;alur dipercepat demi kepentingan bersama/?
"Perkembangannya sangat baik. Nutrisimu terpenuhi, tolong tetap pertahankan hingga persalinan tiba Sihoon-ah."
Sihoon mengangguk. Menutup kembali perutnya lantas bangkit dari ranjang dimana ia baru saja melakukan pemeriksaan mingguan. Sihoon memperhatikan gerak gerik si dokter muda tersebut. Apa memang sejak dulu kantung mata Seungyoun begitu tebal seperti sekarang? Wajahnya juga terlihat letih tak seperti biasa.
"Dokter, bisakah aku meminta hasil usg nya?"
"Tentu, berapa lembar yang kau inginkan?"
"Satu saja cukup."
Seungyoun mengangguk, setelahnya memberikan lembaran hasil pemeriksaan rutinnya kepada si manis. "Trimester ke dua ini kau benar-benar tak menginginkan sesuatu Sihoon-ah?"
Sihoon menggeleng mengabaikan tatapan Seungyoun memilih menatapi selembar foto abstrak calon bayinya. "Tak ada hyung. Aku hanya makan dengan baik, istirahat dengan baik. Anak ini-- benar-benar pintar kurasa. Bukan sesuatu hal yang aneh kan, jika aku tak menginginkan apapun?"
Seungyoun terkekeh. "Tentu tidak. Hanya saja, kehamilan yang terjadi pada orang banyak mungkin saja akan menujukan gejala seperti menginginkan sesuatu hal. Tenang saja, bukan sesuatu yang patut dikhawatirkan."
Sihoon membelai perutnya. Ia bersyukur bayinya tak banyak meminta pada sang ayah yang mungkin saja akan membuat Sihoon enggan memintanya pada pria tampan tersebut. Situasi disekitar mereka masih sangat canggung. Sangat tak nyaman bahkan hanya sekedar makan malam bersama.
"Hyung, kau baik?"
"Kurasa-- ya? Apa aku terlihat buruk?"
Sihoon meringis. "Jujur saja, iya. Kantung matamu mengerikan. Dan apa itu-- cepatlah cukur kumis dan janggutmu!"
Seungyoun mau tak mau terbahak karenanya. Sihoon ini-- apa pria manis itu tak dapat berbohong sedikit saja untuk menyenangkan hatinya? "Aku tak memiliki luang Sihoon-ah. Lagipula, dengan kumis tipis dan janggut bukankah aku nampak lebih menggoda?"
Sihoon mendelik. "Mau ku pukul? Aku tak berusaha mengatur hyung, hanya saja hyung itu dokter. Maka bercerminlah seperti seorang dokter yang berpendidikan tinggi dengan isi otak cemerlang dan hidup bergelimang harta. Jangan seperti ini, kau benar-benar tak merawat dirimu sendiri."
Seunyoun tersenyum. Membenarkan ucapan yang mendekti nasihat dari bibir pasiennya tersebut. "Beberapa hari belakangan waktu tidurku berantakan, pekerjaanku menumpuk dan yah-- mengurus diri jadi opsi yang paling kuabaikan."
"Mau bercerita? Tenang saja, aku bukan tipe orang mudah membeberkan aib orang lain." Ucap Sihoon bangga.
"Aku akan menceritakannya nanti. Sampai jumpa dua pekan lagi Sihoon-ah, ingat selalu pesanku."
Untuk saat ini, Seungyoun hanya ingin menyimpannya seorang diri.
➖➖➖
Minhee mengerutkan kening. Diujung sana, kekasihnya tengah berbicara dengan seseorang dibalik sambungan telepon. Nampaknya pembicaraan keduanya cukup rumit, sebab dapat dilihat bagaimana kerutan kening Yunseong dan beberapa kali pria tampan itu memijat pangkal hidungnya.
"Jangan libatkan Minhee. Ia tak tahu apapun."
Minhee mematung. Yunseong baru saja menyebut namanya? Apa sesuatu hal buruk terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔
FanficLee Hangyul konglomerat yang menginginkan keturunan tanpa terlibat status pernikahan. Sementara Kim Sihoon pemuda yang tak biasa hidup dalam kemiskinan, menginginkan kehidupan nyaman tanpa niat berusaha keras. Hingga satu tawaran menggiurkan menggod...