3

14 1 0
                                    

Pukul tujuh begini soobin sudah mengetuk pintuku mengajakku jalan-jalan bersamanya

Soobin berjalan di sampingku. Keadaannya sangat hening, tidak ada percakapan dari kita

Sudah lama kami tidak jalan bersama dan menghabiskan waktu bersama

Terakhir jalan bersamanya saat kami kelas 2 SMA saat itu soobin sudah memiliki sora.

Soobin berjanji padaku, dia akan mengajakku ke pestival cerry bloosem. Dan itulah terakhir kalinya aku jalan jalan bersama soobin

"Minji-ya" panggilnya yang memecahkan keheningan

"Hmmm?"

"Kau dan yeonjun berpacaran?" Tanyanya yang membuat ku mengibaskan tangan di udara

"T-tidak kami tidak b-berpacaran"
Jawabku terbatabata. Pertanyaan itu, pertanyaan yang tidakku sukai.

"Aku pikir kalian berpacaran. Kalian terlihat cocok. Apalagi akhir akhir ini kau selalu bersama yeonjun" dia tertawa ringan

Soobin menghentikan langkahnya dan menggenggam kedua tanganku erat

Yaampun kumohon jangan seperti ini. Jantungku jadi berdegup kencang

"Aku menyukai sora"

Deg!

Kumohon jangan katakan itu. Hatiku terasa seperti tertusuk pedang.

Aku ingin menangis dan berteriak tapi aku tahan itu semua. Karna jika aku melakukannya, sepertinya aku akan di anggap aneh oleh soobin.

"Jinja?" Tanyaku

"Aku tak berbohong minji, kau tau sendirikan aku dan sora putus hanya karna sora cemburu padamu yang selalu dekat denganku. Dan semua itu salah paham. Aku menganggap mu sebagai adikku sendiri"

Deg!

"Apakah setelah kau kembali dengan sora kau akan menjauh dariku?"

Soobin terdiam sejenak. Aku tak tau apa yang sedang di pikirkan soobin

Dia mengacak ngacak rambutku pelan "tentu saja tidak" jawabnya

"Menurutmu bagaimana cara aku mengatakan perasaan ku pada sora?" Tanya soobin

"Tidak sulit kau hanya perlu bilang aku menyukaimu"

Soobin tiba tiba tertawa "bagaimana bila seperti ini?"

Chup!

Soobin mencium pipi kananku sekilas
"Aku masih menyukaimu sora"

Ya tuhan tolong kembalikan soobin padaku lagi

"Soobin-ah" teriak seorang gadis yang tak asing lagi bagiku

~♡~

Aku pulang sendirian tanpa di antar soobin lagi. Rasanya aku seperti jailangkung.

Udaranya terasa sangat dingin sementara aku masih belom setengah perjalan ke rumah. Ingin sekali aku berteriak dan meteskan air mata, tapi jika aku menangis di sini sepertinya air mataku akan membeku

Jika saja tadi tidak ada sora yang datang mungkin aku akan di antar pulang oleh soobin.

Memang sih tadinya soobin akan mengantarku juga tapi sora malah mengatakan kurasa minji tidak perlu di antar, jarak rumahnya dekat dari sini. Rumah ku jauh dari sini apakah kau mau mengantar ku?

"Minji-ya!" Teriak seseorang yang ada di belakangku. Aku tau itu suara yeonjun.

Yaampun aku harus bagaimana? Mataku merah karna menahan air mata. Aku tidak mau yeonjun melihat ku seperti ini

aku mempercepat langkah kaki ku sembari berjalan menunduk

Yeonjun menggenggam tangan kiriku di belakang dan kami berhenti melangkah. Dia berpindah tempat berhadapan dengan ku

"Kau kenapa? Kenapa kau menunduk dan menghindariku?" Tanya yeonjun

Yeonjun memegang dagu ku dan mendongakkan nya sejajar dengan wajahnya

"Kau menangis?" Tanya yeonjun yang di balas gelengan kepala dari ku

Dia mendekatkan wajahnya. Wajah yeonjun terlihat menyelidiki mataku

Dia meniup mataku dan akupun mengerjap sampai menutupkan mata dan akhirnya satu tetes air mata lolos dari ku

Yeonjun mengusap pipiku yang basah. Kemudian dia tersenyum

"Bagaimana jika kita ke cafe, taehyung hyung?"
Ajaknya

Aku mengangguk. Akhir akhir ini aku sudah lama tidak ke cafe taehyung oppa

Ohhh iyah, aku lupa menceritakan keluarga yeonjun. Taehyung oppa adalah hyungnya yeonjun

Orang tua mereka menjadi CEO perusahaan IT ternama di korea. Taehyung oppa mengatakan padaku bahwa dia tidak ingin melanjutkan perusahaan kedua orang tuanya, dia bilang bahwa dia hanya ingin bekerja keras dengan usahanya sendiri

Aku tak menyangka, selain baik dan tampan ternyata dia seorang pekerja keras

Aku dan taehyung oppa selalu berbagi cerita. Bercerita dengannya lebih menyenangkan daripada bercerita kepada jin oppa.



《•°•AMONG YOU•°•》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang