Ruangan auditorium yang memiliki satu panggung ditengah dan ratusan kursi yang mengelilingi itu kini dipenuhi oleh berbagai macam jenis manusia dan kepribadian. Memandang fokus pada satu titik yang ada di atas panggung. Tersorot terang lampu yang berada tepat diatas kepala, rupa nya cukup menakjubkan.
Dengan mata sembab, bibir penuh luka, pakaian yang sudah tak layak pakai tentu saja karena pada bagian dadanya, terdapat sobekan kasar seakan itu sengaja di buat disana. Duduk diatas kursi dengan kedua tangan terikat dibelakang, rambut terang berantakan itu sedikit menutupi dahinya, yang dipenuhi keringat.
Air muka datar itu tampak menawan, seolah mengatakan bahwa ia mahal. Beberapa orang didalam ruangan itu berpikir begitu. Ada pula yang tak tertarik sama sekali, pun ada yang merasa kasihan, meski tak ada niatan untuk membantu.
Sama seperti Kim Seungmin, pria karir muda itu sepertinya pun tidak tertarik dengan 'barang' yang di tawarkan. Tampilannya murahan, tubuhnya kotor, terlihat lebih seperti seorang gelandangan. Ya, memangnya siapa yang mau melelang seorang pangeran ditempat seperti ini? Gelandangan butuh uang memang jadi yang paling sering ditawarkan. Ia enggan membuang-buang uang hanya untuk itu tentu saja.
"Saya akan mulai dari sepuluh juta won." Perkataan seorang pria yang disangka sebagai pembawa acara memecah hening, memberikan harga dasar untuk barang tawarannya.
"Lima belas juta won!"
"Tiga puluh juta won!!"
Seungmin kembali memperlihatkan objek diam yang berada disana, masih enggan memberikan harganya untuk itu. Lagipula, ia tidak sama sekali tidak tertarik. Tidak untuk sekarang
Anak laki-laki yang dirasa berada beberapa tahun dibawahnya itu terlihat pasrah, seperti tidak masalah mau dirinya dijual berapa won pun. Tidak sampai anak itu mendongak, tanpa sengaja mempertemukan hazel sendunya ke arah Seungmin. Pria karir rupawan itu tertegun.
"Ada yang ingin menawarkan lebih dari tiga puluh lima juta won?"
Permatanya menyolok sayu, jejak-jejak pilu masih bisa Seungmin tangkap dari jaraknya sekarang. Anak itu adalah laki-laki si pengantar susu, yang setiap pagi selalu datang ke rumahnya, menyapanya dengan raut datar, sama sekali tidak terlihat ramah. Beberapa hari anak itu tak datang, dan sekarang ia malah bertemu dengannya di tempat seperti ini. Apa yang terjadi hingga bocah itu berakhir disini, sebagai barang lelangan?
"Empat puluh lima juta won!"
"Apakah ada yang ingin menawarkan lebih tinggi?"
Seungmin sungguh tak mau tahu, toh itu bukan urusannya. Mau anak itu dijual atau apapun, sama sekali tak mempengaruhi kehidupannya. Ia tak akan untung atau rugi, kan?
Maniknya sengaja melirik orang yang semula menyuarakan harga tertinggi untuk si pengantar susu, alisnya menyatu geli kala mendapati sesosok pria tambun tua dengan kumis tebal diatas bibirnya, memandang penuh nafsu pada objek di tengah panggung sana. Tua tua keladi, batinnya. Sekali lagi, seorang Kim Seungmin tak akan mau peduli. Kembali pada bocah laki-laki yang masih diam ditempatnya.
"Baiklah, penawaran akan saya tutup dengan harga--"
"Lima puluh juta won! Berikan dia padaku!" Seungmin berdiri tegap, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana bahan katun abu-abu yang ia kenakan, dipadukan dengan kemeja berwarna biru langit yang sangat kontras dengan pakaian orang-orang di ruangan itu yang semuanya dominan hitam dan putih.
"Baik, lima puluh juta won. Ada lagi?" Tak ada jawaban, semua bungkam saat itu. Raut angkuh Seungmin itu memandang percaya diri ke arah si pembawa acara, mengatakan bahwa 'barang' itu miliknya.
"Pelelangan kami tutup dengan harga lima puluh juta won dengan tuan.." si pembawa membunyikan lonceng kecil ditangannya.
"Kim Seungmin." Sahutnya datar, serigala tajamnya memandang lurus, hanya dengan begitu, ia mampu membuat orang lain merasa bahwa mereka tidak ada bandingan dengan dirinya. Seolah ia lah yang sedang berdiri di puncak.
"Tuan Kim Seungmin. Silahkhan selesai kan transaksinya dengan pihak kami, sebelum anda membawa 'milik' anda." Seungmin mengangguk seadanya, lantas turun dari tribun mengikuti seseorang yang dirasa salah satu pihak penyelenggara acara lelang ilegal itu. Lagipula, meskipun legal, tidak ada satupun dari pihak berwajib yang berani menghentikan kegiatan 'amal' ini.
Ketika ia berjalan di depan panggung, hazel anak itu kembali ia dapati. Entah artinya apa, ia membalas dengan mengedipkan sebelah mata. Meski dengan tampang datar. Mungkin saja dengan begitu si bocah bisa berubah menjadi sebongkah emas.
🔞
Sebuah kertas berisi surat perjanjian berpindah ke tangannya, ia memandangnya dengan penuh sesal. Ah, rasa yang selalu muncul belakangan. Lima puluh juta won nya lenyap, dan ia sekarang malah membawa pulang seorang anak laki-laki yang tampaknya tak peduli akan dirinya sendiri. Seungmin seharusnya tahu bahwa ia melakukan hal yang tak berguna.
"Sekarang, dia milik anda. Selamat." Seungmin hanya melirik tangan yang terulur untuk menjabat tangannya itu, memandang datar pada sosok pria paruh baya dengan kepala botaknya. "Ha ha, terimakasih atas ucapan selamatnya." Serunya dengan skeptis, memandang sosok yang tengah berdiri dengan kepala tertunduk di belakang pria tua gendut itu.
"Hey nak, ikut aku." Panggilnya pelan, anak itu mendongak, lalu kembali menundukkan wajahnya dan membuat langkahnya bergerak menuju ke arah Seungmin. Tanpa mengatakan apapun.
Seungmin menghela nafas panjang, melipat kertas sialan yang sebelumnya ia terima itu, kemudian ia masukkan ke dalam saku celananya. Seungmin hanya berharap semoga lima puluh jutanya tidak terbuang sia-sia.
"Ah, sialan!"
-tbc-
CEO vibes :")Kekurangan Kim Seungmin apa?
Me : AKHLAK!!!
peringatan!!
Part lanjutannya akan jadi mature content! Jadi kumohon bijak lah kalian! Jika belum waktunya, hindari membaca ini! AKU BENAR-BENAR MELARANG JIKA KALIAN MASIH DIBAWAH 18 TAHUN!! OKE!?!!
Ini sisi qotorku
KAMU SEDANG MEMBACA
[15]Mr Kim [Kim Seungmin & Seo Changbin] Short Story | 18+✔
Fanfiction[COMPLETE] Seungmin kira sikap heroiknya berujung sia-sia. Namun kalau dipikir-pikir, boleh juga. . Warning ⚠ BXB berisi mature content Changbin bottom!! Seungmin top! crack pair! 🔞 percayalah! Age exchanged