Seungmin melemah, tak tega melihat Changbin berlutut untuknya, menghampiri anak itu dan segera membawa tubuh kecil itu dalam pelukannya. Tubuh ringkuh itu bergetar, makin ia peluk erat-erat."Ssstt, kau melakukan sesuatu yang benar. Dia tidak akan menyakitimu lagi, aku disini." Keduanya memisah, Seungmin menangkup wajah itu dengan kedua tangannya, tersenyum lembut pada yang lebih muda. "Tak apa, semua akan baik-baik saja."
Memberikan afeksi lewat tatapan serigalanya yang menghalus, hazel itu terlihat lebih tenang dari sebelum. Masing-masing pernik beradu padu hingga tak sadar bahwa masing-masing kepala memangkas jarak.
Tunggu dulu Kim Seungmin, kau bilang tidak akan melakukan sesuatu yang 'lebih' pada anak ini. Cukup dengan merawatnya dan jadilah orang yang baik. Oke?
"Sebagai rasa terimakasih ku, kau bisa melakukan apapun padaku tuan. Apapun." Seungmin mengerjap, ini pukul sembilan malam, seharusnya anak itu hati-hati dengan ucapannya, apalagi pada pria kesepian seperti dirinya.
"Kau pikir aku ini pria mesum? Pergi mandi sana bocah, kau jangan melunjak ya!" Suasana haru itu pudar, dan entah bagaimana bisa sekarang Seungmin berkacak pinggang dihadapan Changbin, hendak melupakan pikiran kotornya terhadap si remaja.
"Aku serius, tuan. Lagipula, ini tugasku sebagai budakmu." Changbin mendekati Seungmin, berdiri di hadapan tuanya dengan mendongakkan kepala susah payah, ia heran kenapa ada manusia setinggi Seungmin.
"Heh, kau mau apa? Menjauh dariiku!!" Seungmin menahan kening Changbin agar anak itu tidak mendekatinya, mendorong tubuh itu menjauh. Namun sepertinya Changbin sama sekali tidak mendengarkannya.
"Tidakkah tuan juga menginginkan ku? Kau membeliku karena ingin menggunakan ku, semua pria single kolot mempunyai sifat seperti itu." Seungmin mendelik, menundukkan kepalanya tepat ke hadapan wajah Changbin, memandang datar anak itu.
"Siapa yang kau katai kolot bocah---"
Kalimat Seungmin tercekat ketika Changbin tiba-tiba mengecup bibirnya, mengerling nakal setelahnya. Lain halnya dengan Seungmin, pria itu memperlihatkan raut datar nya. Memutar bola matanya jengah, ia menyentil kening Changbin.
"Jika kau sangat ingin aku menidurimu, setidaknya mandi dulu sana. Tidakkah kau mencium bau sampah dari badanmu, bocah?" Anak itu tersenyum samar, dan seperti semula yang hanya diam layaknya mayat hidup.
"Kalau begitu mandikan aku, aku sulit menjangkau bagian belakang tubuhku. Kau tidak keberatan kan, tuan?" Seungmin menggeleng pelan, ternyata ia salah jika mengira bocah ini setidaknya pendiam dan tak banyak tingkah. Tapi ternyata Changbin tidak lebih seperti remaja pada umumnya, suka mempermainkan orang dewasa.
Seungmin memutar tubuh Changbin, "Cepat jalan duluan sana." Ujarnya seraya menendang bokong Changbin agar anak itu segera bergerak.
"Merepotkan saja!",
.
🔞
Seungmin membiarkan tubuhnya yang masih terbalut kemeja biru itu basah, mengusap punggung Changbin hati-hati dengan tangan yang penuh busa. Setelah 'memandikan' si bocah, ia akan membersihkan dirinya sendiri.
"Tuan, kenapa kau mau membeliku?" Tanya Changbin bertabrakan dengan suara riak air, anak itu sedikit mendesis kesakitan kala Seungmin menggosok punggung nya pada memar yang belum sembuh.
"Berhenti menggunakan kata beli itu, kau bukan barang. Lagipula aku sedang ingin menghamburkan uang ku, jadi jangan berpikir bahwa aku melakukan ini karena ingin menolongmu." Sahutnya sambil mengusap pundak Changbin, mengelus pelan bekas lupa memanjang di bahu Changbin itu.
"Kupikir kau orang aneh. Setiap hari selalu bertengkar dengan tetanggamu perihal tidak penting. Kau juga selalu meninggalkan botol susu dalam keadaan masih kotor, itu membuatku bekerja dua kali karena harus membersihkannya. Tapi karena kau telah menolongku, aku memaafkan perbuatan mu." Changbin berceloteh, Seungmin memutar tubuh anak itu agar berhadapan dengannya. Lantas mendecih ketika anak itu memandangnya sambil tertawa pelan.
"Aku tidak akan minta maaf." Sergahnya sembari menggosok dada Changbin, ia akhirnya memutuskan untuk memandikan anak itu sepenuhnya, sudah kepalang tanggung pikirnya.
"Terimakasih." Tangan Seungmin itu berhenti bergerak ketika mendengar kata itu keluar dari sosok dihadapannya. Serigalanya otomatis bertemu dengan cokelat milik anak itu, terpaku disana.
Sekon selanjutnya, kedua tangan bocah itu menjulur ke arah Seungmin, menangkup wajah tirus milik sang tuan, menariknya dan mendaratkan ciuman di bibir yang lebih tua.
Mencium benda itu dengan tenang, mengungkapkan rasa terima kasih melalui cumbuan lama itu. Seungmin tanpa sadar memejamkan matanya, sabun yang semula berada di tangannya terjatuh ke lantai, kini kepalanya ikut terguyur air, rasanya aneh, asing, namun mendebarkan.
Changbin menyudahi tautan yang akan berujung panas itu, lantas kembali menunjukkan kerlingan jahilnya pada Seungmin.
"Lihat, wajahmu merah tuan. Masih tidak mau?." Seungmin masih diam, ia sedikit terkejut rupanya, masih belum melakukan pergerakan apapun, betah membiarkan wajahnya terguyur air, mencoba mengenali rasa yang semula menyapa bibirnya. .
"Yakin tidak mau? Baiklah--"
"Kau salah melempar umpan, bocah." Geraman dari Seungmin itu cukup membuat Changbin tak lagi melanjutkan kalimatnya, dan sejurus kemudian Seungmin menarik pinggangnya, kemudian mencumbu bibir yang tadi lebih dulu mendarat padanya. Changbin tidak keberatan.
Tautan yang menimbulkan kecipakan khas itu menggelitik telinga, Seungmin mengelus pelan punggung Changbin yang sudah tak berpenutup itu, sedang Changbin entah bagaimana telah meletakkan kedua tangannya diatas bahu Seungmin, mengacak curtain hair cut basah milik Seungmin, mengeksplorasi perasaan yang ia dapat dari aktivitas mereka itu.. Bibir keduanya bergelut dibawah pancuran air, terlihat indah disaat bersamaan.
Seungmin kehilangan akal, bibir Changbin seperti ekstasi, membuatnya ingin meraup benda itu dalam-dalam, menyesapnya seolah disanalah sumber kehidupannya. Ia tarik kembali perkataan nya soal tak akan meniduri anak ini, karena sekarang ia benar-benar menginginkan Changbin dan tubuhnya tentu saja.
Seungmin menurunkan tangannya diantara belah pantat Changbin, yang baru ia sadari cukup sintal untuk bocah seukuran nya dan laki-laki sepertinya. Meremas benda itu secara lembut, masih memikirkan luka-luka yang dimiliki Changbin.
"Mmhh. Tuan-hh." Changbin mengerang kala Seungmin semakin intens meremas kedua bongkahan itu, mendorong tubuh Seungmin agar segera melepaskan pangutan keduanya, dengan berat hati Seungmin menuruti.
"Shit!" Seungmin mengumpat kala melihat air muka Changbin yang sepenuhnya merah, bibirnya mengkilap masih basah oleh salivanya, rambut yang berantakan sebab air yang masih mengguyur, juga hazel sayu itu membuat sesuatu dibawah sana bergejolak. Dibalik hembusan nafas berat itu, terdapat gairah nafsu diantara keduanya.
"Can I fuck you, baby boy?"
"Yess,,.. please..."
-tbc-
Maaf :") gemesin :")
KAMU SEDANG MEMBACA
[15]Mr Kim [Kim Seungmin & Seo Changbin] Short Story | 18+✔
Fanfic[COMPLETE] Seungmin kira sikap heroiknya berujung sia-sia. Namun kalau dipikir-pikir, boleh juga. . Warning ⚠ BXB berisi mature content Changbin bottom!! Seungmin top! crack pair! 🔞 percayalah! Age exchanged