"Aku mau kita—"Zhea menggantungkan ucapannya. Sementara, Athalla masih menunggu ucapan selanjutnya dari Zhea, dengan perasaan penasaran sekaligus cemas, Athalla tidak bisa menebak ucapan apa yang akan Zhea lanjutkan nanti.
"Apa?"
"Aku mau kita setelah lulus sekolah—kita tunangan." ucap Zhea selanjutnya, walau disetiap kata yang ia ucap itu terlalu menekan. Mungkin bagi Athalla ini wajar untuk hubungannya kedepan nanti, cuma baginya mungkin Zhea terlalu cepat berkata demikian.
"Kamu yakin? kita kan satu tahun dari, dan minggu ini, besok lusa kita itu pembagian raport untuk kenaikan kelas dua belas." respon Athalla terhadap ucapan Zhea.
"Iya. Aku yakin."
"Tapi kan terlalu cepet Zhe?"
"Kan nggak sekarang. Setelah lulus sekolah nanti, nikah kan bisa setelah kita lulus kuliah?"
"Oke. Aku cobain buat ngomong hal ini sama Mama dan Papa."
"Oke."
***
Athalla sudah berada didalam rumah sekarang. Ketika masuk kedalam rumah ia sudah mendapati Mama dan Papanya sedang duduk bersantai diruang tengah. Tepat sekali.
"Pa?" ucap Athalla pelan, "Tumben jam segini udah ada dirumah? Papa nggak kerja?"
Papanya menggeleng, "Hari ini Papa pulang lebih dulu. Karena besok Papa ada meeting penting dikantor."
"Oh," jawab Athalla selanjutnya, "Ohya, ada yang mau Athalla omongin sama Mama dan Papa."
"Masalah apa, Tha? kayaknya penting banget." ucap Sarah merespon, "Mama jadi deg-degan."
"Iya, kamu mau ngomong apa Tha?"
"Athalla mau—" Athalla menggantungkan ucapannya, menghemuskan nafas pelan, kemudian mencoba berkata selanjutnya, "Athalla mau setelah lulus sekolah, Athalla tunangan sama Zhea. Selain hubungan kita lebih jelas dan serius, Zhea juga bisa ikut Athalla ke Jerman juga Pa."
"Apa kamu gak mikir dulu, Athalla? ini terlalu cepet buat kamu. Kamu masih muda nak, Mama pengen liat kamu sukses dulu baru nikah." respon Sarah kemudian.
"Yang dikatakan Mama kamu bener. Papa belum setuju buat kamu tunangan dan nikah secepat itu." lanjut Papanya.
"Nggak Ma. Nikah kan bisa setelah lulus kuliah? bener kan? Athalla mau tunangan dulu sama Zhea setelah lulus sekolah nanti." Athalla masih meyakinkan kedua orangtua nya.
"Mama nggak setuju juga. Mama mau liat kamu sukses dulu, dan baru menikah sama perempuan yang kamu pilih."
"Tapi Ma, Pa—"
"Nggak ada bantahan, Athalla. Jika memang kalian berdua berjodoh, mau hal apapun yang memisahkan kalian akan tetep gak bisa, kalian akan tetap bersatu jika itu kehendak Tuhan." balas Sarah memberitahu anak sulungnya.
Athalla pasrah, jawaban kedua orangtuanya diluar dugaannya. Mereka tidak setuju, lebih tepatnya tidak setuju karena bagi mereka ini terlalu cepat. Tapi kata Sarah—Mamanya, Athalla bisa menikah dengan wanita pilihannya. Tapi tidak sekarang.
Kemudian Athalla beranjak dan hendak menuju kamarnya. Setelah sampai didalam kamar, Athalla berniat mengganti pakaiannya, dan segera menemui Zhea sekarang, untuk mengasih tau jawabannya.
Athalla meraih ponselnya diatas meja, kemudian mencari kontak Zhea dan segera menelpon gadis itu. Dan sambungan telpon tersambung. Tak ada waktu lama untuk Athalla menunggu jawaban telepon dari Zhea, gadis itu langsung menjawabnya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, 'Athalla' [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] # 1 - Zhea # 5 - Athalla # 11 - storylove Bercerita tentang kisah seorang gadis yang tiba-tiba ditembak oleh pria tampan, yang dijuluki sang kapten futsal disekolah nya yang dikenal sifat nya cuek dan dingin. Saat gadis...