KAMIS , 7 OKTOBER 2019, tepatnya di siang hari bolong kami berangkat menuju kota Medan. Kami ada 6 orang dalam satu mobil Xenia yang direntalkan suamiku. Kami adalah sekeluarga dari turunan mertuaku.
Mobil meluncur terus mulai meninggalkan Kota Pekanbaru, kami melewati Muara Fajar. Jalannya jelek, berlobang-lobang membuat kami penumpangnya terguncang-guncang. Sopirnya menyetir agak kencang, walau dibiang "santai sajalah nyetirnya amang", tapi sopirnya tetap saja kencang.
Tanpa terasa kami sudah nyampek di Rokan Hilir. Kami singgah di salah satu rumah saudara famili dari kakak ku yang bermarga nadeak. Yeah,,,, paling-paling setengah jam-an , kami sudah berangkat kembali. Mobil jalan terus, jam 7 lewat dikit kami singgah di rumah Edaku (kakak ipar saudara perempuan suamiku).
Aku langsung turun dari mobil menuju Kedai, Edaku punya warung Tuak . Aku salam dulu suami Edaku, salam mertua Edaku, yang kebetulan datang dari kampungnya di Siantar. Kami cerita-cerita, lalu mandi ,baru makan. Setelah selesai makan ,kami pun siap-siap berangkat lagi, dan Edaku yang punya rumah ikut bareng kami menuju Medan.
Jadi kami kini ada 7 orang di mobil itu. Kira-kira jam 10 malam kami sudah nyampek di bagan batu. Kami istirahat, minum bandrek, biasa lah biar jangnan masuk angin. Satu jam sesudah itu kami melaju lagi. Tiba-tiba angin kencang, hujan pun deras sekali. Agak takut juga waktu itu. Tapi mobil tetap harus kencang, padahal jalanan licin.
Kami saat itu di jalan Gunung Tua. Lampu Sein sebelah kanan tetap dihidupkan , akupun heran kenapa semua mobil yang lewat situ lampu sein kaknan hidup semua. Biar penasaran ku hilang aku bertanya kesopirnya. Lalu sopir menjawab, kalau tidak dihidupkan nanti ditangkap begal, katanya tempat itu rawan perampok atau begal.
Jadi biar aman tetap jalan kencang dan sein kanan tetap dihidupkan. Kiri kanan jalan hutan karet yang sangat lebat. Dan kami pun sudah nyampek di Rantau Parapat, hujan pun sudah berhenti. Tiap ada POM bensin kami berhenti mau ke toilet dan istirahat sejenak. Mobil pun jalan lagi, terus..... hingga tiba-tiba saja kami semua terkejut dan hampir mati. Mobil kami menabrak interkuler yang sedang berhenti mendadak di depan.
Waktu itu kami agak tertidur , gak tau juga yah apakah sopir yang lagi ngantuk atau memang rem mobil yang kurang kencang, dan mobil meluncur terus, hingga nabrak. Akhirnya mobil pun pecah kaca lampu depannya, dan bumper depan mobil bonyok .
Tapi dibalik itu semua, syukurlah Tuhan masih memberkati kami bertujuh yang di dalam mobil. Terimakasih Tuhan Jesus masih melindungi kami, "tapi berkatilah kami hingga kami sampai ke tujuan,Amin".
Kini kami sudah di Deli Serdang mau ke Medan Kota menjemput anak kakak, yang sekolah di Medan. Kami lama mutarmutar mencari lokasi dia tinggal, akhirnya ketemu juga tempat kost anak kakak. Kami pun istirahat,yang laki-laki tinggal di mobil, kami yang perempuan semua pergi ke kost an , untuk menjemput anak kakak dan ikut bersama kami.
Mobil pun meluncur terus, tiba-tiba si kakak ngajak kami sarapan pagi, yeah makan lontong medan. Seesai sarapan kami pun bergegas kembali ke jalan Binjai (Tol menuju ke Pangkalan Berandan). Sesampai di kota yaitu jalan Tanjung Pura, tiba-tiba mobilnya JIM (berasap dari depan). Kami pun takut, dan buruburu keluar.
Waktu itu hujan gerimis,yang bapak-bapak membagusi mobil, sementara kami yang perempuan duduk-duduk di emperan toko di jalan tanjung pura. Setelah mobil diperbaiki kami pun berangkat, sampai di POM bensin Tanjung Pura, kami sudah dijemput anak kakak yang di Berandan, dia menunjukkan jalan kerumahnya.
Sampailah kami di Langkat, itu nama kampung kakak ku. Rumah kakak itu di Puncak, dataran tinggi, kami serombongan mendaki jalan setapak ke rumahnya. Sesudah nyampek dirumahnya, kakak kami itu belum pulang dari pasar, anakanaknya bilang mamaknya lagi belanja ke Berandan.
Kami pun satu persatu membersihkan tubuh yang sudah kumal (mandi) setelah itu, kakak pun datang dari pasar membawa ikan mas yang gede-gede, untuk dimakan dan untuk pesta besoknya. Kami pun semua cerita-cerita , dan keluarga yang dari kampung ,tiba pula satu mobil lagi. Rumah kakak pun penuh datang semua keluarga , dari kampung Dolok Sanggul ,dari Pekanbaru,dari Berastagi, dari Medan, dan dari Jakarta anak kakak yang paling tua namanya Evi.
Jam 2 malam kami pun di rias di Salon , MaceUp-an di sanggul biar kelihatan cantik dipesta pernikahan anak kakak ku. Kami pakai Kebaya dan berangkat ke Gereja untuk menyaksikan pemasumasuon anak kami sama parumaen kami. Dan setelah selesai pernikahan di Gereja, kami kesebelah tempat Aula yang disedikan untuk acara membayar adat ke Hula-hula (orang tua) menantu kami.
Pesta sangat meriah sampai malam jam 8 baru selesai. Kami kembali kerumah,mandi dan makan bersama semua keluarga berkumpul diruang tamu, untuk memberi tumpak ke kakak kami. Tumpak itu ,untuk bantuan biaya kerugian pesta. Setelah selesai semua, kami pun pamit dan permisi untuk pulang kembali ke Pekanbaru.
Kami pun saling bersalaman antar semua keluarga, dan bersyukur bahwa pesta kami berjalan dengan lancar. Semoga kakak Evi sekeluarga tetap berbahagia dan kakak panjang umur, sehat-sehat terus, bisa membimbing anak-anaknya.
Sampai jumpa lagi kak di lain waktu.
Aku sayang Kak Evi....
Oleh : Nelly Juntak