Resolusi

148 8 3
                                    

Minggu, 17 November 2019
Materi: Resolusi
Tutor: Rachmah Wahyu
Moderator: Desimala, Hilda
Notulen: Mufi

——————————

Perkenalkan manteman, namaku Rachmah Wahyu Ainsyah. Biasa dipanggil Ra. Nama pena R. Wahyu sedangkan nama wpku rachmahwahyu. Kesibukan sekarang ini mahasiswa. Genre kesukaanku misteri.

Malam ini kita mau membahas tentang Resolusi.

Apakah kalian sudah tahu tentang resolusi?
Resolusi bagian akhir dari alur. Jadi alur dibagi menjadi lima bagian: eksposisi, komplikasi, klimaks, antiklimaks dan resolusi. Bagian-bagian sebelumnya pasti sudah dijelaskan oleh tutor yang lain, kan?
Jadi sekarang daku akan menjelaskan tentang bagian resolusi aja. Resolusi adalah ending dari sebuah cerita.

Ada tiga macam jenis ending: happy ending, sad ending sama ending menggantung. Kalian pasti sudah tahu kan?
Kalau happy ending itu ya bahagia, aman, sentosa.
Kalau sad ya sedih, gundah, gulana.
Kalau menggantung ya gitu nggak jelas gitu sedih apa bahagia.

Karena aku suka banget sama misteri aku selalu bermain-main dibagian endingnya. Biasanya aku tambahan beberapa plot twist pada antiklimaksnya. Jadi pas resolusinya, jengjeng! Pembaca bakal terkejut.

Harapanku begitu.

Tapi kadang ada aja pembaca yang sudah bisa menebak endingnya

Pada bagian resolusi itu sebaiknya dijelaskan segala jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada selama cerita bergulit. Jangan sampai menyisakan tanda tanya kecuali emang kamu sengaja mau bikin ending yang menggantung.

Ada baiknya jika menyisipkan beberapa pesan moral. Sehingga saat menutup buku, pembaca kita akan merasakan berbagai perasaan di dalam hati.

Cerita kita harus jadi cerita yang berkesan dan terbawa lama sampai selesai cerita itu selesai dibaca. Bukan hanya sekadar menghibur lalu dilupakan.

————— Sesi Tanya Jawab —————

Q1.
Bagaimana jika akhir yg diinginkan penulis tidak sesuai dengan ekspektasi pembaca dan terkesan mengecewakan? Padahal sebagai penulis, kita tidak memberikan happy ending untuk suatu alasan yg logis. Apa ini termasuk kesalahan penulis yg tidak mengikuti pasar pembaca? atau biarkan saja?

A1.
Ending itu hak sepenuhnya bagi penulis.
Mau happy, mau sad, mau gantung itu semua tentunya sudah dirangkai oleh penulis dengan berbagai pertimbangan. Kita nggak ada kewajiban untuk memuaskan pembaca. Pada dasarnya, pembaca nggak akan pernah puas, semua pembaca punya selera yang berbeda. Jadi lebih baik puaskan diri sendiri sebagai penulis.

Ada satu cerita aku yang sampai hari ini selalu diprotes endingnya, tapi sudah aku putuskan begitu dan aku nggak akan berubah pikiran. Kan kita juga punya alasan kenapa kita bikin ending seperti itu.

Q2.
Bagaimana dengan ending cerita yang memiliki sekuel? Haruskah disisipkan cerita berikutnya di endingnya?

A2.
Aku juga bikin cerita berseri. Tapi sebenarnya setiap serinya nggak saling berhubungan. Kalau aku sih, lebih suka ending yang tertutup. Entah itu sad atau happy. Aku nggak suka digantung haha.
Tapi mungkin bisa ditambahkan secret ending kayak di film2 Marvel. Jadinya pembaca pasti penasaran buat baca sekuel selanjutnya. Kalau aku biasanya melampirkan sinopsis untuk sekuel selanjutnya.

Q3.
Jadi intinya resolusi/ ending ini lebih ke menyelesaikan konflik di satu kisah ya. Terlepas mau sekuel atau berseri, yg jelas beda konflik tiap kisahnya gitu ya kak

A3.
Iya sebaiknya kalau cerita berseri itu konfliknya lebih baik beda. Karena kalau sama aja konfliknya pembaca bisa bosen.

Q4.
Mengenai resolusi nih kak, bagaimana cara agar pembaca tidak dapat menebak plot twist yg telah kita bubuhkan dalam cerita yg udah kita kemas sejak awal?

Haruskah bermain-main dengan ending menggantung agar pembaca semakin dibuat penasaran sampai akhir?
Lalu, cara menyisipkan pesan moralnya di akhir itu seperti apa saja, kak? Agar pas gitu.

A4.
Bbikin ending yang tidak dapat ditebak itu sulit. Aku punya sahabat dekat yang selalu bisa menebak ending ceritaku walaupun aku sudah aku bulet-buletin. Sebenarnya sih karena kita deket banget kayaknya dia bisa baca isi kepalaku wkwkwk jadi sangat sulit untuk mengelabuhi dia.

Kalau reader yang baca ceritaku selama ini belum ada yang bisa menebak ceritaku dari pelaku, motif sampai trik pembunuhannya kayak dia. Kalau salah satu aja sudah nggak tertebak aku sudah cukup puas.

Q5.
Asal ada aja yg tidak bisa ditebak oleh pembaca, maka bisa dikatakan berhasil, kan, Kak?

A5.
Tentunya kita harus pasang banyak jebakan biar cerita kita nggak mudah ditebak. Bikin banyak tersangka dan buat semuanya mencurigakan. Nah, supaya nggak gampang ditebak cerita harus banyak red herringnya.

Q6.
Lantas bagaimana nih jika tokoh utamanya lah yg pembunuh sebenarnya? Dia ini pintar bikin jebakan untuk mengelabui para detektif dan polisi?

A6.
Itu salah satu jenis plot twist namanya unrealiabel narator. Terus tentang mengisipkan pesan, pesan yang bisa membekas itu menurutku yang kausalitas. Ada sebab ada akibat. Jadi ending itu bukan sesuatu yang tiba2 ada. Tapi terangkai dari keseluruhan cerita dari awal sampai akhir.

Q7.
alau misalnya pada bagian resolusinya itu mengantung. Lebih bikin kearah pembaca menyimpulkan sendiri endingnya. Itu boleh gk sih? Jadi bawaan ceritanya itu gk sedih menurut beberapa pembaca, tapi di beberapa pembaca sebaliknya.

Kyk toy story 4, endingnya ngegantung... temenku bilng itu happy ending karena si woody memutuskan untuk jadi mainan hilang bareng sama temen dombanya. Sedngkan aku sad, karena dia pisah dengan kawan2nya yg lain. Dan menurut kkk itu ending ya bagus ato giman?

A7.
Balik lagi ke awal tadi kalau ending adalah hak sepenuhnya dari penulis. Penulis bikin ending menggantung juga pasti karena pertimbangan tertentu. Mungkin aja mau dibikin sekuelnya. Kita mana tahu.

Penulis pasti sudah memikirkan ending terbaik versinya sendiri. Pembaca cukup menikmati aja. Kalau aku sih nggak suka digantung hehe. Aku sukanya yg pasti2 aja. Penulis nggak punya kewajiban untuk memuaskan pembaca.

——————————

Pesan ya,  tetep semangat aja. Aku tahu kalian semua punya kesibukan, tapi harus konsisten menyelesai ODOC yah. Soalnya sudah aturan kalian nggak bisa bagian dari kita kecuali lulus ODOC. Semuanya itu tergantung dari niatnya. Kalau kalian emang punya niat, pasti nggak ada hal yang sulit.

Menulis itu proses yang menyenangkan. Nikmati prosesnya. Jangan dijadikan beban.

Semoga semuanya bisa lolos ODOC.

Ringkasan Kelas Menulis The WWG Jilid IVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang