👫 fourty five - kidnapped?

21.8K 1.1K 66
                                    

Luna tunggu di cafe biasa yaa! Cepetan okee:)

Sent.

Luna tersenyum menatap pesan yang baru ia kirim ke Alex. Matanya menatap keseluruhan isi cafe yang dipilih menjadi tempat pertemuan pertama mereka setelah tidak bertemu berbulan-bulan.

Gadis dengan rok navy diatas lutut itu tidak sabar untuk bertemu orang yang ia sayangi dan rindukan.

Caramel Macchiato kesukaannya sudah tersedia di atas meja. Sesekali ia meminum minuman tersebut.

Luna, i'm so sorry, jalanan macet banget.

Luna memajukan bibirnya ketika membaca pesan dari Alex. Padahal ia sudah buru-buru mempersiapkan dirinya saat mendengar Alex sudah on the way dari rumahnya. Memang cafe tersebut lebih dekat dari rumahnya daripada dari rumah Alex.

Sebenarnya kemarin Fiona dan Xaverick sudah mengajak Luna untuk langsung menyambut Alex di Bandara, tapi Luna menginginkan sesuatu yang berbeda. Ia ingin langsung menghabiskan waktu bersama laki-laki itu. Jadi kemarin ia membiarkan Alex istirahat saja.

okay, gapapa.

Luna menyimpan ponselnya kembali. Ia memutuskan untuk memesan makanan ringan dahulu untuk mengganjal perutnya yang sudah bergejolak minta diisi.

Kue yang identik dengan warna merah sudah ada di hadapannya. Luna mulai memakan red velvet tersebut. Pikirannya melayang-layang sambil menatap ke luar cafe.

Tiba-tiba ponsel dengan casing bergambar olaf itu bergetar. Sederet nomor tidak dikenalnya muncul di layar ponselnya. Terdapat kalimat 'Slide to answer' dibawahnya. Karena Luna memang orang yang tidak pernah curiga ia akhirnya mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, ini siapa?" tanya Luna. Terdengar suara orang terengah-engah dari sana.

"Ha-halo, ini Lu-Luna bukan?"

Luna mengernyitkan dahinya kala mendengar pertanyaan aneh dari si penelepon dan juga suara yang, mmm, sedikit familiar?

"Iya, ini Luna. Kenapa ya?"

"Luna! A-Alex, kecelakaan!"

Mata Luna sontak melebar dan tubuhnya menegang. Semua bayang-bayang buruk sudah melintas di otaknya.

Apa Alex baik-baik saja? Apa lukanya parah? Apa laki-laki itu masih sadar? Alex tidak akan meninggalkannya kan?

"Ka-kamu serius?" tanya Luna bergetar.

"Iya! Sekarang Alex ada di rumah aku!"

Meskipun bingung kenapa tidak dibawa ke rumah sakit, tapi Luna tetap bertanya dimana alamat rumahnya. Mungkin lukanya tidak begitu parah dan bisa diobati di rumah. Begitu pikir Luna.

"Rumah kamu dimana?" dan penelepon tersebut menyebutkan alamatnya.

Setelah itu Luna mematikan sambungan telponnya. Ia buru-buru meninggalkan cafe dan memesan taksi online.

Luna meneteskan air matanya yang sedari tadi ia tahan. Bayangan Alex yang terluka membuatnya sedih. Ekspektasinya, hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan bagi keduanya tetapi ia malah mendapat kabar buruk.

Sebuah mobil berhenti di depannya yang ternyata adalah taksi yang ia pesan. Luna buru-buru masuk ke dalam. Ia teringat untuk mengabarkan kedua orang tua Alex. Tapi ia urungkan. Luna yakin Alex tidak apa-apa.

"Mba, ini benar alamatnya?" tanya supir taksi online tersebut.

"Iya, bener." supir tersebut hanya mengangguk. Ia sedikit bingung karena alamat tersebut menuju ke pinggiran kota yang pastinya hanya terdapat rumah-rumah kumuh dan pabrik bekas.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang