Chapter 5: Penyelidikan Si Wanita Jalang

16 8 0
                                    

Chapter 5


Penyelidikan Si Wanita Jalang


Pagi hari berikutnya kami berkumpul untuk membicarakan rencana selanjutnya tentang penangkapan Fera, namun kami belum menemukan solusi apapun karena informan kami yang merupakan teman Rika sudah tewas ditangan sang predator anak tersebut.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Fani.
"Yang jelas kita harus segera menangkap orang ini sebelum teror di Ferocity semakin besar." Ucapku.
"Tapi Lia, kita tidak tahu harus memulai dari mana lagi, kita tidak punya petunjuk lain lagi." Ucap Fani.
"Seperti yang kita tahu Ivory berkata jujur namun karena kecerobohannya menyebabkan kita terjebak dalam perkara yang lain lagi dan ia sendiri sampai harus meregang nyawa, kita harus segera mencari jalan keluar lain untuk menangkap Fera Karena sepertinya orang ini juga cukup berbahaya." Ucap Jeamiy.
"Cih..." Ucap Rika.

Tiba-tiba Rika langsung mengambil pistol yang ada diatas meja tempat kami berdiskusi dan langsung menembakkannya ke tembok yang ada disisi kanannya, kami tidak tahu alasan kenapa dia melakukan itu namun ia menembakkan pistolnya dengan wajah tertunduk diam.

"Aku mau keluar mencari udara segar." Ucap Rika.

Usai menembak dengan alasan yang tidak jelas dia ingin keluar untuk mencari udara segar dengan wajah yang masih tertunduk.
Aku mengerti mungkin ia masih merasa bersalah karena menuduh Ivory dan setelah mengetahui kebenarannya ia belum sempat meminta maaf karena Ivory sudah meninggal tepat setelah kebenaran dari ucapannya terungkap.

"Hei Rika tunggu kau mau kemana?" Tanya Fani.
"Biarkan dia sendirian untuk sementara waktu, perasaannya mungkin sedang bercampur aduk sekarang." Ucap Jeamiy.
"Sepertinya dia masih merasa sedih karena temannya telah tiada." Ucap Fani
"Aku akan menyusulnya untuk membantu dia menenangkan pikiran." Ucapku.
"Lia biarkan dia sendirian untuk sementara waktu." Ucap Jeamiy.
"Aku tak bisa tinggal diam jika ada temanku yang murung seperti itu." Ucapku.
"Tunggu Lia...!" Ucap Jeamiy.

Tanpa memedulikan ucapan Jeamiy aku segera menyusul Rika, mungkin dia memang ingin sendirian untuk beberapa saat tapi tetap saja aku tidak tega jika dia memendam perasaan seperti itu sendirian.
Diluar ia sedang memukul pohon berkali-kali dengan tangan kanan sembari wajahnya masih tertunduk diam, aku mengerti apa yang sedang ia rasakan sekarang dan aku berniat untuk menghampirinya dan membantu menenangkan pikirannya.

"Rika berhenti menyakiti dirimu sendiri, aku tahu apa yang kau rasakan sekarang tapi tetaplah tenang, kau punya teman yang bisa kau jadikan tempat berbagi perasaan." Ucapku.
"Orang yang tidak tahu apa-apa lebih baik diam saja..." Ucap Rika.
"Eh.." Ucapku kaget.

Aku terkejut Rika berkata seperti itu kepadaku.
Aku hanya bisa terdiam setelah Rika berkata seperti itu, ucapannya memang ada benarnya bahwa aku memang tidak tahu apa-apa tentang Ivory karena baru bertemu satu kali, mungkin kehadiran Ivory dalam kehidupan Rika memang sangat penting.

"Apa yang sudah aku katakan, Lia aku minta maaf tidak seharusnya aku berkata seperti itu kepadamu." Ucap Rika.
"Tidak apa-apa, kau memang ada benarnya bahwa aku memang tidak tahu apapun tentang Ivory, tapi ingatlah Rika bahwa teman ada untuk menjadi tempat berbagi perasaan baik itu susah maupun senang." Ucapku.
"Iya aku tahu, maafkan aku." Ucap Rika.
"Iya tidak apa-apa." Ucapku.
"Meskipun Ivory orang yang licik dan berotak mesum tapi dia tetaplah orang baik yang selalu membantuku, ia tak pernah sekalipun berbuat tidak senonoh meskipun aku dalam keadaan lengah, dan setiap godaan yang ia katakan itu hanya sebatas bercanda dan dia tidak benar-benar berani melakukannya." Ucap Rika.
"Sepertinya dia memang orang yang penting bagimu." Ucapku.
"Yah begitulah, jika tanpa bantuan darinya aku mungkin tak bisa banyak membantu untuk Z.E.R.O, aku hanya sedih karena dia sudah tiada dan aku belum sempat meminta maaf untuk apa yang sudah aku katakan kepadanya." Ucap Rika.
"Kita pasti bisa menangkap orang ini, Ivory yakin bahwa kau bisa melakukannya dan dia juga tidak akan senang kalau kau terus merasa sedih seperti ini, Jeamiy pernah bilang terkadang jangan ikut libatkan perasaan dalam beberapa hal karena bisa saja berakibat fatal." Ucapku
"kita harus melacak ponsel milik Ivory untuk menemukan petunjuk selanjutnya." Ucap Rika.
"Baik, kau bisa melakukannya kan?" Tanyaku.
"Serahkan saja kepadaku." Ucap Rika.
"Siap komandan." Ucapku.
"Sebelumnya bawa ini, akan sangat berguna jika ada keadaan darurat." Ucap Rika.
"Aku tidak tahu benda apa ini, tapi baiklah." Ucapku.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang