Lembar 14

815 126 7
                                    

    Waktu yang terus berjalan di saat entah manusia itu tetap berjalan atau memutuskan untuk berhenti, mengantarkan Seoul kembali menuju kegelapan. Menepikan semua orang untuk sejenak beristirahat dari aktivitas padat mereka hari itu.

    Hari yang sibuk namun tidak dengan Changkyun yang hanya mengurung diri di dalam kamar tanpa memiliki keinginan untuk keluar dari tempat persembunyian paling amannya tersebut, bahkan dia tidak mengizinkan siapapun membuka pintu balkon atau gorden sekalipun. Sehingga ia tidak tahu jika langit di luar sana sudah menggelap.

    Yang ia lakukan seharian ini hanyalah berpikir dan membaca artikel dari beberapa situs yang ia temui di internet yang membahas tentang Manusia Srigala. Entah apa yang terjadi, dia belum bisa memahami hal itu secara nalar. Seharusnya tidak ada Manusia Srigala di kehidupan nyata, itulah yang terus berputar di dalam pikirannya.

    Namun semakin ia menentang, semakin ia tak memiliki jawaban apapun ketika bayangan Srigala besar di hadapannya berubah menjadi manusia. Itu akan sangat keren jika dia melihatnya sebagai Film, namun itu terdengar mengerikan ketika ia melihatnya sebagai kenyataan.

    Perhatiannya teralihkan ketika ia mendengar suara ketukan pintu, namun bukan pintu kamarnya yang berbunyi. Melainkan pintu kamar gantinya.
    Perlahan dia meninggalkan ponselnya dan menoleh ke arah pintu ruang ganti yang tertutup. Tidak ada siapapun di sana, dan bahkan dia baru saja meninggalkan ruangan tersebut setelah selesai mandi.

    "Jun Hyeong?" ucap Changkyun ragu-ragu.

    Pintu kamar ganti tiba-tiba terbuka dari dalam dan benar bahwa Junhee lah yang berada di sana. Hantu itu kemudian keluar dan tepat saat itu pula tatapan mengintimidasi Changkyun langsung menghentikan pergerakannya.

    "Kenapa Tuan Muda melihatku seperti itu?"

    "Hyeong bisa lewat pintu, kenapa harus lewat sana?" ujar Changkyun dengan suara datarnya namun terdengar begitu menuntut.

    "Ini adalah pintu." celetuk Junhee tanpa mengerti hal yang baru saja ia lakukan sedikit menakuti Changkyun.

    Changkyun yang merasa kesal pun kemudian berbicara dengan lantang, "yang ku maksud adalah pintu yang itu, bukan yang itu!" ujarnya sembari menunjuk ke arah pintu masuk dan beralih pada pintu kamar ganti.

    "Lain kali aku akan mengingatnya."

    Changkyun mendengus akan respon Junhee yang begitu santai, Junhee kemudian berjalan mendekat dan berhenti di samping ranjang.

    "Tuan Muda tidak ingin turun untuk makan malam?"

    "Jam berapa sekarang?"

    "Setengah tujuh malam."

    "Sungguh?"

    "Ye. Tuan muda terlalu lama melihat ponsel, hal itu tidak baik untuk mata Tuan Muda."

    Changkyun kemudian menjatuhkan ponsel di tangannya begitu saja dan berbaring.

    "Kapan Taehyung Hyeong akan pulang?" gumamnya, namun ia di kejutkan oleh suara batuk seseorang.

    Changkyun sedikit mengangkat kepalanya dan mengarahkannya kepada Junhee. "Suara siapa itu?"

    "Itu adalah suara, Tuan."

    Mendengar hal itu, Changkyun segera bangkit dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dia mendengar suara itu sangat dekat, tapi di mana?

    "Di mana dia sekarang?"

    "Sepertinya beliau tengah duduk di balkon."

    Dahi Changkyun mengernyit, merasa ada kesalahan besar dari ucapan Junhee. Bagaimana bisa Taehyung berada di balkon jika sejak pagi tadi ia sama sekali tidak meninggalkan kamarnya dan tidak mendapati keberadaan Taehyung, akan sangat tidak masuk akal jika Taehyung berada di balkon tanpa melewatinya.

GHOST IN THE WIND [Guardians Of The Lost Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang