:halo // parselmouth
'Halo' // batin
"Halo" // percakapan
_____________________________________
Pagi ini, Phoenix terbangun dengan perasaan gelisah. Entah mengapa ada sihir yang familiar yang berusaha menghubunginya dan seolah terhubung satu sama lain dengan suatu firasat entah apa. Dilihatnya Draco yang masih tertidur dengan bertelanjang dada. Nix pun menuju kamar mandi berusaha mengabaikan perasaan tersebut.
Usahanya untuk mengabaikan kegelisahan tersebut gagal. Semakin ia abaikan maka semakin kuat rasa gelisahnya, mestinya ia berbahagia saat ini. Ginny sudah berteman dengan Astoria dan mendapatkan nama Potter. Marcus bangga menyombongkan kemenangan mereka. Tapi mengapa Nix merasa berat. Ia memainkan makanannya. "Makan Nix" titah Draco yang sedari tadi memperhatikan kembarannya.
"Aku tidak lapar"
"Ada apa denganmu?"kali ini ganti Pansy yang bertanya.
"Sepertinya aku mendapat firasat entah apa, dan membuatku gelisah" balas Phoenix cemberut, karena tidak bisa menemukan akar dari kegelisahannya.
"Sudahlah itukan hanya firasat dan kegelisahanmu yang tak jelas, sekarang makan atau aku yang akan menyuapimu" ujar Pollux pada Nix. Ia tidak mau adik sepupu kesayangannya tidak fokus dikelas dan jatuh sakit karena tidak sarapan.
"Baiklah" ujar Nix dengan terpaksa, karena ketika ia ingin protes dia sudah dihadiahi tatapan garang oleh Pansy, Daphne dan sepupunya, apalagi Draco tatapannya bagai medusa. Nix tidak mau telinganya harus dijejali berbagai ceramah oleh mereka dipagi yang suntuk ini. Jadi dengan bijak dia mengambil pancake dan disiram madu serta whipe cream berperisa vanila dan dipermanis buah strawberry diatasnya.
Phoenix tidak mendengarkan kepala sekolah yang sedang memberi pengumuman, pikirannya sedang berkelana ke antah berantah karena kegelisahan yang mencengkramnya sejak tadi. Dan dia melewatkan info penting atau tidak dipagi ini mengenai guru baru di Hogwarts.
Jam pertamanya adalah DADA ganda dengan Gryffindor. Nix menghela nafas gusar ketika kegelisahannya mucul lagi kepermukaan. Dia duduk dengan tidak tenang, jari-jarinya mengetuk meja dengan tidak sabar dan sol sepatunya menghentak-hentak, membuat Pansy dan Daphne mengerutkan kening mereka atas kelakuan Nix. Ingin mereka menegurnya namun tidak jadi karena Profesor yang mengajar sudah datang.
"Selamat pagi para gadis dan kelas" sapa seseorang dengan ceria dan menabur senyumnya yang cemerlang dan hampir silau bagi kebanyakan gadis. Berkat suara itu Nix kembali kekesadarannya saat ini, kepala yang tadi disanggah tangan kanannya dan menghadap dinding dikirinya kini menghadap kedepan, kearah meja profesor dan dia mengerang dan mengutuk profesor barunya didalam hati.
'Cih sialan aku lupa kalau si penipu ini pengajar DADA tahun ini. Sepertinya musibah pixie tak dapat dihindari dan ternyata ini bukti firasat dan gelisahku, wait kalau ada Dia bukankah berarti Kamar Rahasia ada yang buka? Tapi ini adalah kasus lain. Sial aku harus menemukan petunjuk. Tapi sebelum itu akan bermain-main dengan orang tak kompeten ini' batin Nix sambil menyeringai senang, namun untuk wajahnya ia hanya beraut datar dan malas. Iseng ia menyapukan pandangannya dikelas, dan memutar bola matanya malas dan jengah, kebanyakan para gadis memandangi sang profesor dengan tatapan memuja dan blink-blink, tak terkecuali dari Pansy dan Daphne yang asik bergosip ria. Ia melihat Draco, Theo, Corvus, dan Blaise sama sepertinya yang dilanda bosan, 'Tak adakah yang normal selain kami?' suara Nix didalam hati.
"Baiklah sebelum kelas dimulai saya akan memperkenalkan diri saya, meski kalian sudah tau karena tentunya aku sudah terkenal bukan dengan petualangan-petualangan hebatku yang tertulis dibuku dengan limited edition. Nah perkenalkan namaku Gilderoy Lockhart" buka nya dengan senyum cemerlang dan kelewat lebar, ingin rasanya Nix merobek mulut itu dengan pisau belati hadiah dari bibi tersayangnya Bellatrix. Ketika tatapan profesor itu jatuh pada Phoenix yang sedang melihatnya juga, terdapat kilatan aneh dimatanya. Alih-alih tersipu seperti kebanyakan gadis, Nix merasa takut dan segera menundukkan kepalanya, yang disalah pahami oleh Lockhart bahwa gadis itu tengah malu ditatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix Malfoy [Slow Update]
Fiksi PenggemarSeingatnya dia sudahlah mati, terkena kutukan kematian yang dilontarkan Voldemort saat berduel dengannya dihutan kematian. Ia pun bertemu kepala sekolahnya dan menaiki kereta untuk menuju orang-orang yang disayangi yang telah direnggut sang kematian...