Rezeki Seafood.
Tempat makannya sederhana, tapi di dalamnya sangat penuh dengan pelanggan yang perutnya sama laparnya dengan Amanda saat ini.
Amanda masih takjub dengan pemandangan laut lepas yang disajikan oleh restoran ini. Angin dan suara ombak seolah berkejaran siapa yang lebih dulu sampai pada indranya. Saking larutnya, ia memajamkan mata untuk menikmati itu semua sambil menunggu pesanan tiba.
"Maaf ya, Amanda. Menu ikan kerapu nya pas habis. Jadi terpaksa kita pesan yang lain," ujar Hanna benar-benar merasa bersalah.
Amanda menoleh, "it's oke, Mba Hanna. Kan masih ada hari esok," Amanda menyengir, "lagipula sekarang keadaan darurat, tema nya sedang lapar, jadi apa aja yang penting bisa dimakan deh."
"Panggil Hanna aja kali ya? Jangan pake Mba. Ngerasa tua banget aku nya," ucap Hanna jujur dan sedikit dimanja-manjakan.
Amanda yang mendengar itu tertawa, "oke, Hanna."
Amanda kini menoleh pada gadis kecil yang masih mengenakan pakaian seragam merah putihnya. Ia terlihat kesulitan ingin melihat laut dari tempat duduknya.
"Vany mau lihat laut ya?" Tanya Amanda yang langsung dijawab anggukan semangat oleh gadis berponi menggemaskan itu.
Amanda tersenyum, ia angkat Vany untuk duduk di pangkuannya, lantas mereka melihat laut bersama. Dan mereka berdua sama-sama memejamkan mata menikmati suara debur ombak dan angin yang menerpa wajah mereka.
Hanna yang melihat itu tersenyum, lagi, ia harus berusaha menetralkan dirinya, menjinakkan hati dan jantungnya agar tidak memakan dengan buasnya moment manis seperti ini.
Karena semakin lama, bohong jika tidak semakin dirasa. Pelan-pelan seperti ada yang berusaha masuk dan berusaha mengobrak abrik benteng pertahanan anti baper yang sedang dibangun antibodi nya.
"Permisi," ucap pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.
Hanna menoleh, mengangguk sebagai tanda mempersilahkan. Pelayan itu meletakkan beberapa jenis makanan, dan semuanya bertemakan seafood, sesuai nama restorannya.
"Makasi ya, Mas," ucap Hanna sambil tersenyum.
Pelayan itu mengangguk sambil tersenyum, "iya sama-sama, Mba," lalu ia pergi meninggalkan meja.
Hanna bedehem, sebenarnya ia ingin sekali membiarkan kedua orang di depannya itu menikmati suasana laut lebih lama, tapi makanan sudah datang, jika dingin nanti tidak terlalu enak.
"Vany? Amanda?"
Keduanya menoleh bersamaan, lalu pandangannya teralihkan pada makanan dan minuman yang sudah memenuhi meja mereka. Binar-binar bahagia langsung terpancar di wajah mereka, sambil kompak berujar 'yiey' dan mengambil piring kosong masing-masing.
Hanna yang melihat itu tersenyum, ia benar-benar gemas, rasa-rasanya ia seperti sedang melihat sepasang keluarga bahagia yang sedang makan bersama. Ada sepasang kekasih, dan anak kecil yang menemani. Hati Hanna tidak bisa dibohongi, kalau dia sangat menyukai suasana hangat ini, sangat membuatnya nyaman.
"Buat kamu."
Hanna mengerjap. Ia baru saja diberikan sepiring nasi oleh Amanda, padahal tadi dia lapar, mengapa lebih mendahulukan orang lain?
Hanna kini menoleh pada Vany yang terlihat manja meminta untuk dikupaskan cangkang kepiting agar bisa memakannya. Hanna yang sadar diri pun langsung meraih kepiting itu dan mengingatkan Vany agar tidak merepotkan Amanda.
"Sayang. Sama Bunda aja sini. Tante Amanda nya lagi lapar banget loh. Tadi dari perjalanan jauh soalnya, ya?"
Vany menurut mengangguk, pasalnya yang penting bagi Vany sekarang adalah isi dari cangkang kepiting itu, ia sudah tidak sabar untuk mencicipinya, mau Hanna atau Amanda yang membukanya, Vany sah sah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okey, Amanda (GxG - COMPLETE)
Cerita Pendek[ Terima kasih sebelumnya karena tidak memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun ] [ GxG Content ] "Saat kau ragu setelah datangnya yang kedua." @copyright november2019 Awannis07 Status : Complete