Part 4

3 0 0
                                    

Jam istarahat kedua

Kelas 11"Hah, duit untuk beli obat emak tak ade, bapa sudah tak ade lagi, dan uang spp adek juga ndak dibayar apalagi uang sppku juga ndak dibayar. Oh, ya Allah hamba harus bagaimana? duit hasil penjual pun semakin menurun ndak lagi untuk pajoh saja susah," ucap sendu bercampur bimbang menjadi-jadi yang didengar Gita pas Gita tepat berada dipintu kelas 11. Lalu, masuklah Gita dengan pongah.

"Gue bisa bantu loe. Tapi ada syaratnya," ujar pongah Gita menjeda. Arkan merasa bersalah mendengar suara yang ada disebelahnya. Ragu-ragu, ia melihat kesebelahnya. Takkala, ia menemukan Gita dirinya bernafas lega."Syaratnya apa. Gue akan lakukan apapun," ucap Arkan setelah beberapa waktu berlalu Arkan."Gue mo loe dekati Karla. Seterah loe mo nggak mau loe harus dekati tuh anak. Kalau nggak yaitu tuh bukan masalah gue," ucap sadis Gita sambil menunjuk ke Arkan dan ia."Oke," balas Arkan ragu-ragu.

"Kelas 10 A. Bayaranya nanti gue kasih," ucap Gita yang langsung membuat Arkan langsung kekelas Karla. Mila mendengus sinis kearah Gita. Bertepat keluar dari kelas ia menarik rambut panjang Gita. "Awwww...." pekik Gita yang membuat Arkan menghentikan langkahnya. Dan, tepat ketika Arkan membalikkan badannya Mila menghilang. Tanpa diketahui siapa-siapa tampak Sasa yang melihat kejadian itu. Sasa langsung ke kelasnya tampak ia dan Arkan sadari mereka sama-sama berjalan ditujuan yang sama. Tepat Sasa didepan kelasnya Arkan menyadari kehadiran sasa yang daritadi berada didepannya."Hay, yang. Apa kabarmu?" tanya konyol Arkan kepada Sasa."Hay, juga yang. Ai baik. kau?" tanya Sasa balik. "Baik juga. Yang apakah ini kelas Karla?" tanya Arkan."Baik. Aok, kenapa?" tanya Sasa."Ai ade keperluan penting same die," bohong Arkan.

Bersambung

Kekuatan persahabatanWhere stories live. Discover now