2

21 1 0
                                    

Sepulang sekolah aku langsung berganti pakaian menggunakan sweter panjang berwarna pink dan celana panjang berwarna hitam karna hari ini terasa dingin

Aku merebahkan badan di kasur menatap langit langit di kamar. Entah kenapa kejadian di sekolah tadi menghantui pikiranku.

Yeonjun itu sahabatku dari kecil, itu sebabnya kami dekat, bahkan sudah tidak aneh lagi bila kami tidur satu kamar.

Karena kami sudah seperti sodara sendiri. Dia bahkan selalu ada untuk ku daripada soobin. Dan yeonjun lah yang paling pengertian.

Apakah setelah ini aku akan canggung kepada yeonjun?

Kurasa iyah. Aku akan sangat canggung dan malu jika bertemu dengannya

Tapi aku rasa yeonjun tak akan merasa malu atau canggung. Aku tau sifatnya yang tidak malu malu

Membayangkannya membuat ku gerah, kurasa aku harus berhenti memikirkannya, tapi itu sulit

Aku berdiri dari tempat tidur berniat mengambil air dingin di dapur

Aku membuka pintu dan terkejut melihat yeonjun yang tengah berdiri sembari tersenyum

Mataku membulat. Tanpa berkata apa apa aku langsung menutup pintu. Aku bersandar di pintu

Yaampun apa itu imajinasiku saja? atau memang itu yeonjun?

Aku membuka pintu kamar lagi, untuk memastikan. Dan akupun terkejut lagi saat melihat soobin berdiri di depan pintu dengan senyumannya

Mata ku membulat lagi karna terkejut. Aku menutup pintu lagi tanpa berkata apa apa

"Yaampun tadi yeonjun? Sekarang soobin? Hiks... eottoke eomma appa keluarkanlah mereka dari pikiran ku"
Rengekku

Tok! tok! tok!

"Minji-ya! Buka pintumu! Soobin dan yeonjun menunggumu" teriak oppa jin

"Ommo" aku menutup mulutku. Ternyata yang ku lihat itu benar

Aku membuka pintu dan melihat mereka berdua berdiri di depan pintu kamar

"Mengapa kalian tidak memberitahuku jika kalian akan datang?" Tanyaku kesal

Yeonjun menggaruk tengkuknya "kami sudah menghubungimu tapi tak ada balasan dari mu"

Aku menepuk keningku karna baru teringat aku lupa mengisi daya iphone milikku

Yeonjun dan sobin tiba tiba menggenggam tanganku bersamaan
"Ayo kita..." ucap mereka bersamaan

"Maksud ku..." ucap mereka bersamaan lagi

Soobin melepaskan genggamannya dan tinggal yeonjun yang menggenggam tangan kananku erat

Yaampun semalam aku mimpi apa?

"Maksudnya aku ingin mengajak mu jalan-jalan besok karna besok hari sabtu dan sekolah libur" ucap soobin

Dalam hati aku tau bila dia tadinya tak ingin mengatakan hal itu, terlihat dari wajah soobin.

"Jika begitu. Ayo minji" tanpa berkata apa apa lagi, yeonjun tiba tiba langsung menarik tangan kananku

Langkah kita berhenti di teras rumah. Aku menatap sepeda yeonjun dan sepedaku yang terparkir

Dia melepaskan genggamannya lalu mengambil helm sepeda warna ungu milikku

Tangan kirinya memegang helm dan tangan kanan nya menyelipkan rambut ku ke belakang telinga yang sedikit berantakan

Dia memasangkan helm kepada ku. Senyum yeonjun saat ini masih belum luntur.

Saat memasang helm, wajah kami hanya berjarak sepuluh centi. Aku masih bisa merasakan nafas hangatnya. Pipiku tiba tiba memerah

~♡~

"Sebenarnya kita mau kemana, sih?" Tanya ku

"Ikuti saja aku. Nanti juga kau akan tau" jawab yeonjun

Kami masih mengayuh sepedanya di jalan beraspal yang agak sepi dari kendaraan. Sampai akhirnya yeonjun berhenti di taman yang indah penuh bunga dan lampu tambler

Dia turun dari sepedanya dan melepas helmnya, begitu juga dengan aku

Yeonjun menatapku begitu juga denganku

"Satu, dua" yeonjun mulai menghitung "tiga"

Salju pun mulai turun. Ini pertama kalinya aku melihat salju pertama turun. Kemadian tambler pun mulai menyala dan terlihat air mancur yang terus berinteraksi dengan indah.

"Bagaimana? Apakah kau suka?"
Tanya yeonjun

"Aku sangat suka. Gomawo yeonjun-ah" jawabku

Dia memegang kedua pundakku "aku rasa aku harus mengatakan ini padamu"

"Mengatakan apa?"

"Aku menyukaimu"

Deg!

Kenapa dia harus menyukaiku? Aku harus berkata apa? Aku sendiri tidak yakin pada perasaanku yang sebenarnya

"Tapi aku rasa kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku tau kau menyukai soobin. Dan meskipun nanti kau telah bersama soobin aku akan bahagia karna kau juga bahagia" dia menarik nafas dan membungnya "tetapi rasa ingin melindungimu selalu ada. Aku tak ingin kau sedih seperti kemarin"

Yeonjun memelukku erat tanpa ku balas pelaukannya. Wajahnya di tenggelamkan di bahuku

"Rasanya nyaman jika kau ada di dekatku" bisiknya

《•°•AMONG YOU•°•》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang