Sebuah sepeda motor ringsek terjepit diantara dinding trotoar dan mobil yang dikendarai Aditia.Dengan sigap Aditia keluar dari mobil dan meminta bantuan pengguna jalan untuk mengangkat dua korban kecelakaan itu masuk mobilnya dan segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat.
Tiba di rumah sakit dengan sigap perawat membawa pasien masuk ke ruang ICU.
Aditia begitu panik melihat dua korban. Terlebih korban yang perempuan tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari bagian tubuh dan kakinya. Sementara korban lelaki yang lebih tua dari Aditia masih tersadar namun cukup memprihatinkan.
Setelah korban ditangani dokter, Aditia segera mengurus administrasi.
Beberapa jam kemudian, korban laki- laki yang bernama pak Yahya diketahui dari tanda pengenalnya dipindahkan ke ruang perawatan.
Sementara korban wanita masih dalam penangan dan ternyata puteri dari pak yahya yang bernama Ranaya Purbasari.Tak lama berselang keluar perawat untuk mencari keluarga pasien.
"Bapak keluarga Nyonya Ranaya?" tanya perawat.
"Bukan, saya hanya membawa korban. Keluarga pasien tadi seorang bapak yang juga kecelakaan dan dipindahkan ke ruang perawat." jawab Aditia.
Lalu perawat berlalu menuju ruang rawatan pak Yahya.
Entah pembicaraan apa yang disampaikan perawat itu kapada pak Yahya. Terlihat sekali wajah yang tenang namun menyiratkan kekhawatiran dari ekspresi perawat tersebut.
Setelah perawat itu keluar dari ruang pak Yahya, Aditia segera masuk untuk menemui pak Yahya.
"Assalamualaikum pak" sapa Aditia.
"walaikumsalam" sontak pak Yahya menjawab dan terbangun melihat siapa yang datang.
" maaf sebelumnya, perkenalkan nama saya Aditia Lubis. Saya mohon maaf pak, atas kelalaian saya menyebabkan bapak dan putri bapak terbaring disini" tutur Aditia
"Hemm" Pak Yahya hanya berdehem.
Pak Yahya masih berusaha menata emosinya, bagaimana mungkin ia bisa langsung bisa menerima maaf pada orang yang telah mencelakai putri hingga separah ini.
"Pak, maafkan saya. Saya akan bertanggung jawab atas semua yang menimpa bapak dan puteri bapak" pinta Aditia.
Terlihat pak Yahya berpikir sejenak, lalu berkata.
" Apakah bersedia bertanggungjaeab terhadap puteri saya Ranaya?"
" ya pak, saya bersedia apapun itu" jawab Aditia tanpa pikir panjang.
Tiba- tiba suara puntu di ketuk dari luar. Lalu pintu terbuka ternyata ada polisi lalu lintas yang datang.
Polisi yang meminta pertanggungjawaban Aditia atas kecelekaan yang disebabkannya. Juga meminta keterangan pak Yahya.
Setelah pembicaraan yang cukup menegangkan akhirnya pak Yahya tidak menuntut Aditia dan hanya menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan syarat Aditia bertanggungjawab secara materi dan moril.
Aditiapun demikian sangat berterimakasih pada pak Yahya, dan sanggup bertanggungjawab materi dan moril atas kecelakaan yang disebabkanya itu.
***
Setiap hari Aditia menjenguk pak Yahya untuk melihat perkembangan kesehatan dan apa saja kebutuhan pak Yahya dan puterinya.
Hari ketiga, pak Yahya memanggil Aditia ingin membicarakan hal yang dianggap serius.
"Nak Aditia, besok bapak sudah diperbolehkan pulang. Tapi Ranaya masih dalam perawatan" suara pak Yahya tertahan.
"Biar saya antar bapak besok" respon Aditia
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta,Wanita Tak Sempurna
RomanceKeinginan Aditia Lubis untuk memiliki generasi penerus melibatkan dia pada pernikahan poligami. Meski dia sudah yakin dari awal tak akan mampu bersifat adil. Namun, Sintia istri pertamanya menolak untuk diceraikan dan memilih poligami dengan alasan...