Thank u for 21k+ reads❤️😊
———Haaahhh...
Jia mendesah sambil menyandarkan punggung pada sandaran kursi.Saat ini ia tengah berada di kelas. Selama satu jam berjalanannya perkuliahan Jia sama sekali tidak menangkap satu pun yang dikatakan dosen. Pikirannya kemana-mana. Fokusnya selalu teralihkan pada Wonwoo dan Jia benci itu. Ia benci terus memikirkan Wonwoo.
Beberapa menit kemudian kelas berakhir. Jia bergegas memasukkan notebook ke dalam tas kemudian ia langsung meninggalkan kelas. Rencananya hari ini Jia ingin langsung pulang ke apartment. Kebetulan tidak ada kelas lagi sore nanti dan Jia juga tidak ingin berlama-lama di kampus.
Dalam perjalanan menuju gerbang kampus Jia berpapasan dengan seseorang yang bisa dibilang Jia sedang tidak ingin bertatap muka dengan orang itu, Eun Kyung.
Menyadari itu Jia terus berjalan sambil membuang muka. Pergerakan kakinya juga lebih cepat. Tapi sepertinya memang sudah direncanakan oleh gadis itu, Eun Kyung langsung berdiri menghadang jalan Jia. Sontak langkah kakinya terhenti kemudian menatap Eun Kyung tajam.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Ucap Eun Kyung padanya.
Jia memutar bola matanya, malas. "Apa?!." ucapnya agak ketus.
"Bisakah kita bicara di caffe?" Pinta Eun Kyung.
Jia pun mendengus pelan sebelum akhirnya mereka pergi ke caffe kampus.
Keduanya sekarang duduk saling berhadapan dengan meja kecil diantaranya. Jia menatap keluar jendela sambil melipat kedua tangan didepan dada.
"Jia, aku minta maaf.." Ujar Eun Kyung memulai percakapan. Sesungguhnya Eun Kyung agak takut untuk mengatakannya langsung pada Jia. Ia takut Jia tidak akan menerima permintaan maafnya atau bahkan tidak percaya apa yang dikatakannya. Memang ini adalah kesalahan dirinya dan Wonwoo. Mereka berdua terpengaruh dengan budaya Amerika yang membuat keduanya santai ketika melakukan sesuatu yang agak intim. Padahal sebagai orang Korea mereka tahu bahwa itu salah. Terlebih keduanya mencintai orang lain. Merasa bodoh sekaligus jahat, itulah yang dirasakan Eun Kyung sekarang.
Jia tidak memberikan respon. Ia tetap diam dengan posisi yang sama.
Eun Kyung pun kemudian menunduk sekilas lalu melihat ke arah Jia, lagi. "Aku tau sangat terlambat bagiku atau Wonwoo mengatakan semuanya sekarang dan baru meminta maaf. Tapi aku hanya ingin kau tau. Semua ini adalah kesalahanku. Aku yang lebih dulu menghampirinya dan Wonwoo—"
"Cukup! Langsung ke inti saja. Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?" Jia memotong Eun Kyung. Ia kemudian menoleh pada Eun Kyung tapi tetap menunjukkan ekspresi datarnya. Jia memulai situasi menjadi lebih serius.
"Tolong jangan bersikap seperti ini pada Wonwoo. Dia tidak salah."
Jia kemudian berdiri. "Baiklah. Itu saja kan? Aku pergi!" Ucapnya langsung bangkit dan berbalik, pergi.
Eun Kyung tersentak melihat Jia pergi. Ia agak panik disaat bersamaan karena bingung harus mengatakan apa lagi agar Jia mau mengerti. Eun Kyung ingin membantu Wonwoo agar hubungan mereka kembali normal. Namun kegigihan Jia dengan pendiriannya itu membuatnya pusing harus melakukan apa.
"Jia-ya.. Aku tau kau hanya kecewa padanya. Tapi tolong mengertilah. Wonwoo tidak benar-benar ingin melakukannya jika bukan karena kebodohanku. Wonwoo benar-benar mencintaimu, Jia!" Teriak Eun Kyung sambil berdiri yang sukses membuat langkah Jia terhenti mendengarkannya dalam posisi membelakangi Eun Kyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfiction[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...