Kebenaran

1.2K 75 24
                                    

"Kadang yang terlihat dan terdengar tak sesuai dengan apa yang dipikirkan"

Tidak terasa sudah seminggu telah berlalu semenjak aku meminta kak Mahesa untuk break. Selama itu pula kita benar-benar menjalani aktivitas sehari-hari tanpa bertemu atau bertukar kabar. Tanpaknya kak Mahesa memenuhi janjinya untuk memberi aku waktu mengenai permasalahan yang terjadi.

Pagi tadi entah mengapa kak Kinan tiba-tiba menghubungiku dan mengajak bertemu. Aku sempat ingin menolak, namun akhirnya aku menyetujuinya. Walau bagaimanapun aku tidak bisa terus-menerus menghindarinya. Buat apa juga aku menghindarinya? Entahlah hanya saja aku merasa tak nyaman bertemu dengannya.

Saat ini aku berada di sebuah kafe dekat kampus sedang menunggu kak Kinan. Aku sengaja mengajaknya bertemu dengannya disini karena aku selesai kelas sore agar tak terlalu jauh.
"Sorry Sal dosennya tadi telat keluarnya" Kak Kinan langsung menghampiriku ketika melihat lambaianku dari pintu masuk kafe.

"Gapapa kak" Aku berusaha untuk tersenyum. Aku lalu menyodorkan minuman yang sudah aku pesankan pada kak Kinan.

"Ada apa ya kak? Tumben ngajak ketemu?" Tanyaku to the point.

"Lo sama Mahesa putus?" Sudah kuduga pasti kak Kinan ngajak bertemu karena mau bahas kak Mahesa. Seketika moodku jadi jelek.

"Kenapa kakak tanya aku, mending kakak tanya langsung aja sama kak Mahesa"

"Tuh anak uring-uringan semingguan ini, jadi gue kira dia ada masalah sama lo. Apa karena berita itu?" Aku mencoba mengalihkan pandanganku dari  kak Kinan yang menatapku penuh dengan tanda tanya.

"Gue harap lo ga salah paham Sal, Gue bisa jelasin semuanya"

"Jelasin apa kak? Kalo emang kak Mahesa memilih untuk balikan sama kakak aku terima. Aku hanya orang baru diantara kalian"

"Lo dengerin dulu cerita gue, setelah itu terserah lo mau nyimpulin gimana" Kak Kinan meyakinkanku, bukan karena aku meragukannya tapi aku takut hati ini semakin terluka mendengar kenyataan.

"Gue sama Mahesa tumbuh bersama dari kecil, bahkan orang tua kami pun saling menganggap kami seperti anak kandung. Mungkin karena kami sama-sama kehilangan sosok yang begitu berarti dalam hidup kami begitu cepat. Saat aku dan Mahesa berumur 10 tahun Mama gue meninggal karena suatu penyakit. Tepat 40 hari nyokap gue meninggal Papa Mahesa mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Mulai saat itu kami berjanji untuk saling menjaga satu sama lain. Kami saling menyayangi, tapi rasa sayang gue dan Mahesa tumbuh berbeda. Gue sayang sama Mahesa bukan sebagai sebagai saudara tapi rasa sayang gue ke dia seperti rasa sayang seorang perempuan terhadap seorang laki-laki. Namun sayangnya Mahesa tak merasakan hal yang sama" Aku mengangkat sebelah alisku seakan bertanya "Kok bisa pacaran kalo emang gapunya rasa yang sama?"

"Dia ga pernah dekat sama cewek kecuali gue, akhirnya pas waktu kelulusan SMA gue memutuskan untuk mengakui perasaan gue ke dia. Dia bilang dia mau jadi pacar gue, tapi dia ga bisa janji bahwa  dia bisa memiliki rasa yang sama karena dia hanya nganggep gue sebagai saudara. Gue tau dia nerima gue karena dia ga mau gue terluka. Aku sadar itu tapi aku tetap menerima dengan harapan suatu saat dia bisa punya rasa yang sama. Kita menjalani hari seperti biasa walau status kita sudah pacaran. Hingga akhirnya dia ketemu lo, dia ga pernah seterbuka itu sama cewek apalagi yang baru dia kenal. Dia diam-diam memperhatikan lo dari jauh" Aku mendengarkan penjelasan kak Kinan tanpa mengintrupsi.

"Gue tahu kalo dia tertarik sama lo. Tapi, gue mencoba menyakinkan diri sendiri kalo presepsi gue salah. Hingga akhirnya gue memutuskan untuk putus dengannya dan pura-pura kalo gue udah dijodohin sama bokap. Dia sangat noob untuk masalah hati dan yang paling bodohnya lagi dia minta bantuan lo buat ngomong sama gue waktu itu. Gue tau kok kalo lo juga suka sama Mahesa dan hal itu pula yang buat makin gedeg sama tu anak" Seketika aku menundukkan kepala, merasa malu pada diri sendiri dan merasa bersalah karena sudah menuduh kak Mahesa dan kak Kinan tidak-tidak.

"Kalo masalah foto liburan  yang beredar itu emang beneran" Seketika aku mengangkat kepala dan menatap kak Kinan.

"Hahahahah" Kak Kinan tertawa lepas.

"Itu foto liburan 2 tahun lalu. Tenang aja kita liburannya bareng keluarga kok. Liburan kemaren mana bisa kita liburan, perusahaan bokap gue terkena masalah sampe harus di audit segala. Jadi bokap gue minta bantuan Mahesa setiba dia balik dari luar kota. Waktu itu keadaannya bener-bener kacau banget. Sampe seminggu Mahesa ga ngabari lo?" Aku diam tak menjawab pertanyaan kak Kinan.

"Mahesa sadar kok dia ga ngasih kabar ke lo sampe seminggu lamanya. Bahkan saat lo nelfon waktu itu dia masih sibuk sama gue. Ketika masalah perusahaan mulai sedikit membaik gue nyuruh dia ngehubungin lo tapi HP lo ga aktif. Mahesa akhirnya nyamperin lo ke rumah tapi rumah lo kosong, dia tanya tetangga katanya lo sekeluarga ke bandung. Pada saat itu dia benar-benar bimbang mau nyusul lo atau bantuin bokap buat ngurusin perusahaan"

"Maaf gue ga bermaksud buat ngerusak hubungan lo sama Mahesa. Please, gue minta tolong banget sama lo. Dia sekarang butuh lo banget. Kemaren Mahesa dilarikan ke rumah sakit karena penyakit magh nya kambuh. Gue ga habis fikir sama tu anak udah tau punya magh akut tapi masih aja suka lupa makan kalo lagi ada masalah"

"Sekarang keputusan di tangan lo" Kak Kinan menyodorkan secarik kertas berisi sebuah alamat rumah sakit yang kuduga merupakan rumah sakit tempat kak Mahesa dirawat.

Kak Kinan lalu beranjak pergi meninggalkanku yang termenung mendengar kabar bahwa kak Mahesa dilarikan ke rumah sakit. Rasa khawatir terus membuncah ingin ku segera berlari menuju rumah sakit.









Part ini full dengan penjelasan kenapa kemaren-kemaren Mahesa ngilang ya dan penjelasan hubungan awal mula Mahesa  dan Kinan jadian 😊

Oh ya menurut kalian Salsa mending balikan sama Mahesa atau jalan masing aja guys?
Jangan lupa votement yaaaa😊
Spam next sebanyak-banyaknya boleh hehhe

SALSA'S STORIES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang