" Lega Jeana telah melewati jalan yang menurutnya jalan kematian. Ia teringat mengapa dia selalu takut dengan jalan itu. Ia pernah melihat seorang gadis masih dengan seragam SMA nya mati tercabik bahkan wajahnya tak dapat dikenali. Bukan karena mayat gadis atau arwahnya melainkan ia takut dengan pembunuhnya. Ia lebih takut dengan manusia berperilaku kejam daripada arwah gentanyangan yang selalu menghantui dirinya. Kalau ia bisa memilih, setiap pulang kerja ia akan lewat bawah tanah saja dengan menggalinya.

Ketika sunyi malam membangunkan Jeana dari tidurnya. Jeana hendak mengambil air di dapur. Terdengar derap langkah dari belakang seakan ingin mendekati Jeana. Tetapi ketika Je melihat ke belakang ia tak melihat siapapun. Keadaan semakin mencekam tak kala lampu dapur mati seketika membuat ruangan menjadi gelap.

"Sepertinya aku sudah membayar listrik. Pasti kelakuan setan gak tau diri itu!" ucap Jeana meyakinkan dirinya sendiri.

Langkah kakinya terhenti ketika ia merasa menabrak bahkan menginjak sesuatu. Karena gelap ia mengambil senter di atas meja dan menyalakannya.

"Aaaaaaaaaaaaaa" teriak Jeana hingga ia mundur kebelakang sambil menutup mulutnya.

Tergeletak mayat gadis dengan seragam SMA. Oh bukan itu bukan mayat melainkan arwah anak SMA yang menghantui Jeana. Tiba- tiba gadis itu berdiri dengan kaki terseok-seok, rambut menjuntai panjang kebawah menutupi wajahnya yang telah rusak.

"Kakakauuu siisisiapa?" tanya Jeana dengan gemetar.

Gadis itu melangkah mendekat hingga Jeana terpojok ke dinding.

"Jeana tolonglah aku! Aku korban pembunuhan di jalan setapak itu. Tangkaplah pelakunya! Hanya kau yang bisa kupercaya. Biarlah ragaku tenang disana. Tolonglah aku!" ucap gadis itu sambil melangkah ke depan Jeana.

"Kenapa harus aku? Yang lainnya saja." kata Jeana dengan menantang walau agak ketakutan.

"Hanya kau yang kupercaya. Tolonglah!" dengan nada memelas.

"Baiklah akan kucoba semampuku."

"Akan ku bantu bila kamu membutuhkan bantuan. Terima kasih." ucap gadis itu kemudian menghilang.

"Aneh setan jaman sekarang. Minta bantuan ke aku gak ke Tuhan langsung." dumel Jeana.

Jeana pulang larut malam hingga ia harus melewati jalan setapak itu. Ia teringat janjinya dengan setan gadis itu.

"Gimana aku bisa nangkep pembunuhnya kalau aku aja nengok ke kanan kiri aja takut." ucap dalam hati.

Tiba-tiba Je ditarik bahkan diseret dari belakang hingga Jeana berteriak dan merintih kesakitan. Ia melihat seorang memakai jubah hitam dengan tangan kirinya memegang sebilah pisau.

Jeana hanya menangis dan pasrah dia akan pulang hanya tinggal nama dan tulang saja. Jeana dibawa ke sebuah gudang kosong, ia didudukkan di sana.

"Kau telah mengangguku! Kau harus menerima balasannya." ucap seseorang dibalik jubah itu

"Mengganggumu bagaimana?" tanyanya dengan gemetar.

Plakkkkkk. Tamparnya keras ke pipi Jeana.

"Hahahaaa kau pura-pura tidak tahu. Kau sangat bodoh menyembunyikan kebohonganmu itu. Kau sudah melihatku membunuh seorang gadis." ucapnya dengan tegas.

Jeana melihat fisik seorang di balik jubah hitam itu. Dia merasa aneh karena pewarakkanya seperti perempuan. Dan benar dia seorang perempuan karena rambut panjangnya yang menjuntai keluar dari jubahnya. Tiba-tiba tubuh Jeana yang terikat gemetar hebat dan terjatuh di lantai begitu saja. Perempuan itu pun terkejut dan hendak menghampiri Jeana.

Tetapi Jeana tiba tiba bangkit dan menyerang perempuan itu. Mencekiknya dengan kuat hingga perempuan itu terangkat dan tak lupa memberinya senyuman jahat.

"Kau yang telah membunuhku! Kau harus mati!" ucap Jeana.

"Kau siapa?" kata perempuan itu dengan napas tersengal-sengal.

"Aku yang telah kau bunuh. Teganya kau membunuhku. Kau tega membiarkan ibukku tinggal di dunia ini sendiri." ucap seseorang di dalam tubuh Jeana.

"Maafkan aku, aku hanya punya keinginan membunuh. Apakah itu salah?"

"Matilah kau!" teriak Jeana. Cekikkan itu semakin kuat.

Tetapi tiba-tiba Jeana terjatuh lemas. Jeana sadar. Kagetnya Jeana melihat perempuan di depannya tak sadarkan diri. Segera ia membawanya ke rumah sakit dan melaporkannya ke pihak berwajib.

Matahari menampakkan wajahnya di balik awan. Jeana duduk di depan gundukan dengan nisan bertuliskan Keysha.

"Oh nama kamu Keysha bilang dong!" ucap Jeana.

"Hehheehe maaf. Bagus ya namaku?" ucap gadis di sebelahnya

"Bagus kok. Makasih ya kemarin sudah membantu." kata Je berterima kasih.

"Aku yang harusnya terima kasih ke kakak sudah mau membantu aku. Sekarang aku bisa tenang." ucapnya dengan senyuman yang tulus.

"Baik-baik disana. Jangan nakal ya. Titip salam ya sama Tuhan." ucap Je bercanda.

"Iya nanti aku sampein kok." dengan senyuman indahnya.

Perlahan gadis itu menghilang berbaur dengan debu bertebangan. Jeana kembali dengan senyum bahagianya. Pulang ke rumahnya melewati jalan setapak itu kembali. Sekarang tak ada lagi yang ditakutkan ketika melewati jalan itu kembali. Tak ada lagi pembunuh yang membuatnya takut.

Tetapi diam-diam sepasang mata tajam memperhatikan Jeana dengan senyuman jahatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang