Setelah mendapat ijin dari ayah bundanya untuk menginap dirumah Keinan, Saktika langsung membereskan kamar yang berantakan dan menuju rumah Keinan dan tentu saja Sinta masih dikediaman keluarga Wajendra. Wajar saja ini hari sabtu dimana weekend impian Saktika yaitu girlstime bareng temen di rumahnya sendiri atau di rumah teman, jadi Jendra maupun Anjani tidak bisa melarang.
"Bun, Yah. Adek berangkat." Ijin Saktika pada kedua orangtuanya.
"Iya tapi jangan lewat jalan bekas kecelakaan kemarin ya." Perintah Wajendra.
"Kenapa Om?" Tanya Sinta yang penasaran.
"Gapapa cuma ngingetin aja." Ucap Jendra.
"Iya yah tapi kalo gak ada jalan lain tenang aja kok." Ucap Saktika meyakinkan.
"Kalau ada apa-apa inget sopan santun Saktika." Peringat Anjani.
"Tenang atuh Bun."
Sinta dan Saktika mengangguk kemudian mencium tangan Jendra dan juga Anjani.
Sinta dan Saktika menjalankan mobilnya menuju rumah Sinta terlebih dahulu untuk menjemput adiknya yang so pasti ikut dalam setiap kegiatan mereka berdua. Saat ingin menuju rumah Keinan tidak ada jalan lain. Mau tidak mau mereka melewati jalanan bekas kecelekaan misterius kemarin.
"Tik, ini kerumah Kei gak ada jalan lain selain jalan ini gimana?" Tanya Sinta.
"Lah emang knp? Gapapa kali Sin ayo jalan." Saktika meyakinkan Sinta meskipun dalam hatinya merasa akan ada yang aneh sekarang.
"Eh iya Nar, Lo tuh maba fakultas apa sih?" Tanya Saktika.
"Maba fakultas Sastra mba, sekali-kali berangkat bareng kek mba. Masa sama mba Sinta mulu." Jawab Narla dengan menyinggung Sinta.
"Yaudah mulai besok tinggal aja dirumah Saktika." Ucap Sinta singkat.
"Heran deh kalian berdua tuh adek kakak cuma selisih 2 tahun knp sifat kalian 180° sih." Ucap Saktika.
"Lo juga ya Tik, Lo punya kembaran tapi Lo nya judesnya naudzubillah dan kembaran Lo? Menel sana menel sini." Ucap Sinta memutar balikkan ucapan Saktika.
"Yew kan gue ngikut ke ayah. Mba Rira ngikut Bunda. Rama aja tuh yang nyeleneh." Ucap Saktika.
"Ya sama kali mba, Mba Sinta tuh mirip sama Mama. Gue mirip Papa. Gue lebih heran ngapa gitu Mama sama Mba Sinta dinginnya ngalahin kutub utara." Ucap Narla mengejek Sinta.
"Gini banget gue punya adek." Desis Sinta yang masih bisa didengar Saktika.
"Senin gue ada kelas pagi. Dan gue rasa Lo juga ada Nar. So, gue bisa kok jemput Lo buat berangkat bareng lagipula gedung fakultas kita gak terlalu jauh." Jelas Saktika setelah melihat jadwal kelas untuk minggu depan.
Saat hampir mendekati rumah Keinan, tbtb Sinta hampir menabrak sesuatu hingga membuatnya rem mendadak. Tentu saja, Saktika sendiri yang melihatnya tapi Narla dan Sinta tidak mengetahui apa yang mereka tabrak.
"Gue saranin bilang maaf sekarang deh Sin." Saran Saktika dengan tatapan tajam diluar jendela.
Tatapan Saktika tak kalah tajam dengan mahkluk yang ditabrak Sinta. Mahkluk itu berukuran tinggi dengan pakaian serba putih dan rambut yang diurai asal.
"What? Wait-" ucap Sinta terpotong.
"Ngomong maaf Sinta agak kenceng." Petintah Saktika sekali lagi.
"Eh- I'm sorry. Maaf aku gak sengaja nabrak, ijin pergi ya!" Lalu Sinta menjalankan mobilnya menuju rumah Keinan dengan kecepatan yang sedikit ditambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The House of Wajendra Family
FanfictionWoojin dan Seulgi beserta anak-anaknya Keluarga yang memiliki indra keenam. FF rasa lokal