Pinggul terasa pegal, begitulah yang Changbin rasakan. 'Olahraga' malam yang ia lakukan bersama Seungmin kemarin malam benar-benar ekstra, hingga rasanya Changbin bisa lumpuh selamanya jika mereka masih melakukan itu sampai pagi. Pukul empat sore, Changbin baru bangun, tidak mendapati sang tuan di sebelahnya, hanya sebuah note yang bertuliskan bahwa pria itu pergi ke kantornya sebentar dan akan segera pulang.Dengan langkah yang sangat sulit, Changbin membawa dirinya ke kamar mandi, membersihkan dirinya yang terasa lengket. Setidaknya ketika sang tuan telah kembali, ia sudah terlihat seperti manusia lagi. Meski tak mengenal Seungmin sepenuhnya, yang ia ketahui pria Kim itu adalah orang yang suka kebersihan, mungkin tidak dengan mulutnya. Orang itu selalu bicara kotor, apalagi ketika bercinta dengannya. Changbin, kau baru saja ditiduri olehnya satu malam, tapi kenapa tingkah mu seolah Seungmin telah melakukannya berulang kali padamu?!
Selesai mandi, Changbin pergi ke dapur, beruntung rumah tuannya ini tidak bertingkat, namun ya begitu, sangat luas. Bahkan Changbin membutuh banyak langkah agar bisa sampai ke dapur. Mengambil minum untuk melegakan kerongkongannya yang terasa kering, sekaligus mencari makanan, karena sekarang perutnya meronta-ronta minta diberi asupan makanan.
Changbin membuka kulkas, keningnya berkerut karena tak menemukan apapun disana, selain berbotol-botol alkohol, minuman soda, susu pisang, susu biasa dan air putih. Hanya itu yang ada disana, tidak ada makanan apapun, kecuali selai kacang dan coklat. Tidak mungkin Changbin menjilati selai itu, tidak-tidak.
"Orang ini tidak makan nasi? Mungkin mi instan?" Changbin beralih pada lemari penyimpanan, dan sekali lagi tempat itu hampa, tak ada makanan satupun kecuali perabotan rumah tangga seperti panci-pancian.
"Apa dia vampir? Mungkinkah dia mengisap darahku ketika meniduri ku, makanya ia tak perlu makan lagi? Oh, leherku terasa pegal." Changbin memegangi lehernya, meraba itu untuk merasakan apakah disana terdapat bekas gigitan seperti dugaannya atau tidak, namun semua itu hanyalah imajinasi liarnya saja, tidak ada vampir Seo Changbin.
Changbin mengendarkan pandangan ke seluruh penjuru yang dapat ia tangkap pada bangunan luas itu, mendengus bosan sambil mengelus perutnya yang mengomel di dalam sana, saling bersahutan.
"Apa dia akan segera pulang?" Gumamnya pada diri sendiri.Kringg...
Changbin menolehkan kepalanya ke sumber suara, bel rumah tuannya berbunyi. Changbin sekali lagi mengeryit dahinya, siapa kira-kira orang yang bertamu ke rumah Seungmin, jika orang itu adalah Seungmin, tidak mungkin dia akan memencet bel untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri. Lalu siapa?
Karena penasaran, Changbin akhirnya dengan susah payah berjalan menuju pintu depan rumah Seungmin, memeriksa interkom agar tahu siapa orang yang telah memencet bel rumah Seungmin.
"Hai nak.." Changbin terpaku di tempat ketika mendapati sosok yang sangat ia benci, sekaligus ia takuti. Nerakanya. Sang Ayah tiri. Dengan seringaian kejam, orang itu mampu membuat Changbin tak berkutik untuk beberapa saat, dengan manik melebar takut.
"Merindukan ayahmu ini? Jadi sekarang kau hidup disini? Menyenangkan? Seharusnya kau berterima kasih pada ayah, kalau bukan karena ku kau tidak akan hidup di tempat ini, sialan!" Kaki Changbin bergetar hebat, sekuat mungkin ia mempertahankan keseimbangan ketika senyum menakutkan itu menghantui kepalanya, ia trauma berat.
Mungkin hanya dengan gertakan dan senyuman kejam itu mampu membuat Changbin membunuh dirinya sendiri, orang itu benar-benar iblis.
"Kau tau nak, kau harus membalas kebaikan ku ini. Tenang saja aku tidak meminta sesuatu yang aneh, aku hanya akan membawamu pergi dari tempat ini. Kita datangi tempat yang lebih menarik." Ujar orang itu seraya memandang Changbin, mengintimidasi sang anak tiri dengan sangat mudah. "Dan membuatmu dibeli dengan harga lebih mahal dari ini."
Setelah mengatakan itu, sang Ayah tiri tertawa kencang. Membuat lutut Changbin benar-benar-benar lemas, hingga anak itu terjatuh.
🔞
Seungmin dengan senyumnya yang merekah, pula kedua tangannya yang penuh dengan kantong plastik besar yang isinya adalah makanan, berjalan masuk ke teras rumahnya. Ia memperbaiki ekspresi nya, tak mau begitu kentara bahwa ia sedang berbunga, tak ingin bocah yang berada di dalam rumahnya merasa terlalu percaya diri karena berhasil membuatnya 'berbeda' dalam satu malam.
Seungmin menggesekkan kartu pada mesin door locknya, berdehem sekilas dan membuat mimik wajahnya sedatar mungkin.
"Aku pul-"
"Changbin?" Seungmin mendapati Changbin duduk dilantai dengan tatapan kosong, seolah nyawa anak itu melayang entah kemana. Dengan alis bertaut, perlahan Seungmin mendekati Changbin, berjongkok dihadapan sang bocah. Seungmin menyentuh pundak Changbin, namun tindakannya itu membuat Changbin tersentak, pupilnya melebar.
Changbin menolehkan kepalanya pada Seungmin, dengan bening cembung pada matanya, anak itu tersenyum getir pada Seungmin, membuat sang tuan makin curiga. "Kau kenapa, nak?"
"T-tidak.. aku baik-baik saja, tuan." Dengan susah payah Changbin menjawab pertanyaan Seungmin se-normal mungkin, ia tak mau sang tuan tahu akan kedatangan sang Ayah tiri.
"Jangan berbohong padaku bocah, ada apa denganmu? Kenapa kau bertingkah seolah habis melihat hantu?" Changbin menggeleng, lantas kembali tersenyum, kali ini lebih lebar. Kaca cembung pada pernik sayunya lenyap, dalam sekejap ia mampu memanipulasi segalanya.
"Tidak, aku tadi terpeleset karena tidak sengaja menginjak lantai yang basah. Dan kau tau, berkat mu sekarang pinggulku rasanya lumpuh, aku tidak bisa jalan." Seungmin mengulum senyum mendengar penjelasan Changbin, ia menganggukkan kepalanya sambil memandang sekitar, mencari lantai basah yang dimaksud Changbin.
"Kalau begitu merangkak lah, aku tidak Sudi menggendong tubuh karung beras seperti mu." Seungmin mengusak surai cokelat terang Changbin, lantas meninggalkan anak itu dan meletakkan dua kantung plastik yang ia bawa tadi ke meja dapur. Tak mau peduli dengan dengusan yang di keluarkan sang bocah.
"Apa-apaan! Dia menggunakan ku sepanjang malam, dan sekarang dia mencampakkan ku. Dasar orang tua kolot!"
"Diam, atau aku akan benar-benar membuat mu lumpuh, bocah!"
-tbc-
Maaf mas-mas ini ganteng sekali :"))
KAMU SEDANG MEMBACA
[15]Mr Kim [Kim Seungmin & Seo Changbin] Short Story | 18+✔
Fanfic[COMPLETE] Seungmin kira sikap heroiknya berujung sia-sia. Namun kalau dipikir-pikir, boleh juga. . Warning ⚠ BXB berisi mature content Changbin bottom!! Seungmin top! crack pair! 🔞 percayalah! Age exchanged