Duduk dibalkon kamar mungkin adalah hal yang paling orang suka, karena disana mereka dapat menikmati indahnya keadaan kota dengan udara yang begitu segar, suasana tersebut lah yang mendukung arfi untuk melamun membiarkan pikirannya melayang entah kemana sembari memejamkan matanya arfi kembali terfikir akan ucapan kakaknya apakah dia harus menuruti kata-kata kakanya tadi, hal itu cukup membuat arfi terbebani apa lagi jika dia teringat memori dahulu yang terjadi disana"arhgggggg" kesal arfi memukul pagar pembatas balkon kamarnya
"bodoh!!!kenapa gw belum bisa lupain itu semua"kesal arfi semakin menjadi jadi semakin dia ingin melupakan justru dia akan semakin mengingatnya
"bodoh bodoh bodoh lo arfii"teriak arfi sekencang mungkin hingga sharla yang sedang berada di dapur mampu mendengar teriakannya.
Sebenarnya sharla tau apa yang terjadi dengan adiknya tapi dia harus memastikan apakah arfi baik-baik saja atau tidak,
Tok Tok Tok
suara ketukan pintu terdengar"fi??lo ngga papa kan?"ucap sharla dari luar kamar, namun tidak dapat jawaban dari siapa pun
Akhirnya sharla masuk kamar arfi dengan sendirinya untuk memastikan keadaan arfi, sharla melihat arfi berada di balkon kamarnya sedang terduduk dengan menundukkan kepalanya kebawah dengan menutup mukanya dengan kedua telapak tangan
"fi?are you oke?"ucap sharla pelan
Arfi hanya mendongak melihat sharla yang sedang berdiri, setelah melihat kakanya arfi kembali menundukkan kepalanya, itu yang membuat sharla tergerak untuk duduk di samping arfi
"lo kenapa?masih mikirin apa yang tadi gw bilang?" tanya sharla menatap arfi yang masih tertunduk, arfi menjawab sharla hanya dengan anggukan
"fi liat kaka deh"ucap sharla, tetapi arfi masih terus menunduk akhirnya sharla mengangkat dagu arfi agar arfi mau menatapnya
"gini fi, kaka tau kamu masih kepikiran sama yang dulu-dulu tapi yakin deh kita bakal baik-baik aja disana,"ucap shala meyakinkan arfi, "lagi pula kita juga ngga bisa kalo terus ngehindar dari masa lalu, kita harus bisa terima dengan apa yang udah terjadi, kita juga harus punya prinsip kalo yang udah lalu ya udah ngga usah di ingat-ingat apa lagi di jadiin bahan buat balas dendam, itu ngga akan baik" jelas sharla panjang lebar untuk meyakinkan arfi, tak sadar jika kini sharla sudah mulai memeteskan air mata,sedih sebenarnya jika dia mengingat yang lalu tapi dia harus tetap tegar demi arfi bisa yakin jika pindah kejakarta akan baik-baik saja
"tapi gw belum terima sama semua itu ka, apa lagi kejadian itu yang membuat kita kehilangan orang yang kita sayang" protes arfi
"gw tau, gw juga sebenarnya belum bisa terima semua itu tapi ngga selamanya kita harus ngehindar kayak gini"jelas sharla semakin meneteskan air matanya sebenarnya sharla juga sedang menyembunyikan sesuatu tapi dia belun mau menjelaskan pada arfi sekarang
"gw bingung ka, ngga tau harus gimana , gw belum siap kalo ketemu dia lagi"
"tenang kaka jamin kita ngga bakal ketemu dia"
Arfi hanya diam dan berfikir apa dia harus benar benar datang ke kota itu kembali
"jadi kita bener mau pindah?"tanya arfi
"kalo lo mau kita pindah"
Arfi berpikir kembali dalam diam selama beberapa menit
" jadi gimana?mau kan?"tanya sharla
Arfi hanya mengangguk pasrah medengar penjelasan penjelasan kakanya itu
"waaahhh oke makasih de, gw sayang banget sama elo"ucap sharla girang sembari memeluk arfi ,arfi yang merasakan pelukan dari sharla pun membalasnya,pikiran buruk arfi sedikit menghilang ketika melihat sharla senang,setidaknya arfi mampu membahagiakan kakanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AntarKita [ On Going ]
Teen Fiction---- (FOLLOW DULU SEBELUM BACA) "lo mau kemana?" "mau turun lah" "liftnya ada disini" "gw ngga mau naik lift" ucapnya hendak pergi namun tangannya segera dicekal oleh orang disebelahnya. ---- Sebuah masa lalu mungkin akan menjadikan seseorang berhe...