Part 3

7 0 0
                                    

Disebuah, taman tampak seorang perempuam yang sanggat mirip dengan Karla menangis tersedu-sedu dengan penamilan yang sanggat jauh dari kata rapi begitu pun kedua lelaki tampak babak belur.

"Sahabatku tolong jaga adikku jangan kamu tinggalkan dia!" perintah Aka kepada Arkan. Aka bersiap untuk berlalu namun ditahan Arkan.

"Kamu mau kemana sahabatku?" tanya Arkan yang menghentikan langkah Aka. Aka berbalik menatap sejenak.

"Saya ingin membelikan ibu obat," jawab Aka lalu berlalu pergi. Arkan menatap nanar sabahatnya yang mulai berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Hiks hiks hiks, kak bagaimana kak Arkan pasti ayah akan membunuhku kak? Belum lagi kak Aka dan ibu akan juga pasrti kena impasnya," cerocus ketakutan Mila yang membuat fokus teralihkan penuh kepada Mila.

"Udah mil sabar," balas Arkan mencoba memenenangkan Mila dengan cara memberikan kehangatan tubuhnya.

"Kak Mila cinta sama kakak mau enggak kak menjadi pacar Mila""tanya Mila yang disambut Arkan gelengan Arkan.

"Kenapa kak?" tanya lirih serak Mila.

"Karena kak Arkan tidak mencintai Mila. Dan ingat kata guru BK Mila bukan kalo pacaran tuh dosa," ujar Arkan.

"Oh, Mila lupa. Tapi ini tanggal berapa ini kak," tanya Mila cecengesan.

"Tanggal 12 april 2017," jawab Arkan.

"Hahahahaha, kalau begitu kak belikan Mila roti ya, kak?" ujar dusta Mila yang ragu-ragu Arkan lakukan.

"Sahabatku tolong jaga adikku jangan kamu tinggalkan dia," perintah Aka masih tergiang-giang dikepala Arkan.

"Enggak mil." Bantah Arkan.

"Ayolah aku kepengen roti kak," bujuk Mila yang membuat Arkan tambah bimbang. Tapi, akhirnya ia pergi juga. Sesaat setelah pandangan Mila tak tertangkap Arkan. Ia lalu mengambil sebuah pisau kecil yang tak berdaya berada didekatnya.

"Maaf kak Mila harus pergi. Mila akan berusaha rela untuk kaka. Mila harap kakak Aka dan Arkan enggak berantem lagi seperti dulu," ujarnya Sesaat melihatnya benda tersebut.

Beberapa menit kemudian

Arkan melangkah dengan wajah tak tergambarkan kala menemukan Mila tak bernyawa lagi dengan darah segar masih kentara dipergelangan tangan Mila.

"Mil, bangun, bangun, bangun," ucap Arkan lirih pada Mila yang sudah tiada. Bersamaan dengan itu datanglah Arkan yang melihat kejadian tersebut dengan wajah yang sama seperti Arkan. Arkan tampak shock. Aka menatap penuh kebencian pada Arkan.

"Sahabatku Arkan bisa jelaskan ini semua," ucap Arkan pada Aka.

"Hahaha, sahabatku. Tapi seprti Arkan bukan sahabatku lagi. Lagipula sahabatku yang kukenal enggak pernah melakukan hal sejahat ini pada Aka dan Milaku. Sekali lagi biarku perjelas mulai saat ini dan seterusnya kamu bukan sahabatku lagi. Tapi, musuhku. Jangan memanggiku Aka lagi," ujar Aka pada Arkan.

Mata Danu mengerjap-gerjap Ryan tersenyum manis sekali. Danu menatap Ryan.

"Loe ingin apa, hah?" tanya Danu tak mengerti.

"Mau Mila, Kakak Danu itu Mila ya bantuin supaya kak Aka dan kak Arkan tidak menangisi kepergian Mila dan juga bantu memperbaiki hubungan persahabatan mereka, " ujarnya Mila disambut kebingungan Danu tapi Ryan hanya tersenyum menengakan.

"Pertanda baik Danu," ucap Ryan. Danu mentap Ryan.

"Kemampuanmu sudah meningkat, bro. ku tak percaya kemampuan ini semakin besar my sistermu pastikan iri jika mengetahui ini. Trims, hantu baru kesayangan tuan putri Sasa "Ucap Ryan disambut tawa khas mereka. Mila memandang bête mereka. Arkan yang mendengar tawa Danu terbangun dari pingsannya. Arkan mentap ngeri Danu.

"Dan. Arkan sudah terbangun,"bisik Ryan membuat Danu cepat-cepat tertawa kearah Arkan.

"Ha-ha, Loe tahu bro loe benar-benar konyol," ucap Ryan berpura-pura lucu tapi sebenarnya ia ingin menangis.

"Dasar gila," desis Arkan disambut tawa Mila dan Ryan kesal.

Bersambung

Kekuatan persahabatanWhere stories live. Discover now