Setiap hari semakin panas saja suhu di dunia ini, padahal aku paling benci dengan suhu udara yang panas. Panas membuatku banyak berkeringat dan membuat badanku menjadi lengket. Ditambah lagi pendingin di ruangan ini rusak, arghhh...... haruskah aku mengalami ini. Semua jendela di sini sudah dibuka lebar untuk mengantisipasi hawa panas, tetapi tetap saja dengan ratusan siswa dan beberapa guru yang memenuhi aula hal itu tidak dapat mengurangi udara panas yang sekarang menyelimuti seluruh ruangan. Satu prosesi lagi yang harus dijelaskan maka proses latihan untuk upacara kelulusan ini akan berakhir dan aku akan terbebas dari ruangan terkutuk ini.
"Untuk prosesi terakhir kalian akan bersalaman dengan kepala sekolah dan wakil-wakilnya. Kalian akan berbaris sesuai urutan nama kalian di sebelah kanan panggung. Dan saat nama kalian dipanggil satu persatu naik ke atas panggung untuk bersalaman dengan kelapa sekolah. Kalian mengerti", Mrs. Stele menjelaskan prosesi terakhir yang akan kami jalani esok hari.
"Mengerti Mrs Stele", jawab seluruh temanku dengan lantang seolah-olah mereka ingin menunjukkan bahwa mereka ingin latihan ini segera berakhir.
"Oke. Ibu rasa cukup latihan ini. Kalian bisa pulang"', Ucapan terakhir Mrs. Stele adalah tanda untuk sesegera mungkin meninggalkan gedung sialan ini.
Tak kusia-siakan waktuku, segera kulangkahkan kakiku meninggalkan tempat ini bersama sahabatku Aime menuju kantin sekolah tak jauh dari gedung aula. Aku menuju tempat duduk favorit kami didekat jendela, sedangkan Aime menuju konter makanan untuk memesan makanan. Sambil menunggu Aime memesan makanan kami, kukeluarkan ponselku dari dalam tas dan menghubungi ibuku.
"Mom, aku sudah selesai. Jam berapa mom akan menjemputku?", Hari ini aku dan ibuku berencana akan mengambil gaun untuk upacara kelulusanku di perancang langganan kami.
"I'm sorry Claire, Mom tidak bisa menemanimu, Mom harus menemani Daddy makan siang dengan klien. Aron akan menjemputmu nanti, dia yang akan mengantarmu", jelas ibuku.
"Aron sedang sibuk dengan kuliahnya mom, aku akan mengambilnya sendiri nanti", aku tak ingin merepotkan Aron yang kini tengah sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya.
"Mom sudah menghubunginya dan dia ada waktu untuk menemanimu",
"Baiklah terserah mom saja. Bye mom", kumatikan sambungan telponku tepat ketika Aime datang membawa nampan berisi 2 gelas lemon tea.
"Kau jadi mengambil gaunmu siang ini?", tanya Aime sambil menyerahkan segelas lemon tea kepadaku.
"Yups. Tapi mom tidak bisa mengantarku",
"Bagaimana kalau denganku?",
"Bukankah kau juga harus mengambil gaunmu",
"Tidak masalah, setelah kita mengambil gaunmu kita bisa mengambil gaunku atau sebaliknya. Bagaimana?",
"Tawaran yang menarik, sayangnya mom sudah terlanjur menghubungi Aron dan memintanya menemaniku",
"Bukankah Aron sedang sibuk saat ini?", ucapnya.
"Mom bilang dia bisa mengantarku", kuangkat gelas di depanku dan meminumnya, "Atau kau hubungi supirmu, tidak perlu menjemputmu. Kita bisa pergi bersama-sama dengan Aron", usulku.
"Boleh juga idemu. Akan aku hubungi supirku", Aime langsung menghubungi supir pribadinya. Aku juga melakukan hal yang sama menghubungi Aron untuk memberitahunya kalau Aime akan ikut bersama kita. Tuut....tuut.....tuut.....tuut....tuut.tuut.tuut..tuut telponnya tidak diangkat, kemana dia? Kucoba sekali lagi menghubunginya. Tetap saja telponnya tidak diangkat, akhirnya kuputuskan untuk mengirimkan pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, I Love You (Complete) [Open PO]
RomanceCinta tidaklah semudah ketika dua insan yang saling mencintai bisa bersatu dan hidup bahagia. Cinta bukanlah sekedar kebanggaan bagi seseorang yang dapat memiliki orang yang dicintainya. Cinta bukanlah hanya sekedar ucapan I Love You. Cinta lebih da...