New York, 16 Juli 20XX
Halo, Baobei! ヽ('▽`)/Ups, seharusnya aku enggak pakai panggilan itu lagi.
Oke. Akan kuulangi.
Halo, David!
Apa kabar? Oh, pastinya baik dong, ya!
Kayaknya ini pertama kalinya kita berhubungan sejak ... hmm, sejak tujuh bulan yang lalu? Eh, atau tujuh bulan sepuluh hari yang lalu? Yah, pokoknya sekitaran itu. Aku masih ingat waktu itu di Indonesia lagi awal-awal musim hujan, terus kau dengan teganya meninggalkanku di jalan tol tanpa payung.
Nah, it's okay.
Hujan adalah sahabat baiknya Mei~
Mau tahu tujuanku (yang enggak ada angin, enggak ada hujan, bagai petir di siang bolong) mengirimkan surat ini?
Eh tapi, sebelum itu ....
Aku tahu kau sudah putus dengan Sandra.
Dan sebelum kau beranggapan aku sedang menari riang di atas puing-puing patah hatimu, aku akan lapor sejujurnya. Fiqi yang kasih tahu. Aku enggak mengerti kenapa sahabatmu itu mesti bersusah payah memberiku informasi itu, tapi ... I'm so sorry to hear that, I guess?
Mungkin Fiqi cemas dan secara nggak langsung minta tolong supaya aku menghiburmu. Haha I already know that I'm no longer capable to do that. But really, Dav, aku enggak mengucap syukur kok pas tahu kejadian itu. Sama sekali enggak.
Tapi aku yakin you'll get through this too!
Ah, kenapa malah membahas ini? Aku sebenarnya ingin mencoret paragraf di atas, tapi sayang juga sih. And nooo, aku terlalu malas untuk mengambil kertas baru dan menulis ulang dari awal. Jadi, tolong maklumi saja surat yang kutulis apa adanya ini.
Jadi,
Dear Davidio Mahardika,
Tujuanku menulis surat ini adalah untuk menyelesaikan semua urusan di antara kita. Kau tahu, kan? Kita tidak pernah lagi bersapaan setelah tragedi di jalan tol waktu itu. Sejujurnya aku merasa aneh selama beberapa bulan ini. Sebelum jadi pacar dan mantanku, you were my bestfriend first. Aku sangat menyayangkan hubungan kita yang berubah banyak seiring dengan semakin berubahnya status :')
Tapi tidak apa-apa. Ini memang sudah jalannya, bukan?
Everything happens for a reason.
Surat ini datang bersama sebuah kardus.
Semua barang-barang yang pernah kau berikan selama kita pacaran, kukembalikan semuanya. Maaf baru bisa melakukannya sekarang. Sejujurnya, butuh waktu lama sampai akhirnya aku siap mengikhlaskan semua barang-barang serba pink nan lucu dan cute itu (╥_╥)
Aku tidak pernah menyesal sempat menghabiskan waktu bersamamu. That was a good time indeed. Awalnya aku memang marah dan kacau luar biasa ketika kau selingkuh di belakangku dan lebih memilih Sandra. Tapi, aku sudah merelakannya. Mungkin waktu itu perasaanmu padaku memang sudah mencapai batas kadaluarsa. Aku tidak menyalahkanmu. Sekarang aku sudah tidak apa-apa.
Lagi pula *jeng jeng jeng* aku sudah bertemu dengan orang yang tepat!
/Btw, kardusnya tolong diobrak-abrik, Dav. Cari kertas tebal warna merah muda. Ketemu? Oke sip!/
MEI AKAN MENIKAH DUA BULAN LAGI!
Kalau ada waktu, datang ya, Dav.
Orang bilang, enggak ada yang namanya sahabatan sama mantan, tapi mungkin kita bisa buktikan bahwa itu salah?
After all, we started everything as childhood bestfriends.
Best regards,
Meisy TanuwijayaP.S. Obat terbaik patah hati adalah dengan mencari cinta yang baru ;) Fighting!
***
TEMA 16:
"Surat untuk mantan"***
Hahahaha... ha...
Temanya susah hiks
Apa-apaan ini? Aku ga tau ini habis nulis apaan?
Oh, David sayangku cintaku. Maafkan, dirimu terpaksa kukorbankan kali ini.
Yang makin kewalahan di hari ke-16,
Tia16 November 2019
22.23 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Yestoday
Short Story[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2019 30 hari, 30 tema, dan 30 kisah. Singgahilah dunia berbeda yang ada di dalam sini satu per satu dan rasakan sensasinya. ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "30 Daily Writing Challenge" yang...