DEVANYA ANGELICA

110 19 0
                                    

Di sore hari yang cerah, Devanya sedang membaca buku novel di kursi taman. Membaca novel adalah hobi Devanya sejak ia memasuki masa putih abu-abu. Wanita dengan rambut yang dikuncir ponytail itu tidak sendirian, ia bersama sahabatnya bernama Clara. Mungkin membaca novel, berkumpul ditaman pada sore hari bersama Clara sudah menjadi kebiasaannya, apalagi bila tidak ada tugas sekolah.

“Novelnya seru banget sih!” kata Devanya pada Clara.

“Ih masa si?? BIKIN PENASARAN DEHH!!!” ujar Clara dengan muka manjanya, Devanya pun tertawa melihat wajah Clara yang begitu imut.

“Heh lo Devanya! Cupu banget si lo!! Pakaian serba pink, rambut dikuncir kayak gini lagi! Lo tau kan Lan, kayak ekor nya kuda!” seorang pembully berat yang bernama Karin tiba-tiba datang bersama sahabatnya bernama Alana.

“Ih tau tuh, jiji banget deh, warna pink nya juga pink nyorak.” Balas Karin dengan nada yang menghina. Namun, Devanya hanya diam dan menundukkan kepalanya.

“Eh! Apa urusannya sama lo? Seneng banget gangguin dia?! Gak disekolah, gak diluar sekolah!” Sahut Clara sambil menjambak kuat rambut Alana dengan sekali tarikan. Clara anak nya memang pemberani, dia orang nya gak bakal tinggal diam kalo orang yang dia sayangi itu disakitin sama seseorang.

OH MY GOD. Berani-beraninya ya lo sama gue.. udah deh ya, GAUSAH IKUT CAMPUR!” sahut Karin sambil mendorong Clara hingga terjatuh. Dengan segera sahabatnya tersebut melerai, dan lebih memutuskan untuk pergi dari tempat.

***
“Clar, lebih baik tadi kamu nggak usah nanggepin.” ujar Devanya pada Clara sambil berjalan menuju rumahnya.

“Tapi dia kan udah ngejahatin lo Nya?”

“Iya. Memangnya kalau dia udah ngejahatin aku, harus kamu balas dengan kejahatan juga ya?”

“Yaaa, ta—" Devanya segera memotong pembicaraannya.

“Kejahatan itu nggak usah dibalas sama kejahatan jugak. Kejahatan itu di balas sama kebaikan. Kejahatan yang udah mereka lakuin ke kita, biar Tuhan aja yang balas. Aku bukan sok suci, tapi aku cuma nggak mau kamu sama kayak mereka, sama-sama jahatnya.” sahut Devanya dengan pandangan yang lurus.

BENCI ATAU CINTA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang