Namaku Ayshila Finendra, keluarga dan sahabat biasa memanggilku Shila. Tapi semenjak hari itu, aku lebih memilih dipanggil Fine yang artinya baik, aku ingin semua baik-baik saja, always fine.
5 menit sudah aku menggenggam handphone dan hanya menatapnya. Aku ingin mengirim pesan kepada Linda sahabatku tapi aku ragu. Berbagai kekhawatiran dan ketakutan berkecamuk dipikiranku. Apa aku sudah siap? Bagaimana jika Linda tak mau mendengar penjelasan ku? Atau bagaimana jika dia menolak untuk bertemu?
2 tahun bukan waktu sebentar, ada banyak hal yang bisa berubah, termasuk manusia. Bagaimana jika Linda sudah melupakanku dan menganggapku hanya bagian dari masa lalunya? Kutatap kembali handphoneku dan kuberanikan diri mengetik pesan dengan gemetar
To : Linda
Hai Lin, apa kabar?
Maaf aku baru bisa menghubungimu sekarangAyshila
Centang 1,,,,huft..
ini sudah larut. Kuletakkan handphone diatas nakas. Lalu berbaring disamping 2 malaikat kecilku, Abi dan Alea.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pagi hari saat tengah memakaikan baju Abi, handphone ku berdering kencang, tertera nama Linda disana.
"Halo Shila?" sapa Linda
"Ha...halo" jawabku gemetar
"Shila....astaga, kamu kemana aja? kenapa baru kasih kabar sih? "
"A..aku masih di Jakarta Lin"
"Oh ya....sebelah mana? Jakarta mana? Aku udah nyari kamu kemana mana. Aku kekosmu gak ada, kerumahmu juga gak ada bahkan semua teman kita kutelfon dan gak ada yang tau kamu dimana, kamu seperti ditelan bumi Shila" teriaknya.
"pokoknya kita harus ketemu hari ini juga, eh enggak, sekarang! Kita harus ketemu, aku butuh penjelasan. Aku tunggu di cafe Kenangan, aku berangkat sekarang", lanjutnya
"Oke" kataku sambil mengangguk.
Segera kuselesaikan pekerjaanku dan mempersiapkan keperluan Abi dan Alea lalu mempersiapkan diriku sendiri. Yah,,,banyak yang harus aku ceritakan padamu Lin, gumamku.
Cafe Kenangan masih sama seperti dulu, cafe ini kecil namun penuh kenangan, didepannya terdapat kursi dan meja berbaris terbuat dari berbagai bahan daur ulang, ada meja dari ban mobil bekas, kursi dari peti kayu, tong cat yang disulap menjadi kursi berkaki tinggi, dan juga dipan bambu yang dapat dipakai bersantai. Sekelilingnya diberi pagar kayu berwarnacoklat, seolah memberi batas antara cafe dengan dunia luar. Diatasnya tertutup tumbuhan rambat markisa dan bunga melati Belanda menambah semerbak aroma khas cafe ini.
Kudorong pelan troliku ke dalam cafe. Seorang pelayan membukakanku pintu, aku celingak celinguk mencari Linda dan menengok ke kanan, Linda ada dipojok melambai padaku, kuhampiri dia.
"Shila.....aku kangen banget" sambutnya dengan memelukku erat
"Aku juga" kataku, kita berpelukan agak lama sampai kita merasakan ada air mata yang juga ikut menetes. 2 tahun adalah waktu terlama kita berpisah, aku dan Linda telah bersahabat sejak SMP dan baru kali ini aku meninggalkan dia dalam waktu yang lama.
"Okey,,,jadi aku yang bertanya atau kamu yang langsung cerita?" tanya Linda seusai acara peluk pelukan tadi
"Mmmmm kamu aja yang tanya Lin", karna aku gak tahu harus mulai dari mana
"Baik. Pertama apa kamu kemana aja? dan kapan kamu menikah?" Tanyanya sambil melirik ke arah Abi dan Alea
Aku menggeleng lemah.
Linda menggenggam tanganku. "Ceritakan La. Aku akan mendengarkan"
Kutarik nafas dalam, rasanya begitu berat.
"Mereka anak anakku Lin. Alasan kenapa aku menjauhimu dan menghilang adalah karna mereka. Saat pengumuman kelulusanmu, aku merasa sangat mual dan pusing. Aku memutuskan untuk periksa ke dokter dan dokter mengatakan bahwa aku hamil 2 minggu. Aku shock, aku pingsan. Saat bangun aku seperti orang linglung, aku mengingat kembali apa yang sudah terjadi dan bagaimana kedepannya, masa depanku sudah pasti hancur. Beasiswaku akan dicabut dan aku tidak akan dapat kuliah lagi, teman temanku juga akan menjauhiku, dan keluargaku pasti akan sangat malu. Aku menghubungi ayah dari bayi yang kukandung tapi tak direspon. Pesanku hanya dibaca. Hampir saja aku bunuh diri"
Linda semakin mengeratkan genggamannya, mataku sudah berkaca kaca tapi aku menahan agar tidak tumpah. Aku Fine,,, maka aku harus baik baik saja.
"Lalu kenapa kamu gak menghubungiku,La. Aku slali ada buat kamu" ucapnya
"Aku tak mau merusak kebahagiaanmu Lin. Saat itu kamu tengah bahagia dengan gelar magistermu, dan aku belum siap jika teman temanku atau keluargaku tau. Aku lebih memilih menghadapi masalahku sendiri. ini kesalahanku, sudah sepantasnya aku bertanggungjawab. Makanya aku hanya bilang kalau aku pergi"
Linda beralih kesisiku dan memelukku.
"Maafkan aku waktu itu tak menemanimu La. Jujur saat itu aku marah padamu karna kamu tiba tiba hilang begitu saja. Aku kalang kabut mencarimu berbulan bulan, aku khawatir. Aku menghubungi semua teman teman kita tapi tak ada satu pun yang tahu. Aku mendatangi orang tuamu tapi mereka bilang kau tak ingin aku hubungi"
"Maafkan aku Lin. Maaf...."
Linda menepuk nepuk punggungku dan mengeratkan pelukannya
"Oke.... sekarang mari kita bahas sepasang manusia lucu ini" katanya sambil mengambil Alea dari troli. Sementara Abi masih nyaman tidur ditrolinya.
"Berapa usia mereka?" Tanya Linda sambil menimang Alea
"1 tahun, Abi kakaknya dan Alea adiknya, mereka hanya berjarak 5 menit."
"Bagaimana kamu mengurus mereka? Kamu punya asisten?"
"Nggak Lin. Sejak lahir aku mengurus mereka sendiri"
"Waw....luar biasa. Kan pasti ribet banget. Trus kamu kerja apa?"
"Aku kerja sebagai sekretaris di salah satu perusahaan swasta. Aku menitipkan mereka di TPA (tempat penitipan anak) perusahaan dan mengambilnya saat pulang. Bosku juga cukup pengertian slalu memberikanku izin untuk menyusui di sela sela kerjaku"
"Syukurlah kalau kamu dapat Bos baik" ucapnya sambil meletakkan Alea kembali ke troli karna telah terlelap.
"Kamu gimana Lin?"
"Hmmm aku kan slalu bilang aku sih gak ngebet sedikasih - Nya aja, tapi kayaknya belum"
"Mas Erlangga sibuk apa sekarang?"
"Biasalah masih seputaran kerja kerja broker. Ha ha ha.... Btw ayah dari mereka tahu nggak dengan keberadaan mereka?"
"Nggak. Aku gak pernah menghubungi lagi setelah waktu itu. Aku berharap dia tak pernah tau"
Linda hanya mengangguk angguk
"La, minggu depan mau ikut nggak? Kita mau ngopi bareng, si Heru kan udah jadi Deputi. Syukuran gitu," La. Gak akan nanya macem macem. Nanti aku jemput yah"
Aku mengangguk lemah. Aku telah memutuskan untuk bertemu sahabatku maka aku juga harus siap bertemu orang-orang di masa lalu. Termasuk lelaki itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~£€£~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hallo reader.... Ini tulisan romance pertamaku, tolong vote dan coment nya yyyy
Maaf kalau tulisannya masih berantakan, kalau ada saran dan kritik aku akan sangat senang☺️
Jangan lupa share juga yyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu
Romance"Terima kasih, tapi kau tak berhak ikut bertanggungjawab atas kehidupan mereka" "Tapi aku ayah mereka La. Kalau gak ada aku gak mungkin ada mereka kan" "Kau hanya menitipkan benih, Than gak lebih! Dan sebagai rasa terima kasihku, kuijinkan kau menen...